Julian menghindar, hal yang Jihan takutkan terjadi membuat ketiga sahabatnya merasa aneh. Mereka baru saja senang karena Jihan tidak berlaku aneh cenderung buruk itu pada Julian lagi, tapi situasinya terbalik sekarang.
Julian melakukan hal yang sama dengan yang Jihan lakukan padanya, ia akan menunduk ketika bertatapan dengan Jihan dan langsung pergi dengan segera.
"Ji, jawab ada apa."Mediana mendesak gadis itu agar menjawab pertanyaan mereka yang sama sekali tidak digubris sejak mereka di sekolah sampai sekarang mereka rela ke rumah Jihan untuk mendapat penjelasan dari gadis itu.
Yang bersangkutan hanya bermain dengan anak domba yang asik mengunyah rumput di halaman belakan rumahnya. Omong-omong, Jihan akhirnya memelihara domba yang Gema berikan karena orang tuanya tidak ada yang peduli, dan Juan juga akhirnya menyerah melarang gadis itu. Lagipula rumput di halaman belakang jadi lebih rapi secara cuma-cuma.
"Jihann,"Jessika ikut mendesak gadis itu.
Awalnya Jessika membiarkan saja, tapi melihat wajah murung yang Jihan tunjukkan apalagi saat Julian terang-terangan menghindarinya, Jessika merasa ada yang aneh pada mereka berdua.
Tiba-tiba Juan menghampiri mereka secara mengejutkan karena laki-laki itu tidak membuat suara sedikitpun.
"Jihan, makan dulu."
Jihan hanya melirik Juan sinis lalu kembali memusatkan perhatiannya pada anak domba putih bersih itu. Juan menunduk, ia tahu kenapa adiknya begitu kesal, ialah penyebabnya.
"JIHAN LO BELOM MAKAN?!"Heboh Hani.
Ini sudah pukul lima sore dan di sekolah Jihan tidak memakan apapun. Nafsu makannya hilang ketika mengetahui Julian tidak ingin melihatnya, ini setara seperti saat Sagara meninggalkannya, menyedihkan.
"Makan dulu lo monyet,"ucap Hani menarik lengan gadis itu agar berdiri.
Dua lainnya juga sangat kesal dan ikut mengomel.
"Lo belum makan dari pagi Ji astagaa."heboh Mediana
"Makan woi, jangan kambing mulu lo kasi makan."ucap Jessika.
"Domba bukan kambing!"kesal Jihan.
"Iye lah sama aja."gumam Jessika.
"Gue pergi ya, jagain Jihan."ucap Juan.
Ketiga gadis sahabat Jihan menoleh "Oke bang, aman."sahut Hani.
"Habis makan lo harus cerita, atau gue sate domba lo."ancam Jessika.
"Lili masih kecil anjim, awas aja lo berani nyate anak gue!"seru Jihan, wajah murungnya berubah sangar.
"Makanya cerita!"ucap Mediana.
Jihan makan ditemani ketiga sahabatnya yang duduk menunggu gadis itu menghabiskan makanan di piringnya.
"Berasa jadi ratu."ucap Jihan.
"Halah pret, ratu apaan lo."kesal Hani.
"Ratu kegelapan."celetuk Mediana.
"Shutt, sekarang cerita!"ucap Jessika menghentikan celotehan tidak berguna yang sebentar lagi pasti akan mereka perdebatkan.
"Gini, jadi kalian tau kalau gue udah baik sama Julian kan?"
Ketiganya mengangguk menanggapi.
"Tapi kemarin—"
Jihan menceritakan kejadian kemarin yang membuat Julian menjauhinya.
Hani menutup mulutnya tidak percaya "Gue gak nyangka bang Juan."
KAMU SEDANG MEMBACA
FEEL IT ; a smile that you have || end
Teen Fiction"Gue gak suka cowok friendly yang suka tebar senyum ke cewe sana sini" Itu yang Jihan ungkapkan sebelum akhirnya ia merasakan gelenyar aneh dalam dirinya setiap bertemu satu laki-laki yang ramah tamah, baik hati dan sangat murah senyum. Dia Julian...