[KODE; 04][17]

546 71 30
                                    

Tidak ada yang lain, bahkan tidak ada satu bagian pun dari apa yang tersisa dari Adam. "Apa, kau masih hidup, Chuuya?"

Dia berbalik kembali ke suara yang penuh dengan kebencian melihat Dazai berjalan melewati pepohonan. Dazai melemparkan sesuatu padanya, meskipun Chuuya menghentikannya tepat sebelum benda itu mengenainya. Itu adalah topi hitam Verlaine. Segera setelah gerbang Verlaine terbuka, topi itu telah tertiup angin dan menghilang entah kemana.

"Dazai." Chuuya mengalihkan pandangannya yang tajam dan pendiam pada Dazai. "Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu sekarang."

"Aku menemukan mayat N." Dazai berkata tanpa mempedulikan apa yang dikatakan Chuuya. "Dia hancur terinjak. Sekarang, semua orang yang tahu apakah kamu manusia atau bukan telah menghilang... Apa kamu frustrasi?"

"Katakan padaku. aku..." Chuuya menatap sisa-sisa kubangan. Dia membuka mulutnya untuk melanjutkan, lalu menoleh ke Dazai seolah dia menyadari sesuatu.

"Tunggu. Maksudmu, kamu telah menemukan cara lain untuk mengetahui apakah aku manusia atau bahkan tanpa N?"

"Sepertinya iya." Dazai tertawa tanpa sedikit pun rasa bersalah. "Aku berhasil menangkap beberapa bawahan N di fasilitas penelitian. Mereka tahu cara membaca rumus di dalam dirimu, meskipun mereka tidak tahu artinya. Aku dapat laporan singkatnya tetapi, yah, aku bisa kasih tahu kamu itu apa kalau aku menganalisisnya selama beberapa hari."

"Aku tidak akan membiarkan orang sepertimu mengintip ke dalam diriku."

"Apa? Jangan seperti itu, kamu bisa menunjukkannya padaku! Ini akan sangat menarik, dan aku tidak akan membiarkan orang lain melihat apa yang ada di dalamnya!" Dazai memasang senyum gelap di wajahnya yang menyembunyikan niat sebenarnya. "Aku juga bertanya gimana cara membedakannya. Jika kamu seorang manusia, maka fasilitas itu akan mencoba mengambil ingatanmu. Artinya, akan ada log kenangan yang telah dihapus, seperti orang tuamu dan gimana kamu kecil. Begitulah cara kami dapat memberi tahu. Bagaimana menurutmu?"

"Pertama-tama, mikirin cuma kamu yang lihat apa yang terjadi di dalam kepalaku begitu menjijikkan, aku lebih suka muntah darah! Kedua-"

Tepat saat dia mengatakan itu, sesuatu yang aneh terjadi.

Tanah bergemuruh. Ada satu goncangan besar sebelum goncangan kecil terjadi sesekali, seolah-olah takut akan sesuatu.

Itu terjadi lebih cepat daripada yang Chuuya bisa persiapkan untuk itu.

Dia mengalami sakit kepala yang terasa seperti bom meledak di dalam tengkoraknya. "Gah?!"

Chuuya meletakkan tangan di kepalanya. Tidak ada cedera, sakit kepala ini tidak disebabkan oleh cedera fisik.

Sesuatu mengalir melalui dirinya. Sesuatu yang

tidak terlihat oleh mata telanjang. "Aku membencinya."

kata suara itu.

Itu tidak membuat suara. Itu bahkan tidak menggunakan kata-kata. Itu lebih merupakan perasaan emosi gelap itu sendiri.

"Aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci, aku benci segalanya!"

Sakit kepalanya membengkak secara berkala dengan gelombang emosi yang mengalir melalui dirinya. "Ada apa, Chuuya?"

Chuuya menatap Dazai, dan dengan tatapan itu, dia menyadari bahwa hanya dia yang bisa mendengar suara itu.

Ini suara miliknya.

Dia belum mati.

Segera setelah itu, tanah mulai meluncur ke depan.

Baik Dazai dan Chuuya berpegangan pada tanah untuk bertahan. Mereka melihat sekeliling mereka, tetapi bumi tidak bergerak juga tidak hancur atau miring. Namun, pepohonan condong ke depan dan kerikil berguling ke titik tertentu.

STORM BRINGER [BSD LIGHT NOVEL TERJEMAHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang