Plagiat dilarang keras!! ❌ [ON GOING SETELAH TAMAT SEMUA CHAPTER + SAYA JUGA SANGAT SIBUK KULIAH] 😔🙏🏻
Dalam hidup kita belajar arti sebuah perjalanan, mengais sesuatu yang mungkin tak pernah kita dapat. Begitupun dengan seorang anak yang terlah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku sedang tidak baik Anya, hatiku sakit. -El
Hampir dua minggu, Anya tidak pernah lagi menyapanya. Gadis itu tak pernah menunjukkan keberadaannya di depan Elvan, ia seolah hilang dalam hidupnya yang terasa hampa. Orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan penuh rasa benci, bahkan tetangga yang biasa menyapa terlihat sangat geram tiap kali melihatnya. Apa selama ini benar semua salahnya? Kapan dia punya waktu untuk yang melakukan hal tak senonoh tersebut? Elvan tidak bisa mengerti.
Anak itu menatap malam gelap tanpa bintang dan bulan, segelap hatinya yang sedang terluka.
Ayah, apa aku pantas dibenci....?
Hati lirihnya bertanya pada desau angin yang datang sekelebat bersama bayangan Anya, padahal baru kemarin tepat tanggal 17 Agustus Elvan bicara empat mata bersama gadisnya. Ia kira Anya akan berpihak padanya, ia pikir gadis itu akan terus di sampingnya. Meskipun dirinya terkena isu tak sedap. Namun, siapa sangka jika Anya percaya dengan omongan yang belum pasti kenyataannya.
"Aku nggak mau ketemu kamu lagi, tanggung jawab sana dasar brengsek!"
Gema suaranya yang gemetar masih terdengar jelas di telinga Elvan. Raut wajah kecewa yang kentara jelas beserta caci maki dari mulut gadisnya terus berputar di kepala, tentu saja hal tersebut membuat hati Elvan sakit, belum lagi Janu yang langsung melayangkan tinju ke arahnya saat mereka bertemu. Anak itu marah besar dan terlihat meledak-ledak begitu mengetahuinya. Tidak ada yang pura-pura menunjukkan simpati padanya. Getaran ponsel di atas nakas mengalihkan pandangan, tangannya menyentuh benda pipih itu dengan penuh harap. Mungkin saja itu gadisnya yang berubah pikiran.
+628**********
Elvan, gimana kabarnya? Ini aku Karina, save dong! Jahat banget gak di save!!☹️
Seharusnya ia merasa senang ketika masih ada yang mau menerima kehadirannya, menanyakan kabarnya. Tapi, pesan Karina justru membuat anak itu semakin lemah secara mental. Elvan lelah, ia ingin istirahat. Bahkan tangisnya pun tak keluar saking banyaknya yang menjadi penghambat. Padahal ia kira di waktunya yang tak banyak ini bisa membuat kenangan indah dalam hidup orang-orang tersayang, tapi tampaknya semesta sedang tidak mau bersahabat.
Tidak, Karina pacar Adikku. Aku tidak boleh terlalu dekat dengannya.
Ia menghela napas, menutup mata sesaat sebelum akhirnya memutuskan untuk menutup jendela.
Cuaca mendung yang terbendung, seperti air matanya yang tak kasat mata. Elvan terduduk di depan meja belajar sembari melihat keluar jendela. Ayah, dia ingin bertemu sosoknya, figur Ayah dalam suatu keluarga ternyata sangat besar; Elvan baru mengetahuinya sekarang. Rintik hujan turun bersamaan dengan gugurnya daun. Ia menghiraukan pesan dari Karina yang terus masuk, kepalanya tergolek malas sambil menikmati putaran lagu jadul kesukaannya.
Anya, ini menyesakkan, aku nggak mau sendirian lagi.
Suara hatinya meraung dan hanya dapat di dengar oleh diri sendiri. Bau rumput menyeruak ke dalam indra penciumannya, merebak ke seluruh organ tubuhnya bak sebuah obat penenang. Elvan menikmati setiap desiran tersebut. Desir hangat kala hujan berubah menjadi teman, sahabat yang menemaninya saat sepi; berteman bayang di sudut jendela. Kekasih hatinya sedang enggan menerima kehadirannya. Alunan lagu lawas bertajuk "Tak ingin sendiri" milik penyanyi terkenal pada masanya berputar bersama senyuman Anya yang semakin lama makin terlihat jelas.