Elvan terkekeh geli ketika mendengar kata-kata puitis yang dilontarkan oleh Hendra. Anak itu memang cocok jadi menyair, alih-alih penyanyi. Hobi dia bermusik, tapi tidak menutup kemungkinan untuk jadi musisi muda yang sukses."Apa? Nggak bagus ya puisi gue?!" Dia langsung sewot begitu semua yang ada di sana tertawa mengikuti Elvan.
"Tidak, bukan begitu. Kalau saja kamu jadi seorang penulis pasti bagus, tapi aku tahu kamu tidak menyukainya" elakkan Elvan terdengar penuh pengertian.
"Apa, sih lu sensian banget! Nggak seru ah" sahut Anya yang menempel pada Yuna dan Mika. Sementara para anak laki-laki mendengus malas, sama halnya dengan pacarnya, Rara. Dia terlihat acuh tak acuh sambil memainkan ponsel. Padahal Hendra sudah kesal sampai ubun-ubun, mengadu pada Elvan jadi pilihan terbaik; tentu saja disambut hangat, sebenarnya agak geli juga menghadapi sikap Hendra yang kekanakan.
"El, jangan selalu manjain dia. Nanti makin nggak tau diri" Hendra mendelik dan terus merengek.
"Elvan emang anak baik, nggak kayak kalian. Huhuhu, Elvanku tersayang sini peluk Kakak~" bodohnya, si pemilik nama mau-mau saja menyerahkan diri.
"Ih, gedeg banget gue liatnya, pisahin coba An rebut tuh cowok lo!" teriak Yuna, dan tarik menarik pun terjadi. Para anak lelaki hanya menertawakan sambil main ps3 milik Papa Anya.
Mereka semua sedang berada di rumah Anya, gadis itu mengajaknya untuk berkunjung sekalian liburan di waktu senggang. Awalnya, Elvan menolak keras, tetapi berkat gadisnya yang terus membujuk sampai sepenuh hatinya memutuskan untuk ikut serta dalam acara reuni dadakan tersebut. Sebelum Elvan meninggalkan rumah, ia sempat merasakan sakit di punggung yang luar biasa, namun tak bicara pada siapapun agar semua berjalan tanpa hambatan. Setidaknya dia sudah minum obat. Sorot mata Elvan terus memperhatikan setiap pahat wajah Anya yang asyik bergelayut manja di lengannya, sedang cekcok dengan Hendra si tukang ribut yang tiada hari tanpa adu mulut. Bibirnya terangkat, menyimpulkan bahwa keadaan sekitar baik-baik saja, maka dari itu dia tak boleh kenapa-napa.
"El punya gue! Lu jauh-jauh aja sono ihh!!" kesal Anya.
Jengkel juga lama-lama mendengar perseteruan tak berpenghujung itu, kesabaran Elvan menipis. Dia menghempaskan tangan keduanya yang menarik satu sama lain seolah tak mau kalah.
"Sudah cukup! Kalian ini umur berapa, sih? Ribut banget, bikin orang pusing saja!!"
Semuanya terkejut setengah mampus, ini pertama kalinya Elvan mengeluarkan unek-unek dan tidak bersabar seperti biasa. Padahal tadi masih penuh perhatian, tak tahu saja kalau Elvan bisa lebih menyeramkan daripada itu. Janu, Rara, Hendra, dan Yuna tertawa puas melihatnya. Sedangkan Mika diam-diam tersenyum.
"Kok malah tertawa? Memangnya apa yang lucu?!" marah Elvan yang malah membuat dia terlihat jauh lebih menggemaskan dari sebelumnya.
Berkacak pinggang sembari menggerutu menggunakan bahasa isyarat menambah kesan lucu pada dirinya.
Reyhan dan Rafael yang ikut serta hanya menghela napas, karena Elvan memang punya sisi seperti itu. Anya sendiri tidak tahu harus bereaksi bagaimana, antara ikut kesal tapi juga gregetan. Tangan mungil gadis itu menyentuh pundak Elvan, sedikit kewalahan karena tingginya makin jauh, pertumbuhan sialan. Dia, kan jadi keliatan pendek sekali di dekatnya! Lagi pula kenapa, sih Elvan tumbuhnya cepat banget?! Sang tuan menoleh, Anya menyunggingkan bibir semanis mungkin.
"Aku minta maaf, kamu jangan marah. Abisnya Hendra ngeselin" katanya cemberut.
Elvan yang lemah terhadap Anya, tentu saja tidak bisa tahan oleh gaya imut gadis di depannya. Mau tak mau dia menahan amarah, beralih pada gadisnya yang kini menatap kedua kakinya sambil sebelah kaki diketuk pelan. Sungguh, lucu sekali, Elvan tidak bohong! Walaupun gadis itu sok imut atau dalihnya cari perhatian, tetap di mata Elvan gadisnya yang paling lucu sedunia. Oke, dia sudah goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lirih [Park Jisung] || NCT Dream
Подростковая литератураPlagiat dilarang keras!! ❌ [ON GOING AGAIN TONIGHT URI ZONYAA ^^] Dalam hidup kita belajar arti sebuah perjalanan, mengais sesuatu yang mungkin tak pernah kita dapat. Begitupun dengan seorang anak yang terlahir tidak utuh, ia tak sempurna. Berusaha...