Jam 5 sore seperti biasa aku pulang kerja. Aku tidak mampir kemana-mana jika tidak ada keperluan yang begitu mendesak seperti beli lauk atau beli keperluan rumah yang lainnya. Saat aku mengandarai motorku tiba-tiba mobil mas Moondy berhenti tepat di depanku dan membuatku mengerem mendadajk hingga membuatku hampir terjatuh.
"Mas Moondy kamu ini apa-apaan sih ?" Marahku pada mas Moondy begitu dia turun dari mobil dan menghampiriku.
"Ngi ! Aku mau bicara sama kamu." Katanya sambil berhenti tepat di depan motorku dan mengambil kunci motorku.
"Kamu apaan sih mas ? Kembalikan kunci motorku. Gak ada yang perlu kita bicarakan lagi selain masalah perceraian kita mas!"
"Aku tidak akan menceraikanmu !"
"Apa ?"
"Aku tidak akan menceraikanmu. Apakah kurang jelas ?"
"Mau apa lagi ? Kamu lupa mas kalau kamu dulu sudah menalak aku ?"
"Baru satu ! Dan kita masih bisa kembali kapan saja !"
"Siapa yang mau kembali denganmu ?"
"Anak itu anakku kan ? Darah dagingku kan ?"
"Bukan !"
"Jangan bohong Pelangi. Aku tau kamu, kamu tidak mungkin tidur dengan orang lain selain aku!"
"Buktinya dulu kamu menuduhku selingkuh. Kalau aku bilang itu anak Amir bagaimana ?"
"Tidak mungkin ! Aku bisa menghitung usianya pas dengan usia saat pertama kali kita melakukan itu. Katakan padaku bahwa dia anakku kan ?"
"Aku yang mengandungnya, aku sendirian merawat kandunganku, melahirkannya, mempertaruhkan hidup dan matiku untuknya. Dimana kamu ? Seenaknya aja sekarang bilang kalau dia anakmu. TIDAK ! DIA BUKAN ANAKMU !"
"Ijinkan aku menebus kesalahanku. Tolong maafkan aku Pelangi."
"Aku sudah memaafkanmu. Jadi pergilah kamu ! Minggir aku mau pulang!"
"Ngi !" Moondy menyentuhku.
"Lepas !" Aku menghentak tangan Rudi.
"Aku tau aku salah, aku tau apa yang aku lakukan sama kamu itu sungguh keterlaluan, aku sadar akan hal itu. Dan aku sudah kena karmanya sekarang. Untuk itu ijinkan aku memperbaiki semuanya."
"Tidak semudah itu mas. 2 tahun mas! 2 tahun kamu memperlakukanku secara tidak adil, aku terluka mas. Aku sakit. Apa pernah kamu perduli sama aku ? Kamu menganggapku tidak lebih dari seorang pembantu. Menganggapku seperti musuh. Dan sekarang kamu mau memperbaiki semuanya ? Terlambat mas. Hatiku sudah mati rasa sama kamu!"
"Aku minta maaf Ngi ! Aku akan menerima hukuman apa saja yang akan kamu berikan kepadaku, asal aku bisa menebus segala kesalahanku kepadamu." Mas Moondy berlutut di hadapanku.
"Mas apa yang kamu lakukan ? Malu dilihat banyak orang." Kataku karena semua orang lewat memperhatikanku.
"Aku tidak perduli. Aku hanya kamu memaafkan aku."
"Untuk apa kamu mencariku lagi ? Bukankan satu tahun kemarin kamu bahagia dengan kepergianku ? Bukankah kamu juga sudah menalakku ? Bukankah hidup kalian berdua sudah cukup bahagia ? Aku tidak pernah mengganti nomer ponselku, tapi satu kalipun kamu tidak pernah menghubungiku, jangankan untuk meminta maaf, bahkan untuk sekedar menanyaiku dimana dan sedang apapun tidak kamu lakukan kan?"
"Aku minta maaf Ngi !"
"Kenapa ? Disuruh lagi kamu sama Bulan ? Kamu meminta maaf padaku karena permintaan Bulan ? Sama seperti saat kamu menidurikupun atas permintaan Bulan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
madu dalam perahu
Nonfiksiaku istri sahnya secara negara dan agama. namun bukan hanya aku saja. masih ada gadis ayu yang bernama Bulan yang juga menjadi istri sah negara dan agama.