0.8 Kisah Kita

18 2 0
                                    

Helo! May you always be strong and happy, Zonyaaku💙

_________________________________Sejak saat itu, rinduku hanya untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________
Sejak saat itu, rinduku hanya untukmu.
-lirih

Bel sekolah tanda istirahat berbunyi, Anya memilih diam. Ia hanya duduk di kelas, sesekali bersenandung lirih. Jangankan berdebat dengan kedua sahabatnya, atau mengikuti mereka ke kantin untuk mendengarkan gosip terhangat di sekolah. Bicarapun gadis itu terlihat malas dan terkesan ogah-ogahan. Sebab katanya, sudah dua hari Elvan sakit. Pantas saja tidak pernah terlihat, biasanya anak itu akan bolak-balik di depan kelas, berdiri di depan pohon linden seraya memperhatikannya dari dekat;entah apa yang sedang dia lakukan, dan paling gampang ada di kelas IPS 2 sembari mendengarkan musik lewat earbuds.

"Lu kenapa?" tanya Mika, teman sebangku Anya.

"Nggak kenapa-napa, lagi males gua" nah benar, kan kalau gadis itu sedang tidak mood bicara dengan siapapun.

Mika menghela napas, mau bohong sebesar biji zaroh saja tetap terlihat. Anya bukan tipe yang pandai menyembunyikan sesuatu, emosinya terlalu diperlihatkan. Apalagi Mika adalah orang yang sensitif terhadap perasaan orang-orang di sekitarnya.

"Gue tau, sekarang mungkin Elvan lagi istirahat. Dia nggak mau lo khawatir, makanya nggak ngasih tau lo" katanya tiba-tiba yang berhasil membuat Anya menoleh, sorot matanya langsung berubah.

"Kok bisa tau?!" Mika berdecak keras, kebiasaan sekali kalau kaget suka ngejerit.

"Iya tau, soalnya keliatan banget dari muka lo. Nih, mending makan susi, mumpung gue lagi baik" dia menyodorkan kotak makan siang yang selalu dibawa ke sekolah.

Mika bilang, dirinya tidak punya uang banyak untuk membeli sesuatu di kantin yang harganya termasuk ramah di kantong. Dia juga lebih sering menabung daripada menghamburkannya. Entahlah, apa yang mau dibeli anak itu. Intinya, dia si anti kantin kantinan club. Mika juga tipe manusia super sibuk, yang mana sepulang sekolah ia akan bekerja sambilan di sebuah kedai makanan. Anak yang rajin. Beda sekali dengan Anya yang apa-apa langsung dituruti Ayahnya, yang dia butuhkan sudah tersedia. Jadi, tak perlu repot-repot bekerja banting tulang. Namun, terkadang Anya iri. Sebab ia ingin merasakan dapat barang dari hasil jerih payah. Ya, mau gimana lagi kalau Papa tidak setuju. Katanya, cari uang urusan beliau, karena anak cuma butuh diperhatikan dan disayang bukan dijadikan kuli. Nanti juga ada waktunya cari uang sendiri. Dasar Papa Jamal, ada saja alasannya. Antara terlalu protektif atau memang sangat mencintai putrinya.

"Makasih, btw, lo ada gebetan nggak?" tanyanya iseng.

"Ada" jawab Mika yang sedang membersihkan sisa makanan di bibirnya.

"Uhuk-uhukkk! Heh!! Seriuss?! Siapa?!!" pekik Anya sampai terbatuk parah.

Gadis bermata sipit di sebelahnya segera menyodorkan sebotol air mineral, bisa-bisanya anak itu makan sambil bicara. Setelah merasa tenang, Anya bertanya sekali lagi.

Lirih [Park Jisung] || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang