MERAWAT

2.8K 110 7
                                    

"Ngi ...." Panggil Bulan saat kami bertiga sudah ada di kamar perawatan mas Moondy. Papa dan mama pulang untuk beristirahat.

"Terima kasih untuk tidak membantah papa dan mama soal perceraian itu." Lanjut Bulan.

"Kembalilah Ngi, kembalilah bersama kami. Aku dan Moondy sama-sama menyayangimu. Aku ingin kita hidup bersama seperti dulu. Tinggal satu atap bersama sebagai istri-istri Moondy. Aku janji kali ini kita akan bahagia, bahkan lebih bahagia dari yang kemarin, apalagi dengan hadirnya Cilla dan anak-anak kalian yang lain nanti."

Aku tersenyum sinis.

"Bulan, berhentilah untuk berjanji padaku. Karena pada kenyataannya kamu tidak pernah bisa untuk menepatinya. Janji itu berat Lan."

"Ngi, maafkan aku jika aku salah. Tapi sungguh aku menyayangimu. Aku tidak berniat sama sekali untuk memonopoli Moondy. Kejadian terakhir yang waktu anniversary itu jujur bukan aku dan Moondy yang membuat. Tapi itu semua rencana teman-teman bisnis kami." Jelas Bulan.

"Taukah kamu, Moondy juga mencintaimu. Hanya dia bingung dengan perasaannya. Dia masih tidak yakin. Dulu saat dia tau kamu pergi dari rumah dia uring-uringan."

"Tapi dia tidak menghubungiku !"

"Waktu itu Moondy pikir kamu hanya akan pergi satu dua hari, pikir Moondy paling kamu kerumah orang tuamu. Makanya dia tidak mencarimu."

"Tapi kenyataannya aku tak kembali hingga 1 taun kan ? Dan apa dia mencariku ?"

"Maafkan aku Ngi. Itu semua gara-gara aku. Aku hamil, dan aku kelelahan, kandunganku lemah dan akhirnya aku keguguran. Rahimku juga bermasalah sehingga harus diangkat. Aku hampir putus asa karena itu, dan Moondy selalu ada disampingku, memberikanku support hingga dia lupa untuk mencarimu." Cerita Bulan.

"Kalian itu sudah ditakdirkan untuk bersama, dan akulah orang ketiganya. Kalian berhak hidup bahagia tanpa aku, jadi tidak perlu mengharap aku kembali di tengah kehidupan kalian." Balasku.

"Moondy mencintai kamu Ngi !"

"Iya, setelah ada Cilla kan ?"

"Bahkan sebelum Moondy tau jika Cilla anaknya."

"Kalian itu sama aja, saling menutupi kesalahan masing-masing ! Pantas Allah menjodohkan kalian !"

"Ngi ! Aku serius. Moondy merasa kehilangan kamu. Sering aku melihat dia tidur sambil memeluk foto pernikahan kalian. Aku pernah kan DM kamu dan meminta kamu untuk kembali ? Tapi apa kamu meresponnya ?"

"Lan, udahlah ... Semua sudah berakhir. Aku ingin hidup bahagia dengan Cilla, berhentilah menyuruhku untuk membatalkan perceraian ini."

"Oke.... Bercerailah kalian !" Pinta Bulan.

"Tapi aku minta 1 syarat." Lanjutnya.

Aku tidak berkata-kata, hanya menatap Bulan penuh tanya tanya.

"Sebelum gugatan itu ada bisakah kalian satu bulan saja bersama-sama ?"

"Maksud kamu ?"

"Kasihlah kesempatan Moony untuk membuktikan keseriusannya padamu dan Cilla. Kasihlah kesempatan pada Moondy untuk menebus kesalahannya. Anggap aku tidak pernah ada. Hanya 1 bulan Ngi. Setelah itu aku akan meminta Moondy untuk menerima keputusanmu berpisah darinya. Setidaknya sampai Moondy benar-benar pulih Ngi. Kamu tau kan gerakku terbatas karena kursi roda ini ?"

Aku menarik nafas panjang. Kulihat mas Moondy yang terkulai lemas di kasur. Tangan kanannya terpasang selang infus. Di keningnya tertempel kain kasa yang masih ada darahnya. Aku merasa kasihan melihat mas Moondy seperti itu.

madu dalam perahu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang