CHAPTER 17

4.2K 116 0
                                    

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******

"Tidak ada yang boleh menggunakan senjata." Sang leader sombong itu meminta Zella untuk melepaskan semua benda berbahaya di tubuhnya.

Zella menuruti dan melepaskan semua senjata yang ada padanya dan saat ini ia hanya mempunyai tubuhnya. Zella menatap pria kekar yang seumuran dirinya terlihat menyombongkan diri dengan otot kekarnya, Zella hanya menahan tawanya. Ia takut otot kekar itu yang malah membuat pria itu jatuh lebih awal darinya.

"Aku merasa nyaliku rendah saat harus melawan wanita." Pria itu mengulurkan tangannya kepada Zella untuk naik ke atas ring seperti petinju.

"Jangan banyak bicara, aku muak dengan omong kosong."

Audrey menatap ke arah Zella yang menoleh ke arahnya. Kesempatan itu malah menjadi keuntungan lawan Zella langsung menendang perut Zella, tubuh Zella termundur ke belakang. Tetapi hal itu tak membuat ia menyerah Zella dengan cepat bangkit dari posisinya, tak akan membiarkan lawannya menang kali ini.

Zella tersenyum smirk, ia dengan cepat menendang tulang kering pria di depannya itu. Tak hanya sekali saja  Zella memutar lengan pria itu hingga terdengar bunyi patahan. Pria di depannya masih berusaha bangkit dan menjatuhkan Zella, tetapi Zella dengan cepat membanting tubuh yang memiliki dua kali lebih besar darinya itu.

"Sekali pukulanmu, berkali- kali balasan dariku." Zella duduk di atas tubuh pria itu dan menekan lehernya mencekiknya dengan kencang.

"Berhenti!"

Zella segera bangkit dari tubuh pria itu dan melompat keluar dari ring. Jika bukan karena ucapan yang meminta ia untuk berhenti, Zella tak akan tinggal diam. Sehelai rambutnya tak ada yang bisa menyentuh tanpa seizinnya. Zella kembali ke sisi Audrey yang tersenyum bangga padanya— sebelum akhirnya wajah Audrey kembali berubah dingin.

"Entah apa tujuanmu meminta kami semua berkumpul? Aku terima rindumu, tetapi aku pikir irimu jauh lebih besar dari rindumu." Audrey mengatakannya dengan senyum lengannya, menepuk pangkat yang terpasang pada dada dan juga bahu pria itu.

"Kau lupa? Aku bisa membunuhmu tanpa izin siapapun." Audrey berbisik di telinga leader sombong itu.

"Kau ingin membunuhku? Kau saja tidak becus dalam menyelesaikan misi ini? Lihatlah misi pembunuhan itu masih belum dapat kalian pecahkan."

Audrey mengempalkan tangannya, ingin sekali ia memukul wajah sombong di depannya ini. Tetapi hal itu kembali keduluan oleh Zella, Zella lebih dulu memukul wajah leader sombong di depannya ini. Diandra dan Layla sampai terkejut dengan sikap Zella yang sangat sensitif malam ini.

"Apa kau pikir aku tak mampu menyelesaikan misi ini!! Aku akan tunjukan kepada kalian semua, bahwa aku akan kembali membawa kepala pembunuh itu." Zella berteriak dengan lantang.

Telepon Diandra tiba- tiba saja berdering. Diandra panik saat mendapati berita bahwa kembali terjadi, pembunuhan di sebuah Gg kecil yang tak jauh dari sini. Diandra menunjukan ponselnya kepada Audrey, sedangkan Layla menunjukan ponselnya kepada Zella.

"Shit!!" Zella mengkepalkan tangannya.

"Aku harus pergi." Audrey kembali mengatur sikapnya agar tak terlihat gugup. Tanpa banyak berbicara lagi Audrey dan keluar dari markas di ikuti tiga lainnya.

"Mike! Aku tak akan tinggal diam." Zella terus menahan amarahnya saat ia berada di dalam mobil yang sama dengan Audrey .

Sedangkan Diandra dan Layla Yang akan datang ke TKP. Zella dan Audrey akan kembali ke markas utama mereka, kenapa Audrey tak mengizinkan ia pergi melihat di TKP? Karena saat ini Zella sedang dalam misi penyamaran dan otomatis ia harus menghindari dari hal seperti ini.

Zella berada di markasnya. Mencari ponselnya dan menemukannya, Zella mencoba menghubungi Mike mengunakan satu ponsel yang memang khusus untuk di gunakan saat melakukan misi. Tetapi saat menghubungi Mike nihil pria itu tak menjawab telepon Zella sama sekali.

"Kau akan pergi kemana?" Audrey yang baru membuka ruangan rapat, melihat Zella sudah mengganti pakaiannya menjadi jaket kulit.

"Menemukan Mike," ujar Zella dengan   tangan yang mengambil kunci motornya.

"Zella. Jangan terlalu ceroboh! jika kau pergi seperti ini, yang ada Mike akan curiga kepadamu." Audrey kembali menahan tangan Zella.

"Lalu aku harus bagaimana kak? Mike sudah tak bisa di hentikan, seharusnya aku tak pergi malam ini... Dan tetap ada di mension untuk  menahannya melakukan pembunuhan." Zella memejamkan matanya dan mencengkeram rambutnya. Ia frustasi akan misi ini, baru saja  Zella akan mengumpulkan bukti! Tetapi ia  pembunuhan itu masih saja terjadi.

Drittt...

Telepon zella bergetar, mata Zella dan Audrey melihat ke arah ponsel dimana nama Mikequel terlihat disana.

Di sisi lain Diandra dan Layla datangi tempat kejadian. Ternyata tempat itu di sebuah klub kecil, lebih tepatnya bukan klub khusus— tetapi seperti hanya sebuah rumah bebas yang digunakan untuk menjual pelacur. Kalian ini, Diandra melihat sendiri wanita itu di gantung di antara kepala ranjang dengan darah yang berlumuran di antara dadanya.

Layla menyentuh tangan wanita itu sama seperti sebelumnya. Wanita itu juga kehilangan kuku pada jari telunjuknya, pelakunya berarti adalah orang yang sama.

****

Zella membawa motornya ia menemui Mike dengan nekat. Setelah Mike menelponnya dan mengatakan bahwa saat ini ia sedang berada di klub, Zella langsung bergegas untuk menemui Mike tanpa peduli bahwa ia juga mendapatkan larangan keras dari Audrey. Ia mendatangi salah satu klub yang terkenal di kawasan Milan Italia.

Zella memparkirkan motornya dan berjalan menuju akses pintu masuk. Tetapi sampai di depan pintu ia di cegat.

"Berhenti, anda tidak bisa masuk." Salah satu bodyguard klub menghentikan Zella.

"Kenapa? Apa yang salah." Zella merasa pitam harus melawan dua pria lagi yang mempermasalahkan ia sampai tak bisa masuk.

"Sepertinya ini pertama kali anda datang Nona, disini tak bisa sembarangan orang lain masuk." Bodyguard kembali menertawakan Zella.

Zella mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Mike. Tak ada cara lain selain meminta bantuan Mike, lagi pula Zella datang kesini juga karena pria sialan itu.

"Hallo."

Suara musik yang keras terdengar di pendengar Zella. "Aku sudah di luar."

"Kenapa tidak masuk sialan!"

"Bagaimana bisa aku masuk bajingan! Bodyguard menahanku." Zella mengumpat.

"Arahkan ponselmu ke pada mereka lost speaker!" Zella mengikuti instruksi Mike ia mendekatkan ponselnya ke arah dua bodyguard.

"Dia wanitaku! Biarkan dia masuk sialan!" Mike berteriak dan memaki dua orang bodyguard yang langsung menciut.

"Maafkan kami Nona, kami tidak tau Anda salah satu bagian dari keluarga Cristopher." Bodyguard langsung membuka pintu untuk Zella.

Zella melewati akses pintu klub, suara musik terdengar sangat kencang. Suasana klub mahal berbeda dengan klub yang kelas bawah. Orang- orang disana tidak terlalu aneh seperti klub' kelas bawah, mata Zella memicing mencari Mike di antara kerumunan manusia.

"Aku menemukanmu." Tarikan kencang pada pinggang Zella membuat wanita itu terkejut seketika.

𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝐊𝐈𝐋𝐋 𝐘𝐎𝐔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang