Don't forget to vote, comment and follow.
Thank you🐝
ılıılıı
“Ini hari Minggu, Ji! Ganggu waktu rebahan orang, tau gak?”
“Berisik deh, Ay. Kita harus mengadakan rapat untuk dibentuknya komunitas kita.” Ucap Ozi, sok serius.
“Bikin tinggal bikin, Ji. Segala rapat, kayak orang penting aja.” Timpal Kama, mengantuk. Gara-gara push rank semalaman, dia jadi kurang tidur. Kemudian, di pagi hari yang indah, yang seharusnya ia gunakan waktu yang berharga ini untuk menggantikan waktu tidur semalam, pagi-pagi buta Ozi sudah heboh menyuruhnya datang ke rumah Kayanala pukul sembilan pagi.
Kama dongkol. Jika hanya memberitahu saja, kan gak harus pakai spam chat juga! Masa, Ozi rela nelpon pukul tiga pagi hanya untuk memberitahu, kalau Kama harus datang ke rumah Kayanala. Yang Kama sendiri tidak begitu kenal dengan cewek itu, bagaimana ia tidak kesal, coba?
Nyuruh dateng jam sembilan pagi, hebohnya jam tiga pagi—waktu bertepatan dengan Kama yang hendak menutup mata, bersiap tidur. Gara-gara itu, Kama jadi tidak bisa tidur. Terlanjur malas.
“Gue gak mau bikin komunitas asal-asalan, ya! Harus serius, semacam lo ikut ekstrakurikuler. Anggap aja begitu,” kata Ozi, lagi.
“YA GAK USAH NELPONIN JAM TIGA PAGI JUGA!” Balas Kama emosi.
“Gue tau tabiat lo, kebo. Kalo gak gue ingetin sebelum jam tidur lo, bisa-bisa lo bablas sampe nanti malem. Jangan lo pikir, gue gak tau kebiasaan lo kalo malem Minggu.” Tuding Ozi, Kama mendengus.
“Desta mana?” Tanya Rateja.
“Masih di jalan kali. Lo gak bareng sama, Mitra, Kam? Akhir-akhir ini lo sering bareng dia, perasaan.” Ozi melemparkan pertanyaan pada Kama.
“Desta katanya agak telat, ngasih makan kucing dulu katanya.” Timpal Kayanala yang sedang membaca chat dari Desta.
“Kata Nala, lo ngajak Mitra juga, Ji?” Ozi mengangguk.
Tiba-tiba, Kayanala berdiri dari duduknya, sukses menarik perhatian Ratara. “Mau kemana?” Tanyanya seraya menarik ujung baju Kayanala, mendongak dan menatap Kayanala dengan wajah polosnya, seperti anak ayam takut ditinggal minggat induknya.
“Ke dapur, bentaran.” Kayanala raib, Ratara merengut.
Kama menggeleng, kemudian menjawab pertanyaan Ozi yang sempat di sela tadi, “kalo lo mau tau, udah hampir sebulan gue tinggal di rumah almarhumah Buna. Di kampung Asri, lo tau? Yang deket SMP adek lo.”
“Lah?! Ngapain lo jelalatan sampe sana?” Tanya Rateja.
“Kabur dari rumah.”
“Oh, sultan kita ini udah jatuh miskin, ya? Menggembel nih hidupnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts Comunity
Teen FictionSeperti pendar temaram lembayung senja di ufuk cakrawala. Setelah menggantungkan keindahannya di jumantara, dia pergi meninggalkan memori indah bagi siapa saja yang melihatnya. - 𝗔𝗟S𝐓R⍟E, 2023. ©kosakatakita 2023 Highest Rank 🏆🏅 #2 in Ryujin [2...