CHAPTER 32

3.1K 143 16
                                    

*****"Kapan! Aku sudah menunggu Daddy, Daddy terus menyuruhku menunggu! Tapi ini sudah tiga hari, dan tidak ada  Zella datang menemuiku," balas Mike yang sudah terbakar akan emosi karena ayahnya selalu menahannya untuk kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
"Kapan! Aku sudah menunggu Daddy, Daddy terus menyuruhku menunggu! Tapi ini sudah tiga hari, dan tidak ada  Zella datang menemuiku," balas Mike yang sudah terbakar akan emosi karena ayahnya selalu menahannya untuk kembali. Sedangkan, permintaan Mike tak kunjung di laksanakan.

"Kau tetap tak akan bisa kembali Mike... Pergilah tinggalkan negara ini! Paling tidak kau harus menetap satu tahun di luar negeri."

"Persetan! Aku tidak akan mau, aku tidak akan bisa meninggalkan Italia tak perduli seberapa keras Daddy menginginkan aku pergi!"

Klik.

Mike melemparkan ponselnya ke arah dinding. Ia menahan amarahnya yang akhirnya tak bisa ia tahan, Mike memukul kaca di depannya. Tangannya penuh darah serpihan kaca memenuhi permukaan tangannya, matanya menatap tajam ke arah luar jendela.

Mike berjalan menuju lemari yang tak jauh darinya. Tangannya mengeluarkan serbuk putih dari dalam kotak kaca, Mike meletakannya di atas permukaan tangannya dan menghirupnya dengan cepat. marijuana Mike sudah menjadi penguna obat terlarang itu sejak ia di nyatakan memiliki gangguan mental.

"Aku harus menemui Zella, aku harus menemuinya." Bibir Mike tak berhenti menyebutkan nama Zella, setiap helaan napasnya ia selalu mengingat Zella bagaikan obat yang sangat ia butuhkan untuk menahan jiwa psikopatnya yang sedang meronta- ronta.

*****
Zella meletakan surat pengunduran dirinya ke Audrey sebagai tim agen rahasia.

"Aku Queenzella Persson mengundurkan diri mulai hari ini. Aku minta maaf karena tak bisa menyelesaikan penyelidikan kasus ini," ucap Zella meletakan kartu indentitasnya bahkan ia juga melepaskan segala tanda yang ada di pakaian dinasnya.

"Apa maksudmu?" tanya Audrey yang terkejut dengan tindakan yang Zella ambil.

"Jawab! Apa maksudmu," bentak Audrey memukul meja kerjanya.

"Aku ingin berhenti kak," jawab Zella menatap mata Audrey dengan air mata yang berada di pelupuk matanya.

"Kenapa? Aku tidak mempermasalahkan kita gagal dalam kasus ini... Tapi aku tidak akan bisa melepaskanmu pergi meninggalkan kami," sambung Audrey

Tak lama kemudian pintu ruangan rapat kembali terbuka, wajah Diandra  masuk dan di susul oleh Layla yang juga terlihat datang terburu- buru mereka berdua baru saja kembali dari pusat.

"Ada apa ini?" tanya Diandra saat melihat kedua orang—yang terlihat saling menatap ke arah lain.

"Zella, ada apa?" tanya Diandra mendekati Zella dan menatap ke arah meja dimana barang- barang milik Zella telah di letakan di dalam box hitam.

"Dia ingin berhenti," sambung Audrey.

"Kau bercandakan? Zella hei, kita masih bisa menyelesaikan masalah ini," timpal Diandra menyentuh bahu Zella. Membuat Zella mau tak mau harus menatap ke arahnya.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang