Don't forget to vote, comment and follow.
Thank you🐝
ılıılıı
Ozi kalang kabut untuk melerai dua orang siswa yang tengah terlibat perkelahian. Yang tak di sangka adalah Ratara dengan Rateja. Ozi paham, keduanya memiliki masalah yang tak kunjung selesai kemudian memilih untuk perang dingin setiap kali berpapasan. Namun, untuk baku hantam di sekolah—kalaupun perkaranya besar, mereka memilih memendam, kemudian saling melampiaskan nya nanti, di luar lingkungan sekolah.
“WEH, WEH! UDAH! DILIATIN ORANG WOI!” Ozi menarik lengan Rateja, sedangkan Kama menahan tubuh Ratara. Keduanya bersitatap sengit, sampai, Bu Ematri, selaku guru BK itu membelah kerumunan dan mengheningkan suasana.
“Kalian! Rateja, Ratara, Ozi dan Kama! Ikut ibu segera, ke ruang BK!”
Kama mengernyit heran, “lah? Bu! Saya gak ikut-ikutan! Saya cuma melerai!”
“CEPETAN!”
“DAN KAMU, NALA! IKUT IBU JUGA!”
Kayanala memasang wajah cengo, sebelum akhirnya kelimanya di seret ke ruang BK detik itu juga.
ılıılıı
Seusai diberi pencerahan, hidayah, amukan, bahkan diingatkan kembali tentang tatib sekolah serta-merta dampak akibat pelanggaran yang dilakukan, keduanya—Ah, tidak, kelimanya, kena damprat akibat ulah yang dilakukan Rateja dan Ratara.
Kini, mereka harus berdiri saling memunggungi dengan sikap hormat tegak, sebelah kaki masing-masing temannya saling bertumpu untuk menahan keseimbangan keduanya.
Dan, di awasi langsung oleh Bu Ematri di teras koridor.
Pesan yang di dapat dari kejadian ini adalah, jangan membantu teman yang tengah terlibat pergulatan jenis apapun. Soraki saja kalau tak mau kena damprat, biar guru yang bertindak.
“KAMA! TEGAKKAN BADAN KAMU!” Pekik Bu Ematri, Kama pun menegakkan badannya sampai dada nya membusung ke depan. Oh ya, Kama hormat tegak mandiri.
“NALA SAMA OJI! JANGAN NGOBROL!” Kayanala yang sedang cekikikan bersama Ozi pun lantas mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Ah, sedangkan kubu Ratara dan Rateja tampak diam. Maksudnya, diam-diam perang. Ya... Keduanya sama-sama masang muka judes dan kusut banget, sesekali jahil mendorong dan malah berakhir hampir jatuh berdua. Dan berujung kembali pada omelan Kanjeng Ratu Nyai Ageng Ayu Ibu Ematri.
Kayanala dengan Ozi mengeluh panas akibat matahari yang semakin terik di atas kepala. Bahkan, Bu Ematri mungkin tak terlihat lagi batang hidungnya. Entahlah kemana.
Ketika sadar Bu Ematri menghilang, mereka memilih duduk saja, dengan posisi saling menyandar. Kama duduk di lapangan, punggungnya bersandar pada tiang bendera, mengipasi wajahnya menggunakan tangannya, walau gak ada anginnya.
“Ada masalah apa sih kalian tuh?! Gue gak tau apa-apa jadi ikut-ikutan kena, kan! Agak sinting Bu Ematri itu! Mentang-mentang gue suka bolos, jadi su'udzon mulu sama gue!” Gerutu Kayanala.
“Makanya, jadi cewek jangan petakilan. Demen ngeles lagi, pamitnya beli pulpen ke koperasi, eh belok ke kantin. Guru-guru pun hilang kepercayaan sama lo.” Kata Ozi, Kayanala mendengus.
“Lo berdua! Gue tuntut cerita hari ini juga! Di kontrakannya Oji! Gue tunggu! Pokoknya harus dateng, gak dateng gue kucek-kucek tuh muka sok ganteng lo pada.” Tuntut Kayanala, setelahnya cewek itu melenggang pergi meninggalkan keempat laki-laki yang sedang kegerahan di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
7'Rotasi Mimpi ; Alstroe Arts Comunity
Teen FictionSeperti pendar temaram lembayung senja di ufuk cakrawala. Setelah menggantungkan keindahannya di jumantara, dia pergi meninggalkan memori indah bagi siapa saja yang melihatnya. - 𝗔𝗟S𝐓R⍟E, 2023. ©kosakatakita 2023 Highest Rank 🏆🏅 #2 in Ryujin [2...