This is What Happened

112 25 0
                                    

Jihan mengguling-gulingkan tubuhnya diatas kasur. Jihan tidak tahu secara pasti apa yang membuatnya begitu gelisah dan dengan kesal ia menendang boneka kelinci miliknya.

"Gak! gue gak bisa kayak orang gila gini!"

"Jihan lo mikirin apa sih?!"kesal Jihan lalu memukul kepalanya sendiri.

"Bodo arghhh!"

Jihan mengacak-acak kasurnya, bahkan ujung spreinya terlepas sekarang.

"Buset dah nyonya kenapa lagi nih?"

Jihan menoleh pada pintu kamarnya, ternyata Jessika berdiri disana dengan berkacak pinggang.

"Ngapain lo kesini?"

"Keliatan ni anak kagak buka whatsapp. Gue udah spam lo aelah."Kesal Jessika sembari menaruh tas punggungnya di meja belajar Jihan.

"Gue udah nyuruh lo kirim teks bahasa Inggrisnya kan? ngapa lo gak kirim anjir. Gue harus nyalin Ji."

Jessika mengacak meja belajar Jihan, mencari buku tulis Jihan untuk disalinnya. Benar-benar seperti rumah sendiri.

"Lo kesini sama siapa?"

"Bang Ethan."ucap Jessika.

Gadis dengan rambut yang dikepang itu duduk di kursi meja belajar Jihan dan mulai menulis.

"Lo ada masalah Ji?"

"Semua orang punya masalah."

"Sini cerita."

"Dan gak semua orang bisa cerita."

"Emangnya kenapa?"

"Gue bingung ceritainnya gimana."

"Kalau gitu ketik aja deh, nanti kirim filenya ke gue."usul Jessika.

Ia tahu tabiat Jihan yang tidak suka bercerita karena susah sekali menyusun kata-kata secara langsung ataupun malas berbicara.

"Boleh juga ide lo."

"Anjir, lo beneran nyepam gue."ucap Jihan saat membuka ponselnya yang sengaja ia silent.

"Beneran lah dongo."

Jihan tidak memperdulikan Jessika, sekarang ia fokus mengetik pada ponselnya.

"Ji, Julian mirip Sagara ya."celetuk Jessika setelah lama hening.

Jihan terdiam lalu melihat Jessika sinis. "Lemot juga lo, kok baru peka."

"Ya, gue gak terlalu inget muka Sagara sih." Jessika fokus menulis walaupun ia terus berbicara.

"Udah setahun ya, kira-kira anaknya Sagara gimana bentukannya?"tanya Jessika.

Jihan terkekeh sinis. "Yang pasti mirip Sagara sama istrinya."

Jihan menjadi berpikir tentang Sagara karena ucapan Jessika. Laki-laki itu setahun lebih tua dari Jihan. Saat menjelang kelulusan laki-laki itu, Sagara mengaku bosan pada Jihan, jadi mereka memutuskan untuk break hingga kelulusan selesai. Jihan menurut saja walaupun hatinya sakit saat Sagara dengan mudah mengatakan kalau dirinya bosan. Tetapi ketika hari kelulusan tiba, Jihan tidak menemukan keberadaan Sagara. Jihan mendapatkan informasi dari teman karib Sagara kalau laki-laki itu telah pergi dari kota ini karena harus menikahi gadis yang telah ia hamili, temannya itu juga memberi tahu Jihan kalau sebenarnya Sagara sudah menjalin hubungan dengan gadis itu sejak dua bulan sebelum kelulusan.

Sejak saat itu Jihan dan Sagara memutuskan kontak. Walaupun mereka belum resmi putus, tapi Jihan sudah menganggap hubungan mereka berakhir, lagipun Sagara sudah menikah jadi ia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Sagara.

FEEL IT ; a smile that you have  || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang