DITO PERGI

4.2K 120 11
                                    

Aku terdiam. Begitu banyak dosa yang aku lakukan pada Bulan. Apakah benar ini semua salahku ?Kupikir selama ini aku yang paling tersiksa, tapi mungkinkah ternyata sebenarnya Bulan yang begitu menderita ? Seketika semua kenanganku saat tinggal bersama Bulan kembali terngiang. Bulan pada dasarnya memang baik padaku. Hanya akulah yang berfikiran buruk pada mereka karena ketidakadilan mas Moondy padaku.

"Ngi...... " Mas Moondy meraih tanganku.

"Aku sudah kehilangan Bulan. Aku harap aku juga tidak kehilanganmu dan juga Cilla. Dari hatiku yang paling dalam, aku sungguh sangat mencintaimu. Mencintaimu dan juga Cilla anak kita. Aku begini bukan karena pelampiasan atas apa yang terjadi pada Bulan. Tapi ini kesungguhanku." Mas Moondy menangis mencium tanganku.

"Jangan tinggalkan aku Ngi. Aku mohon. Aku minta maaf." Mas Moondy tiba-tiba berlutut sambil menangis di hadapanku.

***

Aku masih tak bisa memejamkan mata. Padahal ini sudah jam 3 pagi. Aku bingung harus bagaimana. Kuambil air wudhu. Aku kembali bersujud memohon petunjuk pada pemilik seluruh dunia dan isinya.

"Maafkan aku yaAllah..... Maafkan aku jika keegoisanku membuat orang lain yang harus menerima akibatnya. Sungguh aku tak bermaksud untuk membuat Bulan diselimuti rasa bersalah hingga gila karena aku. Apakah ini petunjukmu agar aku bisa kembali bersama mas Moondy yaAllah ? Sekarang aku harus bagamana ?" Aku meneteskan air mataku di hadapan sang pemilik dunia. DIA maha membolak balikkan hati manusia. Kupasrahkan segala hidupku padaNya.

****

"Assalamualaikum .... "

"Walaikumsalan Dito."

"Pelangi ..... " Panggilnya.

"Ada apa pagi-pagi ke rumah Dit ? Bukannya nanti kita ketemu di tempat kerja ?"

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu Ngi."

"Oh iya. Silahkan duduk dulu Dito. Kamu mau minum apa ? Biar aku ambilkan dulu."

" Tidak usah Ngi, aku hanya sebentar kok. Duduklah."

"Iya Dit."

"Ngi.... " Panggil Dito setelah kami sama-sama duduk di ruang tamu.

"Iya Dit ada apa ?"

"Aku minta maaf, sepertinya memang hibungan kita ini tidak bisa dilanjutkan." Kata Dito.

"Kamu masih marah Dit padaku soal kejadian kemarin itu ?"

"Aku tidak bisa menikahi perempuan yang masih mencintai mantan suaminya." Lanjut Dito.

"Aku tidak mencintai mas Moondy Dit."

"Tidak mencintai tapi kamu mau disentuh, tinggal bersama, bahkan berciuman dengannya ?" Sindir Dito.

"Aku bisa jelaskan tentang semua itu. Tapi kamu gak pernah mau mendengarkan penjelasan aku. Dan sekarang kamu memutuskan semua sepihak seolah aku yang salah."

"Aku tidak menuduhmu Ngi. Fikirkanlah kembali Ngi. Mungkin rasa cintamu pada Moondy tertutup oleh rasa kecewamu padanya atas perbuatan dia dulu. Tapi tidak menghapus rasa cintamu padanya. Dan aku tidak bisa melanjutkan ini. Karena aku tidak mau jika aku yang akhirnya akan terluka." Kata Dito.

"Gak begitu Dit. Kamu salah. Aku .... "

"Sepenuh hati aku menjagamu, memegang tanganmu pun tak kulakukan sampai kita sah menjadi suami istri nanti. Berboncengan denganmupun aku menjaga jarak, tapi apa yang kamu lakukan ? Kamu malah berciuman dengan lelaki lain. Aku tau dia masih suamimu, tapi ingatlah dia sudah bukan lagi mahrammu. Atau mungkin memang kalian sudah sama-sama menggugurkan talak itu dibelakangku ? " Lanjut Dito.

"Dit apa maksudmu bilang seperti itu tentang aku ?"

"Aku sungguh mencintaimu. Tapi aku tetap tidak akan melanjutkannya. Aku berharap kamu bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi dengan Moondy. Maafkanlah dia. Bukalah kembali pintu hatimu. Dan jangan menyakiti orang lain lagi jika kamu masih mencintai suamimu."

"Dit tolong dengerin aku dulu."

"Dari awal kamu sudah berbohong, status kalian yang belum bercerai, tinggal bersama, lalu sekarang berciuman ? Aku tidak mau jika hanya aku sendiri yang berjuang, sementara kamu memperjuangkan laki-laki lain." 

"Astaga Dito.... "

"Aku rasa sudah cukup pembicaraan kita. Aku minta maaf jika aku pernah bersalah atau memiliki salah padamu. Semoga setelah ini kita masih bisa berteman lagi seperti dulu. Semoga hubunganmu menjadi lebih baik lagi dengan suamimu. Aku pamit Ngi. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam Dito."

Dito pergi. Sungguh ini membuatku terluka. Setelah Bulan, aku menyakiti Dito. Kenapa harus seperti ini ? Jalan apa yang sedang kau tunjukkan untukku yaAllah kenapa aku begitu banyak membuat orang kecewa dan sakit hati ?

"Mungkin memang belum jodohnya" Kata ibuku.

"Buk, kenapa Pelangi sesedih ini ditinggal Dito ?" Tanyaku sambil memeluk ibuku.

"Mungkin karena kamu melukainya jadi kamu sedih karena kamu merasa bersalah padanya. Sayang sekali padahal Dito anak yang baik."

****

"Assalamualaikum ... " 

"Walaikumsalam." Jawab ibuku. Mas Moondy lagi-lagi datang kerumah. Sungguh aku sedang tidak ingin bertemu dengannya. 

"Pelangi ... " Panggil mas Moondy. 

"Ya mas ?" Aku membelakanginya menghapus air mataku. 

"Hey, kamu kenapa ? Apa yang membuatmu menangis ?" Tanya mas Moondy mendekat padaku. 

"Cilla masih tidur mas. Tunggulah dia sampai bangun. Aku mau siap-siap kerja dulu, segala kebutuhan Cilla seperti biasa sudah aku siapin." Kataku sambil beranjak. 

"Tunggu dulu. Kamu kenapa ? Buk Pelangi kenapa ?" Tanya mas Moondy.

"Yo mbuh, takono dewe. Ibuk mau ke pasar dulu." Ibu lalu pergi meninggalkan kami.

"Ngi, kamu kenapa ? Apa kamu sedang ada masalah ? Aku tau kamu habis menangis kan ?" 

"Dito mas, dia memutuskan hubungan kami. Dia bersungguh-sungguh dengan hal ini. Dia sama sekali tidak mau memaafkan aku dan mendengar penjelasan aku." Akhirnya aku menceritakan juga kejadian yang kualami dengan Dito.

Mas Moondy meraihku. Dia memelukku. Aku kembali menangis. Tangannya mengusap kepalaku.

"Lepasin aku mas! Kamu penyebab semua ini mas !" Aku memukul dada mas Moondy.

Mas Moondy tetap tidak melepaskan pelukannya meski pukulanku semakin keras padanya. Dia justru semakin erat mendekapku dalam pelukannya.

"Harusnya dulu kamu gak perlu kembali lagi mas. Aku berusaha dengan keras untuk melupakan segala tentangmu, kamu pikir gampang ? Aku berjuang sendiri untuk melupakan rasa sakit hatiku, aku berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Disaat aku mulai membuka hati untuk Dito kenapa kamu malah kembali dan mengobrak abrik hatiku?" Lanjutku.

"Kenapa sih kamu tuh ga pernah seneng kalau lihat aku bahagia ? Apa sih salah aku sama kamu ? Pergilah mas. Menjauhlah dari kehidupanku. Aku juga ingin bahagia! Aku juga ingin punya keluarga yang harmonis mas." 

Mas Moondy tetap terdiam meski aku memakinya dengan segala kata yang menyakitkan telinga. Dan entah kenapa aku menjadi tenang dalam pelukannya. Pelukan yang selama ini tak pernah kudapatkan darinya. Aku juga tidak tau kenapa aku mencurahkan segala isi hatiku padanya. 

"Dengarkan aku baik-baik." Mas Moondy mengangkat wajahku. Mata kami bertemu, dia menghapus air mataku.

"Aku yang akan membahagiakanmu. Hanya aku Ngi. Bukan Dito atau pria manapun. Aku sudah kehilangan Bulan. Aku tidak ingin kehilanganmu dan Cilla lagi. Lupakan Dito dan segala masa lalu kita. Bukalah pintu maafmu untukku. Aku mencintaimu. Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi." Kata mas Moondy sambil mencium kepalaku.


madu dalam perahu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang