Don't forget to vote, comment and follow.
Thank you🐝
ılıılıı
“Lo tuh gimana sih, Mit?! Kita muternya ke kiri dulu baru ke kanan! Kalo lo salah-salah terus kayak gini, gimana kita tampil buat pentas seni nanti, coba?!Yang ada lo cuma malu-maluin grup kita!”
“Gue heran, kenapa Kak Yunda masih masukin lo ke grup setelah sekian kesalahan lo itu.”
“Mending lo keluar deh sana, gak guna juga bisanya cuma jadi beban!”
“Ini udah kali ke tiga kita latihan dan lo masih salah, yang jatuh lah, yang salah gerakan lah, yang lupa gerakan lah. Lo tuh niat join ekskul gak sih?!”
“Maaf. Ayo latihan sekali lagi, gue–”
“–capek! Lo kira ngulang itu gak capek? Koreografi nya banyak! Dan semua itu gak mudah, kalo lo nya bener, harusnya latihan kita selesai dari tadi!”
“Udah-udah, kita istirahat dulu aja.”
Teman-teman satu grupnya satu-persatu meninggalkan Mitra diruang latihan. Cewek dengan rambut lurus se-punggung itu menghela nafas frustasi kemudian bersandar pada dinding.
Bukan sekali dua kali ia melakukan kesalahan. Setiap kali latihan, paling tidak ada satu kesalahan yang ia lakukan. Jelas, itu membuat teman-teman satu grup nya merasa jengkel lantaran dalam sekali latihan harus di take beberapa ya sampai latihan mereka sempurna tanpa cela, setelah itu barulah latihannya dinyatakan selesai.
Namun hari ini adalah yang terparah, sudah tiga kali mereka mengulang gerakan yang sama, tapi lagi-lagi Mitra mengacaukan nya. Terkadang Mitra bingung, sebenarnya apa yang membuatnya selalu gagal? Namun...
Mitra bangun dari duduknya, menyalakan backsound lagu koreografi dance nya. Tangan dan kakinya mulai lincah bergerak membentuk sebuah gerakan rumit. Tubuhnya memutar untuk menyesuaikan ketukan irama. Terus begitu, lincah dan lentur, menyesuaikan gerakan dengan lagu, sampai selesai, tanpa kesalahan.
Mitra terbelalak kemudian menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. “Gue bisa...” Gumamnya.
Prok! Prok! Prok! Prok!
Suara tepuk tangan mengalihkan atensinya ke ambang pintu kelas dance. Netra nya membulat sempurna ketika Ratara—dengan tampang datarnya—bertepuk tangan di ambang pintu. Mitra gugup seketika, karena salah tingkah ia pun berjalan mundur seraya menyelipkan beberapa anak rambutnya ke belakang telinga. Ratara menghampiri.
Keduanya saling berhadapan, Mitra dan Ratara mungkin sudah saling mengenal sejak lama. Mungkin sudah lima tahun lamanya mereka menjalin pertemanan, namun bagi Mitra, Ratara hanyalah sebatas kenalannya. Dan dia akan selalu merasa canggung jika berinteraksi dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts Comunity
Teen FictionSeperti pendar temaram lembayung senja di ufuk cakrawala. Setelah menggantungkan keindahannya di jumantara, dia pergi meninggalkan memori indah bagi siapa saja yang melihatnya. - 𝗔𝗟S𝐓R⍟E, 2023. ©kosakatakita 2023 Highest Rank 🏆🏅 #2 in Ryujin [2...