Hug that Bear

116 24 0
                                    

"Sorry, gue gak suka boneka."ucap Jihan sembari meninggalkan seorang laki-laki dari kelas lain yang tadinya menyatakan perasaan dengan memberikan boneka beruang lucu untuknya.

"Ji, lo menyia-nyiakan banyak cowok tau gak."ucap Mediana.

Ia langsung menyusul Jihan keluar kelas dan mensejajarkan langkahnya dengan temannya itu.

"Gak, lo tau gue lagi gak tertarik sama cowok."

"Hamdeuh, terserah lo deh."

"Ya emang terserah gue."ucap Jihan.

"Kadang gue heran kenapa betah temenan sama lo."ucap Mediana.

"Babu cantik emang cocoknya berteman sama ratu kek gue."

"Ratu kegelapan iya lo."ucap Mediana.

Jihan tertawa kecil. Matanya bersinggungan dengan sepasang manik lucu milik seorang laki-laki. Ia langsung menatap manik itu sinis. Entah kenapa, otak Jihan secara otomatis menyuruh matanya menatap sinis setiap bertemu Julian.

"Ji, jangan dibiasain gitu ah. Kasian Julian."tegur Mediana setelah menyapa Julian dan orang itu pergi dari hadapan mereka.

"Emang gue kenapa sih?"

"Ck, Julian ada salah apa sama lo? kenapa sampai lo sinisin setiap hari?."

Jihan termenung, mengingat kenapa ia begitu tidak menyukai Julian. Masalah yang sangat sepele, tidak mungkin Jihan mengatakannya pada Mediana atau temannya yang lain. Julian itu mirip mantannya, yang meninggalkannya tanpa kabar saat istirahat sebentar. Mereka belum resmi putus saat itu, tapi menurut Jihan mereka sudah putus saat ia mengetahui jika pacarnya itu selingkuh. Dan wajah Julian mengingatkannya pada hatinya terdahulu.

"For no reason."jawab Jihan kemudian kembali ke kelas.

"Lah, tadi lo keluar mau kemana woii?!"tanya Mediana sedikit teriak.

"Gak!"

"Dih."Gumam Mediana kemudian ia berjalan berlawanan arah dengan Jihan.

o0o

Hari sabtu tiba, dimana saat ini adalah kesempatan Jihan untuk bermalas-malasan sampai siang.

"Ji, ntar ke pasar malem kuy."Ajak Juan tiba-tiba datang ke kamarnya dan ikut duduk di ranjang.

"Yang bener kak?!"tanya Jihan sumringah.

Sudah lama ia tidak pergi ke tempat seperti itu. Jihan sangat suka pergi ke pasar malam bersama Juan, karena Juan lah yang akan membayar semua yang ia mau.

"Beneran, udah lama gue gak ngajak lo jalan-jalan."

Jihan langsung memeluk kakaknya manja. "Nanti mau lihat badut beruang."ucapnya.

"Siap tuan putri ku."ucap Juan sembari mengelus puncak kepala Jihan.

Ini yang Jihan sukai dari kakaknya, selalu ada untuknya dan membahagiakannya disaat kedua orang tua mereka tidak bisa. Jihan tidak pernah sekalipun keluar bersama Mama atau Papanya.

"Mama dimana kak?"tanya Jihan yang masih berada di pelukan sang kakak.

"Lagi arisan sama temen ceriwisnya."jawab Juan.

J

ihan hanya manggut-manggut. Tiba-tiba rasa penasaran muncul di kepalanya.

"Lo udah punya pacar kak?"

FEEL IT ; a smile that you have  || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang