Nosebleed

120 27 0
                                    

"TOPI GUE GAK ADA WOII!"

"Kebiasaan lo."kesal Mediana pada Hani yang panik karena topinya tidak ada.

"Maaf Hani, tapi hari ini gue gak piket PMR. Jadi gue gak bisa minjemin lo."ucap Jihan sambil menunjukkan topinya.

Fyi. Jihan memang mengikuti ekskul PMR dan cukup aktif sebagai sie perlengkapan. Setiap hari senin saat upacara bendera dimulai, Jihan biasanya kebagian piket ketika Hani melupakan topinya, tapi hari ini keberuntungan tidak memihak pada Hani.

"GEMAA!!"

"Ada apa kecil?"

Jika saja Hani tidak memerlukan bantuan laki-laki jakung dihadapannya, sudah dipastikan laki-laki itu terkapar tidak berdaya.

"Pinjem topi dong, lo hari ini jaga gerbang kan?"ucap Hani sambil menadahkan satu tangannya pada Gema.

"Nih, gue lagi baik sama lo."ucap Gema memberikan Hani topi yang tadi ada di kepalanya.

"Hihi, makasi gantengnya aku! kalau mau daftar jadi pacar gue, ambil dulu formulirnya paling belakang."

"Najis ni, gamau gue."Gema langsung ngacir keluar setelah mengatakan itu.

"Kenapa sih gamau sama gue?"ujar Hani lalu mengibaskan rambutnya ala ala iklan shampo.

"Lo nya aneh ni, siapa yang mau sama lo."ucap Jihan.

"Harusnya kalian dukung aku, kenapa malah membela laki-laki itu."

"Udah anjir gak usah banyak drama."ucap Jessika melerai mereka sebelum drama bombay Hani dilanjutkan.

"Ayo ke lapangan."ajak Mediana.

Mereka berjalan beriringan menuju lapangan, masih 10 menit sebelum upacara dimulai.

"Julian, Naren, Devano!"

Itu suara Hani menyapa tiga laki-laki yang tadinya berjalan di depan mereka. Jihan seketika menunduk, enggan melihat mereka, khususnya Julian. Dirinya masih mengingat kejadian memalukan malam minggu itu.

Yang lain hanya menatap bingung Jihan yang berjalan menunduk di paling pinggir.

"Ji, lo kenapa?"tanya Jessika.

"Hah? ga papa."ucap Jihan menatap Jessika sebentar lalu kembali menunduk ketika tidak sengaja melirik Julian.

Jessika menyernyitkan dahinya melihat keanehan temannya itu.

"Jihan-"

"Gue ke UKS dulu, baru inget kalau gue piket PMR. Permisi."ucap Jihan sedikit membungkuk saat berbalik lalu pergi berlawanan arah dari mereka.

"JIHAN, BISA BISANYA LO BOHONG SAMA GUE?!" Hani langsung mengamuk dan hampir saja menyusul Jihan jika tidak ditarik oleh Mediana.

"Emang si Jihan bohongin lo apa?"tanya Naren pada Hani.

"Dia bilang gak piket hari ini, gue kan mau minjem topi."ucap Hani kesal.

"Udahlah ni, paling juga lupa."

"Tapi Jes, si Jihan beda tadi. Lu terakhir kali denger Jihan ngomong permisi sama temen sebaya kapan coba?"tanya Mediana.

"Terakhir kali? pernah aja enggak!"jawab Jessika.

"Terus yang tadi?"Tanya Devano.

"Ha? emang iya? dia bilang permisi?"

Jessika mengedipkan matanya beberapa kali. "Gak mungkin." ucapnya tidak percaya.

"Apasih, alay."

"DIEM COCOT MU!"

Devano terkejut karena ketiga gadis itu berucap bersamaan ke arahnya. Sedangkan sedari tadi Julian hanya diam melihat gadis yang biasa menatapnya sinis hanya menunduk dan tak melihatnya.

FEEL IT ; a smile that you have  || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang