🌼11. | Temenan, Yuk? |

58 13 58
                                    

Don't forget to vote, comment and follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget to vote, comment and follow.

Thank you🐝

ılıılıı

“Rusak?” Desta menunduk, tatapan Bunda begitu kecewa saat melihat kamera peninggalan Ayah hancur tak berbentuk.

“Muka kamu, kenapa?” Tanya Bunda. Desta mendongak menatap iris mata Bunda yang tak sehangat dulu. Sorot mata itu tampak kosong dan hampa. Dan Desta tidak tahu, bagaimana cara mengembalikan Bunda-nya. Bunda yang menatapnya penuh kasih sayang, Bunda yang merawatnya tanpa pamrih, Bunda yang berbicara lembut padanya. Desta, rindu itu semua.

Tangan Desta bergerak, namun sebelum sempat untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan Bunda, beliau lebih dulu menyela. “Bertengkar dengan temanmu, lagi?” Desta menggeleng.

“TERUS APA?! KAMU SETIAP PULANG BABAK BELUR PASTI GARA-GARA BERANTEM SAMA TEMEN KAMU!” Sentak Bunda, Desta terkejut kemudian reflek mundur satu langkah dari hadapan Bunda.

“MAU NGELAK? BIAR APA KAMU BEGITU, DESTA? ITU GAK AKAN BIKIN KAMU KEREN!” Kata Bunda lagi, di cengkramnya bahu Desta cukup erat, membuat Desta menatap takut kearah Bunda-nya.

“Hidup kita udah susah! Jangan kamu tambah susah! Fokus sekolah, jadi anak yang membanggakan! Supaya kamu tidak diinjak-injak orang! Bukan terus terlibat pertengkaran sehari-hari!” Netra Bunda bergetar, lantas ia menjauhkan tangannya yang mencengkram bahu Desta cukup erat.

Beliau mengacak rambutnya yang mulai rontok, “ARRGGHH! KENAPA SAYA HARUS TERJEBAK DISINI! KENAPA SAYA YANG HARUS MENDERITA PADAHAL AYAHMU YANG MEMBUAT SAYA SEPERTI INI! DIA YANG MELAKUKAN KESALAHAN, KENAPA SAYA YANG HARUS MENANGGUNG BEBAN NYA!” Bunda semakin histeris, lantas dibanting nya barang-barang yang ada di sekitarnya. Ketika Desta mendekat, Bunda menjauh.

“PERGI KAMU! PERGI! JANGAN KAMU SENTUH SAYA! PERGI, ARGGH!” Tak peduli terkena amukan Bunda, Desta tetap mendekati nya. Mendekap nya, seraya membantu Bunda meminum obat penenang.

Tak lama, Bunda terlelap efek obat yang dia minum. Desta memangku kepala Bunda, mengelus surai yang kini telah banyak yang memutih dan perlahan-lahan rontok akibat penyakitnya, di elus nya wajah Bunda yang tampak kusam efek di terpa matahari sehari-hari itu dengan penuh sayang.

Tuhan. Desta gak tega, kalau bisa, kasih penyakit Bunda ke Desta. Jangan biarkan Bunda menderita. Beliau berharga buat Desta, tolong bagi beban Bunda ke Desta...

Mata itu tampak sayu, menatap sendu pada Bunda yang merawatnya dari kecil tanpa bantuan sosok Ayah di sampingnya.

Perlahan-lahan, Desta mengangkat tubuh Bunda. Membawanya ke kamar, menidurkan nya di ranjang dengan selimut yang ia tarik sebatas dada.

Bunda tidur yang nyenyak ya. Jangan sakit, Desta ikutan sakit.

“Pergi... Pergi kamu...” Gumam Bunda parau.

7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts ComunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang