CHAPTER 31

3.4K 130 13
                                    

******Zella membeku di depan jasad ibunya yang telah di tutup kain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******
Zella membeku di depan jasad ibunya yang telah di tutup kain. Wajahnya pucat pasif, tidak ada satupun suara yang Zella keluarkan. Air mata juga telah mengering, hanya tersisa rasa penyesalan dan kebencian yang semakin mendarah daging.

Tidak ada keluarga lagi selain dirinya. Hanya Quenzella putri tunggal dari Bella Persson. Bahkan hingga akhir hayatnya, ibunya masih membawa nama belakang lelaki bajingan yang telah meninggalkan sejak lama.

"Masih banyak yang belum aku katakan kepadamu, kau seharusnya bangun dan memberikan semangat padaku. Kau seharusnya melihat putrimu tumbuh menjadi wanita yang kuat! Tapi sekali lagi hal ini jauh lebih menyakitkan," monolog Zella di dalam hatinya terlalu sakit baginya untuk berbicara. Saat hanya ada dinding yang begitu dingin, menjadi saksi ia begitu hancur dan itu memalukan.

"Jika bisa kembali, aku mungkin akan meminta untuk berhenti di usia 10 tahun saja. Daddy, Mommy dan aku yang masih tidak tau akan hal apapun selain hanya bermain dan bahagia."

"Mommy, aku berjanji padamu setelah ini aku akan membalas dengan lebih menyakitkan kepada orang yang membunuhmu," ujar Zella dengan pita suara yang terasa tercekat di tenggorokan.

Suara pintu kembali terbuka, Zella melihat timnya datang. Tak ingin terlihat menyedihkan Zella mencoba untuk tersenyum kepada Audrey, Diandra dan terakhir Layla.

"Kalian datang? Besok saja di pemakaman, maaf merepotkan."

"Apa yang kau katakan sialan! Kami panik," ujar Diandra yang geram melihat sikap datar Zella.

"Diandra." Audrey menatap ke arah Diandra dengan tatapan tajam.

"Ibuku di temukan dengan keadaan tidak bernyawa. Bukan karena kematian yang dia inginkan, tetapi orang lain yang menginginkan... Luka tusukan sedalam 5cm pada lehernya, hal yang serupa juga di tusukan pada area jantung dan perutnya."

"Siapa yang melakukannya? Apa kau punya musuh Zella," tanya Audrey menatap Zella dengan satu alis yang terangkat.

"Bukan aku, mungkin ibuku. Tapi aku hanya mencurigai satu orang selama ini," sambung Zella dengan tangan yang terkepal menahan emosi. Jika benar Mike pembunuhnya akan ia pastikan hal yang serupa juga terjadi kepada Mike, entah dirinya atau orang lain yang akan melakukan balasan itu.

"Apa dia yang kau maksud Zella?" timpal Layla yang tiba- tiba saja terlintas akan satu nama yang muncul dalam pikirannya.

"Siapa?" Diandra dan Audrey serempak menoleh ke arah Layla.

"Aku tak ingin membahasnya di sini." Zella tak percaya sepenuhnya akan rumah sakit sialan yang masih berada di bawah naungan keluarga Cristopher. Bisa saja mereka memasang penyadap suara, untuk mendengar pembicaraan rahasia mereka.

******
"Daddy, dimana Mike!" Kenneth mendobrak pintu ruang kerja ayahnya.

"Ada apa kau ini! Apa sudah hilang kesopanan dirimu?" Zaverio masih bersikap tenang, melepaskan kacamata bacanya.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang