🌼17. | Senja Dan Ratara |

64 10 17
                                    

Don't forget to vote, comment and follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget to vote, comment and follow.

Thank you🐝

ılıılıı

Kayanala yang tadinya sudah bersiap di jok motor Ozi, terpaksa turun dan menghampiri sepasang kekasih-yang katanya tengah break-itu.

"Kalo lo mau pergi sama Mitra. gakpapa, Ji." Kata Kayanala. Ozi tampak menimang sejenak.

Di satu sisi ita tak enak dengan Kakaknya Kayanala, karena dia menitipkan Kayanala padanya. Ozi yang membawa Kayanala pergi maka harus bertanggungjawab memulangkan nya.

Namun di sisi lain, ia tak mampu menolak permintaan Mitra, karena Ozi sendiri pernah mengatakan apa yang Mitra katakan, bahwasanya dia siap kapanpun jadi rumah berpulangnya jika Mitra membutuhkan.

"Gakpapa. Dari sini, jalan dikit ke gapura mah gak jauh." Kata Kayanala lagi, membuyarkan lamunan Ozi. Sedangkan Mitra, menatap mereka secara bergantian.

"Kamu harus tau porsi untuk pacar dan... Sahabat kamu." Imbuh Mitra.

Merasa di sindir, Kayanala melepas helm cetok milik Ozi dan mengembalikannya ke pemiliknya. Ia merapihkan sedikit anak rambut yang menutupi wajahnya, lantas ia tersenyum menenangkan ke arah Ozi. "Udah, gue balik ya. Jagain cewek lo, jangan di bikin mewek mulu." Pesan Kayanala. Langsung pergi begitu saja meninggalkan Ozi.

Namun, tanpa Mitra prediksi, laki-laki itu justru berlari mengejar Kayanala-yang baru saja melangkahkan kaki nya di trotoar.

"Dari sini sampe rumah lo, lumayan jauh. Bawa duit gue, pulang naik angkot. Sorry, gue gak bisa nganter lo pulang. Sampein permintaan maaf gue ke Abang lo." Kata Ozi seraya mengacak pelan rambut Kayanala. Belum sempat Kayanala menjawab, cowok itu terlebih dahulu berlari kembali pada Mitra.

"Dasar bucin. Sok-sok-an mau break. Ujung-ujungnya gamon juga." Kayanala terkekeh. Ia kantongi lembar uang lima ribuan itu di saku, kemudian memilih berjalan kaki ketika motor Ozi menjauh dari pandangannya.

Sembari menyusuri jalan, menikmati semilir angin yang menerpa. Kayanala menatap langit sore hari yang tampak lebih cerah dari hari biasanya. Helaan nafas kecil tedengar dari bibirnya. Lantas ia berhenti melangkah. Ketika seseorang dengan tiba-tiba menyamai langkahnya.

Dia Ratara.

"Annyeonghaseyo Paduka Ratara." Sapa Kayanala ogah-ogahan.

Jika boleh diberi sebuah pilihan, maka Kayanala ingin pinjam pintu kemana saja punya Doraemon, mau menghilang kemana saja. Asal tidak bersama Ratara. Jantung dan mental nya di pertaruhkan disini. Dan Kayanala tidak mau mati gasik gara-gara spot jantung deket-deket sama yang namanya Adhigana Dewa Ratara.

7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts ComunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang