29. Hug Me

16 1 0
                                    

Ribuan kali dalam sehari

Aku memikirkanmu berulang kali

Kata-kata kasar yang kamu ucapkan padaku

Mata dingin dan ekspresi dingin itu

Kamu adalah orang yang cantik

Kamu adalah orang yang cantik

Tolong jangan lakukan ini padaku

-hug me, Jung Joon il-

Peluk aku seperti seorang bayi yang baru terlahir ke dunia.
-El

Di ruang yang luas disambut oleh sepi, ditentang waktu yang berjejal meninggalkan jejak, dan dipertemukan dengan banyak hal yang menyerang untuk melukainya. Anak itu berdiri mematung di depan orang yang dia cinta. Menepis segala kegelisahan dan berusaha menabur cintanya lebih dalam.

"Ma, apa Mama tahu? Selama ini aku selalu menahannya. Aku ingin jadi anak yang baik untuk keluarga, aku iri pada saudara-saudaraku yang lain, mereka selalu diberikan pelukan ketika sedih ataupun senang. Tidak bisakah Mama juga melakukannya padaku...?"

"Tolong peluk aku seperti seorang bayi yang baru lahir ke dunia, aku tau Mama mengerti apa yang aku maksud"

Senyap. Suasana di rumah bak istana kerajaan itu sangat mencekam, keheningannya membuat siapa saja merinding. Angin sore yang membawa sapaan tak menyenangkan masuk ke dalam rumah. Elvan tidak tahu kapan dia menjadi anak yang begitu cemburuan pada saudara kandungnya. Dia hanya melihat Reyhan pulang, dan dipeluk oleh Mama yang katanya rindu. Namun, Elvan yang banyak terluka tidak mendapatkan hal sederhana seperti itu. Setelah ia pulang dari rumah Anya bersama Janu, dirinya merasa kecil kembali di rumah ini. Dia ingin sesekali mengungkapkan isi hatinya pada Mama.

"Ma! Aku makan duluan ya boleh ya!!" raut wajahnya berubah saat mendengar suara si bungsu.

"Iya sayang, boleh!" Hana terkekeh geli, cantik. Sangat cantik.

Elvan tak berkutik, ia baru pertama kali melihat semu merah jambu di pipi wanita itu, bahkan saat kecil pun dia hanya pernah melihat senyum manisnya yang samar-samar diingatan. Sekarang Mama tampak seperti bidadari yang sering digambarkan oleh Ayah, seakan menyadari tatapannya. Hana langsung memasang wajah datar.

"Mandi sana, kamu bau" katanya dingin.

Tapi, pergerakannya berhenti tatkala Elvan menarik ujung lengan bajunya sedikit. Hana tak menunjukkan emosi apapun di wajah cantiknya, hal tersebut membuat Elvan merasakan sakit dua kali lipat daripada biasanya.

"Ma, Elvan mohon peluk Elvan sekali saja"

Melihat Elvan menggerakkan kedua tangannya dengan buru-buru, Hana berdecak kesal. Tanpa bicara apa-apa, dia berjalan menjauh dari sana menuju lift disusul dua asisten rumah tangga. Elvan ingin meraihnya, ia ingin menghentikan langkah lebar itu dengan langkah seribu miliknya. Akan tetapi, kedua kakinya terasa berat untuk sekedar bergerak.

"Meoww~?"

Seketika lamunannya goyah saat mendengar suara itu.

"Ah, halo Boma, sudah lama aku tidak melihatmu. Sini, sini, apakah di sana kamu makan dengan baik? Sepertinya kamu jadi sedikit lebih gemuk"

Kucing dengan tubuh besar berbulu lebat itu berlari ke arahnya, lantas tanpa pikir panjang Elvan memeluknya cukup erat. Dia sangat merindukan Boma karena Bang Reyhan membawanya pergi keluar kota, laki-laki itu bilang supaya Mama tidak perlu menyiksanya ketika Elvan pergi, dan dia juga akan memanjakan Boma. Elvan terharu karena Abang tidak ingkar janji.

Lirih [Park Jisung] || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang