Hani Oh Hani

102 23 2
                                    

"Bang Juan! lo kalo gak ngijinin kita kesana bakal gue kirim bom nuklir rumah lo!"kesal Hani.

"Astaga ni masih pagi lo udah emosi, kalau kalian kesini malah kalian yang sakit."

"Bodo amat anjir, gue bakal pake APD kesana."ucap Hani lagi.

"Emang Jihan sekarat apa gimana sih bang? kok sampai ga bisa main hape?"tanya Mediana.

"Sekate kate lu med, gue gunting lidah lo."

"Buset ampun bang,"ucap Mediana.

Jessika mengambil alih handphone Hani  yang digunakan untuk menelepon Juan, ia mematikan speakernya dan berkata "Gak usah bohong bang, gue tahu."

"Jessika? lo tahu apa?"

"Semua, kenapa Jihan gak sekolah dan apa yang terjadi sama Jihan."

"Siapa yang ngasi tahu lo?"

"Identifikasi dan observasi mandiri, itu gak penting. Sekarang gue tanya, orang tua kalian di rumah?"tanya Jessika.

"Kayaknya nggak, gue lagi di kampus. Kenapa?"

"Apapun yang terjadi kita bakal kesana sekarang, gue khawatir sama Jihan."

"Lo jangan keras kepala Jes."

"Adik lo yang ngajarin gue gimana caranya teguh sama keinginan."ucap Jessika.

"Kalau gini gue gak bisa ngomong lagi, jangan aja lo ajak Julian. Gue takut kalau ada papa bakal jadi masalah, lo paham kan?"

"Tentu, nanti gue kesana."

"Oh iya, kalau ada orang botak gak ngasi lo masuk, tonjok aja biar diem."

Jessika tertawa kecil "Bodyguard baru?"

"Buat Jihan dari papa."

"Dah, tutup teleponnya."

"Iyaa."

Jessika memutuskan sambungan telepon itu, Hani dan Mediana langsung menatapnya penasaran.

"Apa?"bingung Jessika.

"Lo ngomong apa sama bang Juan bjir, pake ga di speaker segala. Apa yang lo tahu tentang Jihan? kenapa kita gak tahu?"ucap Hani.

"Gue belum yakin sebenarnya, tapi biar bang Juan ngasi ijin ya gue harus bilang gitu."

"Terus bodyguard?"tanya Mediana.

"Om baskara nyuruh orang jaga Jihan."

"Emang segitu parah sakitnya Jihan pake nyewa bodyguard segala?"ucap Hani.

Jessika menggeleng "Jihan gak sakit."ucapnya.

"Loh terus ngapa?"tanya Mediana.

"Masalah sama om baskara kayaknya, kita liat nanti."

Mediana dan Hani saling menatap dengan raut bingung menghiasi wajah mereka.

......

"NGAPA KAGAK BOLEH MASUK BJIR? GUE TEMENNYA NYONYA LO!"teriak Hani histeris sembari berlari menghindari pria botak bertubuh kekar dan tinggi yang mengejarnya, Jessika dan Mediana.

"BERHENTI KALIAN!"

"DASAR BOTAK! GAK USAH NGEJAR EGE!"teriak Jessika.

"AAAKKKKK HANI JESSIKAAA TOLONG GUEE AAAAAAAAAA."

"MEDIANAA!"

"LEPASIN GUE! ANJING LO BOTAK! TOLONGGGG!!"

"HEH LEPASIN TEMEN GUE!"

FEEL IT ; a smile that you have  || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang