✒--- --- --- --- --- --- ----- --- --- --- --- --- --- ---
Ada dua keindahan yang paling aku sukai di dunia, ialah senja yang datang bersama Anya.
-ElHarinya yang lebih gelap dari malam telah usai, direnggut oleh Tuhan manakala ia tak tahu apa-apa. Terbiasa dengan akal buaya yang dimiliki manusia, ia jadi begitu kuat saat ini, alih-alih merendahkan diri seperti kemarin.
"Kenapa kalian bisa percaya sama cowok kayak dia?! Sementara anak saya menderita begini!!"
"Bukan begitu Tante, tapi--"
"Tante-tante, dipikir saya saudara Mamamu!" teriaknya. Wanita berperawakan cukup besar itu dimakan angin lalu yang belum jelas asal-usulnya.
"Ya, saya juga nggak mau manggil Ibu begitu, tapi saya coba biar sedikit akrab!! Emang Ibu kira Elvan seneng dituduh sembarangan?! Ibu dapet info dari mana kalau dia yang ngelecehin anak Ibu?!! Harusnya Ibu pikirin tuh gimana caranya dia supaya nggak bundir karena frustasi!!" maafkan kata-kata kasar yang keluar dari mulut Hendra.
Dia sudah berusaha lemah lembut, pengertian, sabar, tapi disambut tidak ramah seperti ini. Seorang Hendra yang nyaris membunuh Mama Hana karena amarahnya. Tentu saja tidak akan tinggal diam ketika dibentak seperti itu, apa lagi mereka tidak saling mengenal satu sama lain meskipun bertetangga. Elvan menarik lengan Hendra, anak itu lambat laun emosinya surut. Tak lama kemudian, setelah keributan tersebut, Mika sebagai perwakilan tersenyum ke arah Ibu dari Rima yang masih tak mau mengalah.
"Dasar, anak orang kaya pada nggak sopan semua!" gerutunya.
"Maaf Bu, sebelumnya kami sebagai teman-teman Elvan percaya kalau dia nggak bersalah karena kami punya bukti" perkataan Mika membuat wanita paruh baya itu terdiam.
"Saya sama teman-teman saya mau nunjukin ke Ibu korban dulu, sebelum ke pihak yang berwajib" katanya menyodorkan amplop cokelat berukuran besar.
"Awas aja cuman keisengan anak muda!" kesalnya, merebut benda itu dari Mika.
"Oh, saya juga bawa bukti CCTV-nya" Rafael yang sejak tadi hanya diam di bibir pintu, akhirnya punya pekerjaan. Ia membuka laptopnya dan memutar file video yang sudah dikirim tanpa ragu.
Setelah membaca serta melihat bukti secara langsung, wanita itu tertegun. Sesekali menatap Elvan yang juga sedang menatapnya dengan tenang. Anak itu bahkan tidak terlihat frustasi, namun dia bisa tahu betapa terguncangnya Elvan melalui sorot matanya. Di sana seolah ada dunia lain yang hancur, lalu dia menoleh pada Elvan sepenuhnya.
"Saya tidak pernah melakukan hal tak senonoh pada anak Ibu, tolong jangan menyebarkan fitnah lagi. Pencemaran nama baik adalah tindakan pidana, Ibu bisa dipenjara" Elvan menuliskan hal yang ingin dia sampaikan lewat ponselnya.
Setelah dicari tahu, ternyata fitnah bisa menjadi tindakan pidana karena mencemarkan nama baik seseorang. Harap maklumi ketidaktahuan Elvan, ia harus lebih banyak belajar tentang hukum.
"Dan saya tidak mau hal tersebut terjadi, kita bertetangga jadi tolong luruskan masalah ini. Jika laki-laki kurang ajar itu kabur, saya dan teman-teman saya akan mencarinya sampai ketemu"
"Dia nggak mungkin kabur dari rumah Van, anak itu pendiam"
Elvan menoleh pada Mika, "Apa kamu yakin?" tanyanya tanpa perantara alat seperti biasa.
Mika yang kebingungan langsung menoleh pada Hendra dan Rafael saat itu. Karena dia belum mempelajari lebih lanjut tentang bahasa isyarat, mau tidak mau mereka berdua yang jadi menerjemah bagi Mika.
"Emang iya?" suara Rafael terdengar.
Krik. Krik.
Semua orang termasuk Mika melongo, keheningan pun tak bisa dihindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lirih [Park Jisung] || NCT Dream
Fiksi RemajaPlagiat dilarang keras!! ❌ [ON GOING AGAIN TONIGHT URI ZONYAA ^^] Dalam hidup kita belajar arti sebuah perjalanan, mengais sesuatu yang mungkin tak pernah kita dapat. Begitupun dengan seorang anak yang terlahir tidak utuh, ia tak sempurna. Berusaha...