"Dengerin gue, besok lo pasti bisa keluar rumah. Besok minggu dan gue punya rencana."ucap Jessika.
"Rencana apa?"tanya Hani.
"Besok papa lo bakal pergi ke luar kota, Bang Ethan bilang mereka diundang buat pesta peresmian hotel."ucap Jessika.
"Terus rencana lo apa?"tanya Jihan.
"Lo harus ketemu Julian."
"Lah ngapa anjir?"ucap Jihan.
"Besok Julian ngajar Geta di rumah gue, lo bisa ketemu dia disana. Lo kangen Julian kan?"ucap Mediana.
"Apasih, nggak ya."
"Nggak usah ngelak, lo jelek."
"Kampret."
-o0o-
"Aduhh si Jessika kenapa buat rencana begini sih? ntar kalau ketemu Julian gue harus ngomong apa coba?"monolog Jihan.
Sekarang gadis itu uring uringan karena bingung mau mengatakan apa dan berekspresi seperti apa di depan Julian nantinya. Tak sadar ia berjalan ke ruang tengah dan terus saja merutuki tiga temannya.
"Non Jihan kenapa?"tanya om Raden melihat majikannya mondar-mandir di ruang tengah.
"Eh, gak papa om saya cuma bosen di rumah."ucap Jihan.
"Nanti saya mau ke rumah temen, om gak usah jagain saya kesana."ucapnya.
"Tapi non—"
"Gak usah om, Jihan mainnya deket, papa gak bakal tau."sahut Juan yang baru saja datang dari olahraga paginya.
"Tuh om dengerin,"ucap Jihan senang karena Juan membelanya.
Jihan ke dapur menghampiri kakaknya yang sedang meminum air.
"Kak, buat pertama kalinya gue gak mau papa pulang."
"Hush, ntar beneran gak pulang nanges."ucap Juan.
"Tapi gue kesel sama papa, masa papa ngomong gitu sama Julian sih."Jihan menekuk wajahnya kesal mengingat hal itu.
"Lo beneran pacaran sama kak Nagita gak sih?"tanya Jihan tiba-tiba.
Juan mengangguk "Emang kenapa?"tanyanya.
"Kak Nagita itu jauh dari tipe lo, kok lo bisa pacaran sama dia?"tanya Jihan lagi.
Juan terkekeh pelan, Jihan masih mengingat tipe idealnya dalam memilih pasangan hidup. "Kalau nyatanya gue jatuh cinta sama dia, ya gue gak bisa ngelak."
Jihan menggeleng "Lo bilang gak bakal kuat sama cewek cerewet dan problematika, dari yang gue liat kak Nagita punya itu semua. Dia cepet salah paham, cerewet, dramatis dan caper. Kok lo bisa suka sama dia?"
Juan menoyor kening si gadis dengan telunjuknya "Cinta itu gak ada yang tau, tipe ideal cuma wacana karena tuhan yang ngatur semua."ucap Juan.
"Lo juga kan, katanya gak bakal suka cowok friendly malah suka Julian."sindir Juan.
"Nggak ya, gue sama Julian cuma temenan."elak Jihan.
"Temenan tapi elo nya yang suka."ucap Juan.
"Lo suka banget ya godain gue."ucap Jihan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEEL IT ; a smile that you have || end
Teen Fiction"Gue gak suka cowok friendly yang suka tebar senyum ke cewe sana sini" Itu yang Jihan ungkapkan sebelum akhirnya ia merasakan gelenyar aneh dalam dirinya setiap bertemu satu laki-laki yang ramah tamah, baik hati dan sangat murah senyum. Dia Julian...