How Shame I'm

132 22 0
                                    

"Terimakasih sudah berbelanja di toko kami"

Kesibukan yang Julian maksud adalah kerja paruh waktunya. Mulai jam 6 sampai jam 10 malam Julian bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket setiap hari senin sampai jum'at.

Bunda

|Ian, inget makan ya

Iya bunda|
Ian udah makan|

Bohong, Julian belum sempat makan, hanya sempat minum air. Ia melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul 8 malam. Jika tokonya sepi, ia akan mencuri waktu untuk makan sebentar. Setelah mendengar seseorang datang dan menaruh belanjaannya di meja kasir, Julian segera berbalik dan mentotalkan belanjaan tersebut.

"Ada kartu membernya, kak?" Julian baru menatap orang di depannya setelah mengucapkan hal itu.

Seorang gadis menatapnya dengan alis berkerut dan terlihat tidak suka. Julian tahu gadis ini, gadis yang selalu menatapnya sinis setiap berpapasan. Jihan.

"Maaf, ada kartu membernya?"tanya Julian ulang.

Gadis itu tersentak lalu menggeleng. "Gak."singkatnya.

"Totalnya dua puluh lima ribu rupiah."ucap Julian.

Jihan merogoh isi tasnya, lalu kedua saku cardigan yang ia pakai. Julian yang melihat gelagat aneh itu pun bertanya.

"Lo lupa bawa dompet?"

"Diem!"ketus gadis itu.

Julian mengedipkan kedua matanya beberapa kali mendengar lontaran ketus untuknya. Hendak bertanya lagi tapi gadis itu langsung menunjukkan telapak tangannya pada Julian, sepertinya kode untuk tetap diam atau menunggu. Sedetik kemudian gadis itu berlari keluar, tapi karena tidak berhati-hati ia menabrak pintu kaca yang mengakibatkan dirinya mengaduh kesakitan. Julian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu.

Jihan berlari menuju parkiran dan membuka pintu sebuah mobil.

"Kampret lo ngagetin aja!"ucap Juan.

"Ya maap, dompet gue ketinggalan."

Jihan mengambil dompetnya yang tadi ia letakkan di dashboard mobil dan kembali berlari kedalam minimarket.

"Ini,"ucap Jihan menyodorkan selembar uang biru pada Julian.

Julian yang tadinya kaget langsung melakukan pekerjaannya yang tertunda. Ternyata dompet gadis itu tertinggal,pikir Julian.

"Terimakasih-"

"Oke bye."ucap Jihan memotong perkataan Julian lalu berjalan cepat keluar dengan membawa belanjaannya.

Julian hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. Sedangkan Jihan mengumpat dalam hatinya, ia malu. Bagaimana bisa ia melupakan dompetnya, mana ia sempat menabrak pintu kaca. Dan JULIAN MELIHATNYA. Jihan ingin melebur sekarang juga.

"Kenapa si lo?"tanya Juan pada adik perempuannya yang datang dan menutup pintu mobil dengan amat keras.

"Cepet pulang kak,"ucap Jihan.

"Iya iya, sabar."

"Kenapa si?"tanya Juan setelah menjalankan mobilnya.

FEEL IT ; a smile that you have  || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang