CHAPTER 23

4.8K 189 31
                                    

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*********

"Ada apa?" Diandra kembali merasa bahwa Zella terlihat diam tak berbicara, mood wanita di depannya ini kembali seperti —sebelum mereka datang ke ring kematian.

"Tidak apa- apa. Aku izin ke toilet dulu," ujar Zella dengan intonasi yang sangat dingin, ia berdiri meninggalkan mejanya.

Zella berjalan cepat, bukan menuju toilet tetapi Zella menuju pintu keluar dari arah lain. Zella menghembuskan napasnya, tangannya mengeluarkan kotak karton yang berisikan nikotin dan mulai membakar ujungnya dengan menggunakan pematik.

Asap dari nikotin yang berada di sela bibirnya berhembus keluar. Zella masih merokok dengan tatapan kosong, hanya ada dirinya di area ini. Mungkin orang hanya tau pintu keluar dari akses pintu utama saja.

Zella menunduk menatap permukaan sepatu boots kulit miliknya. Matanya terpejam, ia tak lagi ingin menangis sekarang. Tetapi Zella sedang merenungkan apa ia bisa terlihat profesional setelah ini? Apa ia akan baik- baik saja dan kembali seperti awal seperti mereka tak pernah bertemu satu sama lain?

Tarikan pada lengan kanan Zella membuat rokok yang tertinggal setengah itu, berpindah ke tangan yang lain secara cepat. Zella mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Kenneth pria yang dengan berani melakukan hal itu kepadanya. Zella hanya menatap ke arah Kenneth yang menghisap rokok yang sama dengannya.

"Kau hanya pergi sendiri tanpa mengajakku?" Kenneth menatap ke arah Zella dengan kedua tangan yang ia letakan pada dinding di samping tubuh Zella.

Zella terkepung dalam dua lengan Kenneth yang tiba- tuba saja berada tepat di sisi kepalanya.

"Untuk apa mengajakmu?" Zella mendongakkan kepalanya menantang tatapan tajam pada netra abu- abu yang terlihat sayu.

"Bibirmu terluka, kau habis di pukuli?" Kenneth menyadari bahwa sudut bibir Zella terluka, bahkan ada memar kebiruan pada pipi kirinya. Kenneth menyentuh wajah Zella tapi Zella dengan cepat menepis tangan Kenneth dan mencengkeramnya dengan kencang.

"Apa pedulimu!! Kenapa kau selalu saja terlihat perduli? Ingat! Aku bukan milikmu Kenneth," ujar Zella dengan kilatan emosi yang tak lagi dapat ia bisa ia bendung.

"Tentu saja aku perduli!! Kau milikku!" Kenneth menyentuh pipi Zella dan merapatkan tubuh mereka.

"Fucking shit!! I'm not yours!!" Zella mencoba melepaskan tangan kenneth dengan sekuat tenaga, tetapi entah kenapa tenaganya menjadi melemah hanya karena Kenneth.

Tanpa banyak bicara Kenneth melumat habis bibir Zella, tak perduli dengan dorongan kencang yang terus ia dapatkan dari Zella. Kenneth menyapu habis bibir Zella dengan lembut tanpa menyentuh luka sobekan yang wanitanya dapatkan di sudut bibirnya.

"Hmmphs!!" Zella masih berusaha untuk melepaskan ciuman mereka. Tetapi, semakin ia mencoba Zella semakin larut dalam setiap sapuan bibir dan lidah Kenneth yang begitu lembut hingga membuat Zella menyerah.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang