CHAPTER 37

3.3K 158 42
                                    

*****"Pukul kakinya dengan kencang!" ujar  Zella yang menginstruksi kepada anak buahnya yang bertugas membangunkan Zaverio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
"Pukul kakinya dengan kencang!" ujar  Zella yang menginstruksi kepada anak buahnya yang bertugas membangunkan Zaverio.

"Arghhh!" Suara teriakan kesakitan terdengar sampai ke telepon Zella.

"Jangan berhenti!" Zella menatap dari layar kecil yang memperlihatkan Zaverio terus berteriak sakit saat kedua kakinya di pukul terus, menerus dengan balok kayu.

Rasanya belum cukup puas ketika orang lain melakukan hal itu untuknya. Zella turun dari kursi kayu, berjalan dengan penutup wajah serta topi hitamnya, ia masuki bilik ruangan yang berada tak jauh darinya.

Zella dapat melihat dengan jelas wajah dan posisi Zaverio yang masih di gantung dengan posisi terbalik. Wajah yang penuh memar, kaki yang sudah pasti lumpuh karena pukulan terus menerus di dapatkan Zaverio.

"Katakan siapa yang menyuruh kalian semua sialan!" teriak Zaverio dengan meludah di hadapan Zella.

Saat anak buahnya ingin memukul Zaverio kembali. Zella mengangkat tangannya dan menghentikan aksi tersebut, ia berjalan mendekati Zaverio. Pria tua yang hanya ia temui beberapa kali tak ia sangka memiliki sifat iblis, Zaverio adalah otak utama dari semua hal yang terjadi pada hidupnya.

"Kau! Katakan siapa yang menyuruhmu." Mata Zaverio tertuju pada seseorang yang mendekatinya dengan elegan. Dengan hanya sekali melihat Zaverio sudah dapat menebak bawah ia seorang wanita.

"Apa anda lelah Tuan?" Zella melepaskan masker dan memperlihat wajahnya di depan Zaverio yang akan mati dalam hitungan jam.

"Kau!" Mata Zaverio membesar. Meskipun hanya bertemu sekali ia ingat siapa wanita yang saat ini berada di hadapannya, Zella putrinya Bella.

"Kenapa anda begitu terkejut, tolong ubah posisinya. Sulit berbicara dengan posisi yang terbalik bukan?" ujar Zella dengan senyum smirk, ia memerintahkan dua orang untuk mengubah posisi Zaverio menjadi duduk.

"Apa yang kau ingin! Wanita sialan," bentak Zaverio yang melontarkan makian untuk Zella.

"Kematianmu. Sederhana bukan?" jawab Zella dengan lantang.

"Kau tidak akan bisa membunuhku, kau hanya sampah lebih tepatnya di darahmu mengalir darah pelacur," ujar Zaverio tertawa dengan kencang meskipun seluruh tubuhnya di ikat dan merasakan sakit akibat pukulan yang ia dapatkan.

"Pelacur? Aku tidak tau apa yang terjadi di kehidupanmu dengan keluargaku, tapi aku disini hanya ingin membalas apa yang kau lakukan kepada ibuku," jawab Zella mendekati Zaverio, tepat di depan wajah Zaverio— tangan Zella dengan kencang meninju wajah Zaverio tak hanya sekali tapi, berkali-kali sampai berdarah dan mata Zaverio nyaris terkeluar. Rahang yang sudah di pastikan pecah akibat pukul Zella.

Zella memukul wajah Zaverio dengan membabi buta. Belum cukup puas ia menarik pisau di sakunya dan menusukan di telapak tangan kanan Zaverio.

"Arghh!" teriakan kencang terdengar dari mulut Zaverio yang telah sobek.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang