Don't forget to vote, comment and follow.
Thank you🐝
ılıılıı
“Jika sandyakala mengizinkan, maka, bolehkah, lo dan gue menjadi amorfati amerta?”
Kayanala mengerjap. “Ehm...?”
Kemudian Ratara tertawa kecil sejenak. “Jangan serius nanti baper.”
“H-hah? Apa sih, prik nih si Mas nya.” Meski grogi masih menguasai, namun sebisa mungkin Kayanala stay cool agar tak terlihat salah tingkah, alay, norak dan lebay. Image nya harus tetap terjaga sempurna.
“Gue kemaren belajar bahasa Sansekerta, nyari kata-kata bagus. Dan setelah gue baca berulang-ulang, gue bisa nulis ungkapan perasaan gue lewat kata-kata. Yang dalam satu kata nya itu, makna nya manis. Jadi, gue bisa ngungkapin perasaan, tapi gak secara langsung.”
“Lo lagi ngungkapin perasaan nih ceritanya?” Ceplos Kayanala. Detik berikutnya, ia merutuki kebodohannya sendiri dalam hati.
“Enggak. Gue cuma bacain tulisan pertama gue.”
Kayanala menganggukkan kepalanya kikuk. Dadanya sesak, sedikit. Ekspetasi yang ia lambungkan setinggi langit seperti di hempas jatuh hingga dasar terdalam realita.
“Menurut lo, bagus, gak?” Kayanala menoleh sekilas ke arah Ratara. Sebisa mungkin menghindari kontak mata, sebab, entah mengapa hatinya terasa sakit disertai dengan matanya yang mulai memanas.
Seperti saat kamu jatuh cinta, yang dapat jatuhnya saja. Bukan cintanya.
“Bagus kok. Kalo lo nembak cewek yang lo suka, boleh juga tuh.” Kata Kayanala di akhiri dengan tawa canggung.
“Percuma kalo dia gak paham bahasa sastra.”
“Iya juga, sih. Ya udah, matahari nya udah lewat. Sebelum gue berangkat kerja, gue mau interogasi lo sama Rateja dulu di kontrakannya Ozi, ayo.” Kayanala menyabet tas ranselnya, kemudian ia tenteng begitu saja. Di susul oleh Ratara yang membereskan alat melukisnya.
Setelahnya, cowok itu menjebloskan Hoodie hitamnya ke leher Kayanala, membuat separuh wajah bagian mulut sampai pangkal hidungnya tenggelam oleh Hoodie Ratara.
Kayanala memakai Hoodie Ratara dengan benar, bibirnya mengerucut. “Becandaannya gak lucu banget, sumpah.” gumamnya.
ılıılıı
“Gue nuntut cerita kalian! Gak di lebihin apalagi dikurangin. Apa adanya!”
Ratara dan Rateja duduk beriringan dengan posisi duduk bersila. Kama bermain game online di sudut ruangan bersama Desta. Lain dengan Mitra dan Ozi yang lagi nonton televisi berdua, seraya mengemil camilan yang di beli Ratara dan Kayanala sebelum sampai di sini.
“Kalo perkara ini tentang lo, gimana?” Jawab Rateja, Kayanala mengerutkan keningnya.
Flashback on.
“See? Gue menang.”
Laki-laki itu menatap lawan bicaranya dengan sengit. “Jangan seneng dulu. Lo berhasil deketin dia, bukan berarti lo menang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts Comunity
Teen FictionSeperti pendar temaram lembayung senja di ufuk cakrawala. Setelah menggantungkan keindahannya di jumantara, dia pergi meninggalkan memori indah bagi siapa saja yang melihatnya. - 𝗔𝗟S𝐓R⍟E, 2023. ©kosakatakita 2023 Highest Rank 🏆🏅 #2 in Ryujin [2...