CHAPTER 6

10.7K 193 1
                                    

Sebelum baca! Baca doa dulu takutnya kelepasan canda, vont dan komen jangan pelit!!

Sebelum baca! Baca doa dulu takutnya kelepasan canda, vont dan komen jangan pelit!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********

"Sialan! Apa aku hanya menjadi tontonanmu?"

"Tentu saja tidak," ujar Kenneth mendekat dengan perlahan membelai punggung terbuka Zella.

"Lalu apa lagi yang kau tunggu?" Zella malah terdengar seperti wanita nakal yang ingin sekali di sentuh oleh Kenneth.

"Tidak akan semudah itu... Kau harus mendapat hukuman dariku," Kenneth menatap mata Zella, ia menarik kabel ties dan mengikat kedua tangan Zella dengan kencang.

"Apa lagi ini? Apa sebuah penyiksaan?" Zella menatap ke arah tangannya yang terikat dengan kabel ties.

Kenneth merangkul pinggang rampingnya. Kecupan basah kembali Zella dapatkan di sepanjang lehernya, hisapan kecil Kenneth tinggalkan di beberapa bagian pada leher Zella, kenneth membuka kedua paha Zella dengan lebar. Mengusapnya dengan gerakan dari bawah ke atas, menaikan rok hingga sebatas pinggang Zella.

"Kalungkan tanganmu di leherku!" Kenneth memerintah Zella dengan tatapan alphanya.

"Kau terlalu banyak meminta." Zella sempat mendengus tetapi akhirnya ia tetap melakukannya juga.

Kenneth tersenyum kembali mencium bibir Zella dengan perlahan, menikmati setiap decapan saling bertukar Saliva satu sama lain. Zella memejamkan matanya, mencoba meresapi hal yang pernah terjadi di antara mereka sebelumnya.

Tangan Kenneth membelai titik terlemah Zella yang masih di balut kain tipis pelindung, tangan kenneth dengan cepat merobek kain penghalang ia dapat menyentuh Zella lebih jauh. Sensasi basah sebagai sebuah tanda bahwa sang pemilik tubuh juga sudah menerima Kenneth, Kenneth menurunkan resleting celana kainnya. Menyentak tubuh Zella dalam sekali terobos, Kenneth mencoba untuk bermain pelan karena, merasakan milik Zella yang begitu sempit mencekam miliknya.

"Arghhh..."Zella mencekam rambut Kenneth saat mereka berdua telah sampai di titik klimaks dalam permainan panas.

Rasanya sungguh sangat canggung, ketika Kenneth melepaskan penyatuan mereka. Zella menatap irisan mata grey yang menatapnya dengan kabut yang menggebu, Zella menatap kearah tangannya di mana Kenneth mencoba untuk memutuskan kabel ties mengunakan cutter.

Zella tak bisa mengalihkan pandangannya ke arah tubuh Kenneth yang sangat bersih tanpa sedikitpun luka yang tergores di tubuhnya— yang begitu proposional dengan otot yang membentuk enam kotak yang begitu indah.

"Tanganmu memerah, aku mengikatnya terlalu kencang." Kenneth menyentuh pergelangan tangan Zella yang memerah dan meninggalkan bekas.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang