Mobil yang saya kendarai bergetar dan mogok di jalanan tidak beraspal di pegunungan dekat tujuan kami.
Kami berada di sebuah pedesaan di pegunungan. Di bawah instruksi seorang pria bernama N-teman kecil kami yang dengan kasar meretas speaker saya-kami berkendara setengah jalan ke atas gunung di pinggiran kota.
Pohon ek dan beech yang selalu hijau membentuk atap alami di atas kepala kami. Genangan lumpur berserakan di jalan yang tidak rata akibat hujan yang turun tadi siang. Tidak ada satu tanda pun ada orang di sekitar, tetapi pemindai saya menangkap serangga kecil yang tak terhitung jumlahnya mengawasi kami.
Saya mengambil buah beri yang jatuh ke tanah, menyekanya hingga kering dengan jari saya, lalu memakannya.
Itu lezat. Chuuya-sama, yang memperhatikanku, bergumam, "Menjijikkan," pada dirinya sendiri.
Saat kami berjalan, Shirase-san memanggil dari belakang kami.
"Aku benci ini. Aku benar-benar menentang ini. Ayo kita pulang. Tidak ada apa pun di sini."
Tuhan tahu berapa kali saya mendengar kata-kata itu sebelum akhirnya saya berbalik.
"Kaki ku sakit. Aku tidak tahan lagi. Aku tidak mau jalan. Hei, Tuan Mekanik Inggris, bisa tidak kamu menggendongku?"
Saya dan Chuuya-sama saling memandang.
"Kamu boleh pulang sendiri, Shirase." Kata Chuuya-sama memprovokasi.
"Pulang? Mustahil! Kalian punya kewajiban untuk melindungiku! Tidak mungkin aku pulang sekarang!"
Chuuya-sama berbalik dengan ekspresi lelah di wajahnya sebelum menggaruk kepalanya. "Ya ampun ... Sungguh beban yang begitu jelek yang kami harus bawa."
"Hah? Tunggu dulu, Chuuya, kenapa kamu bilang begitu? Kamu pikir aku ini siapa? Bukannya aku penyelamatmu, orang yang membantumu saat kau tidak punya kenangan dan tidak punya tempat tinggal?" Saat dia mengatakan itu, Shirase-san dengan terampil mengangkat dan menurunkan alisnya.
Ekspresi Chuuya-sama pada saat itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan beberapa kata.
Itu adalah ekspresi yang sangat manusiawi, seolah-olah dia berkata, 'Aku ingin memukul kepalamu pakai palu, tapi aku tidak bawa palu dan aku tidak sudi pakai tangan kosong untuk memukulmu' .
Itu ekspresi yang sangat bagus, saya memutuskan untuk mengambil foto dan menyimpannya ke tag 'hobi' di penyimpanan saya.
Chuuya-sama menghela nafas. "Baik, kamu boleh ikut. Tapi tutup mulutmu, cukup."
"Lihat? Setiap kali Chuuya dan aku berbicara, aku selalu menang! Itu artinya aku adalah raja!"
Aku mendengar Chuuya-sama bergumam, "Aku akan menghancurkanmu berkeping-keping," dengan suara pelan.
Jika iya, saya pikir itu menarik bagaimana Chuuya-sama, kebanggaan organisasi ilegal, akan mengatakan sesuatu yang kotor seperti itu dan dia tidak mau orang yang bersangkutan mendengarnya.
Sementara kami berbicara tentang hal-hal seperti itu, kami akhirnya mencapai tujuan kami.
"Ini dia."
Tujuan kami adalah gudang.
Gudang itu terbuat dari kayu dan menyimpan peralatan pertanian dan berburu yang dibutuhkan di gunung. Selain itu, ini benar-benar hanya sebuah gudang.
Dindingnya setengah terkelupas karena pembusukan, memungkinkan kita untuk melihat bagian dalamnya dari luar sini. Atap jerami hampir tidak memiliki kerangka yang tersisa karena angin dan hujan selama bertahun-tahun. Kayu yang menopang gudang berwarna hitam karena lapuk, tampak seperti telah digunakan sejak Era Paleolitik, dan ada lubang yang dibuat oleh serangga di mana-mana.
Di dalam gudang ada gerobak dorong yang rodanya hilang, saringan bambu dengan jaring yang robek, dan sekantong pupuk yang isinya tumpah ke mana-mana karena banyak sobekan.
"Apa-apaan ini?" Shirase-san berkata dengan kecewa. "Ini jelas-jelas gudang terbengkalai!"
"Tidak, tidak ada kesalahan bahwa ini adalah tempatnya."
Saya mengambil salah satu kapak yang tergantung di dinding. Pegangannya patah di tengah karena pembusukan. Setelah menggunakan pemindai saya untuk mengamati bagian dalam gudang, saya mengayunkan kapak ke celah di papan lantai. Saat saya menarik kapak ke untuk memeriksa bagaimana responnya, saya mendengar suara logam saling bergesekan.
Lantai di bawah kami mulai berputar secara diagonal.
"Wow!"
Papan lantai meluncur ke bawah sampai hanya dinding luar yang tersisa. Pemandangan jalan pegunungan menghilang dan sebagai gantinya, dinding beton hitam dengan rel yang menempel muncul di depan kami. Lantai gudang itu sendiri adalah lift yang membawa kami ke ruang bawah tanah.
Lampu navigasi merah ditempatkan di permukaan dinding, menerangi lubang lift saat kami turun. Lampu merah menyinari sisi wajah kami dengan kecepatan tetap.
"Bagus." Shirase-san berkata dengan terkejut, senyum kekanak-kanakan perlahan terbentuk di wajahnya.
"Sekarang petualangan bisa dimulai."
Saya mengerti. Ini adalah sebuah petualangan.
Petualangan adalah film layar lebar klasik. Saya mendengar bahwa hati setiap orang berpacu dalam kegembiraan selama petualangan.
Saya melompat, melemparkan kepalan tangan saya ke udara dan berteriak, "Yahoo!"
Saya pikir saya berani bilang bahwa sedikit demi sedikit, mesin ini memperoleh kemanusiaan.
Chuuya-sama memperhatikan saat saya melompat dengan ekspresi jengkel di wajahnya.
⤗⤗⤗⥁⬽⬽⬽
KAMU SEDANG MEMBACA
STORM BRINGER [BSD LIGHT NOVEL TERJEMAHAN]
AcciónSudah kira-kira satu tahun sejak Chuuya Nakahara bergabung dengan Port Mafia, dan dia mengincar posisi eksekutif. Namun saat dia membuat rencana untuk naik pangkat, seorang pria bernama Paul Verlaine-yang mengaku sebagai kakak laki-lakinya-muncul da...