CHAPTER 38

3.8K 134 9
                                    

Vote dan spam komen jangan lupa!1500 kata!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan spam komen jangan lupa!
1500 kata!

*****
"Tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini," ucap Kenneth.

Zella yang mendengar semua itu kembali membeku. Ia tidak tau harus melakukan apa, pergi juga percuma. Zella masih ingin memastikan apa Kenneth sadar sepenuhnya atau masih berkhayal.

"Shut..." Zella meletakan tangannya di puncak kepala Kenneth, membelainya dengan perlahan seperti menidurkan seorang bayi yang mengalami mimpi buruk.

Mata Kenneth kembali tertutup, hanya saja tangan Zella masih di genggam dengan erat. Sulit untuk melepaskan diri dengan cara kasar, mau tak mau Zella harus melakukannya dengan perlahan saat Kenneth telah tertidur sangat lelap, baru dirinya dapat melarikan diri.

"Tidak untuk sekarang Kenneth. Tidak akan aku biarkan cinta menguasai diriku saat membalaskan dendam!" monolog Zella di dalam batinnya.

Kaki Zella bergerak dengan perlahan menuju pintu keluar. Saat tangannya ingin membuka pintu, sebuah suara berat menyapa pendengarannya.

"Kau tetap akan pergi?"

Zella membeku di tempatnya. Jantungnya benar- benar serasa melompat keluar, dengan perlahan tubuhnya berputar menghadap ke arah Kenneth yang duduk menghadap ke arahnya.

"Kau masih akan tetap pergi sekarang?" tanya Kenneth yang masih berada di atas sofa.

"Kenneth." Bibir Zella terasa sangat berat untuk memanggil nama Kenneth secara langsung.

"Berhari- hari aku menahan diriku untuk tidak datang menemuimu," tutur Kenneth berdiri dari posisinya mendekati Zella dalam langkah lebar.

"Kau mengetahui aku hidup?" tanya Zella tepat saat Kenneth berada di depannya. Hanya di sorot satu lampu, yang berada tepat di atas kepala mereka.

"Yeah. Aku mengetahui semuanya... Dan aku tetap memilih diam," jawab Kenneth dengan kedua tangan yang terkepal erat.

"Bravo!!" Zella bertepuk tangan di hadapan Kenneth.

"Apa kau kecewa kepadaku?" sambung Kenneth yang masih terus menatap ke arah mata Zella.

"Sangat. Aku sangat kecewa kepada diriku yang begitu ceroboh sampai kau mengetahui semuanya," imbuh Zella yang masih tetap tersenyum.

"Zella." Panggil Kenneth dengan nada frustasi.

"Kau masih berpikir aku mencintaimu? Ayolah Kenneth, aku tidak benar-benar mengunakan hatiku. Semua yang aku perlihatkan padamu selama ini hanya bagian dari pekerjaanku," jelas Zella menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang