🌼26. | Perkara #2 |

50 8 26
                                    

Don't forget to vote, comment and follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget to vote, comment and follow.

Thank you🐝

ılıılıı

“Nala, Ibu minta tolong siapin adik-adik kamu, ya. Ibu harus berangkat ke laundry sekarang,”

“Iya, Bu. Tenang aja, semua aman sama Nala. Ibu berangkat aja, sekolahnya Zira sama Gala, ini urusan aku sama Mas Ali.”

Ibu menghela nafas pelan. “Titip ya, Nal. Maaf, Ibu ngerepotin kamu terus.”

“Ah Ibu, mah. Udah sana berangkat kerja, nanti telat. Ibu gak usah khawatir, aku bisa.”

Kayanala mencium tangan Ibu, dan mengecup kedua pipinya penuh sayang. “Ibu berangkat, ya. Assalamu'alaikum.

Wa'alaikumsalam. Hati-hati, Ibu.” Setelah Ibu pergi dari rumah. Senyum Kayanala perlahan pudar.

“Nal, Mas gak ada uang buat bekel.” Tiba-tiba Ali datang dari arah dapur, sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Wajahnya tampak lesu, efek pulang tengah malam dikarenakan lembur bekerja.

“Gakpapa, Mas. Aku ada simpenan uang buat hari ini. Mas gak usah khawatir, tenang aja. Bekel buat Gala sama Zira, ada kok. Yang harusnya khawatir itu, Mas sendiri, ada uang buat bekel apa enggak?”

“Jangan pikirin Mas dulu deh. Kamu sama adik-adik kita aja.”

“Aku cuma punya uang sepuluh ribu, kita bagi dua aja, ya?”

“Buat Gala sama Zira?” Tanya Ali.

“Buat mereka mah, ada.”

“Simpen aja, buat beli sarapan. Kita pagi ini gak sarapan, takutnya kamu pingsan. Sana, bantuin Gala sama Zira siap-siap.” Ali melenggang, memakai kaos kaki di depan pintu. Kayanala, diam-diam menyelipkan lembar uang lima ribuan ke dalam tas Kakaknya yang ditinggalkan di meja.

“Gala! Zira! Sini Kakak bantuin!”

“Kakak telat! Aku udah, dong!” Zira keluar dari kamarnya, sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Begitupun Gala dengan seragam TK nya.

“Kakak! Bantuin Gala, pake sepatu!”

Kayanala tersenyum, “iya, sini! Bawa kaos kaki nya,”

“Oke!”

Ali terkekeh melihat interaksi adik-adiknya. Lantas ia berdiri di samping Kayanala, mengacak pelan rambut adiknya yang masih dibiarkan tergerai. “Cocok jadi Ibu rumah tangga, Nal.”

“Ibu rumah tangga, lambemu Mas. Enak aja, aku masih mau ngejar cita-cita!”

“Kan, Mas cuma bilang kamu udah cocok jadi IRT. Gak nyuruh kamu jadi IRT sekarang,”

7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts ComunityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang