01. Meeting for the continuation of the war

1.3K 97 4
                                    

Seminggu setelah kematian dari King Nixia, istana kembali seperti semula walaupun yang berbeda hanya kepemimpinannya, matahari kini telah menyinari bangunan tua berwana putih ini, bahkan setiap penerang telah di matikan oleh para pelayan. Suasana Istana lebih ramai akan biasanya, karena para tetua dan petinggi kerajaan telah datang sesuai apa yang telah di rencanakan hari ini.

Di dalam ruangan itu tersedia sebuah meja yang begitu panjang membentang di ruang rapat itu tak lupa kursi berjajar rapih, tak ada satupun dari mereka yang terduduk di sana karena sudah ada peraturan membiarkan sang king atau queen yang duduk terlebih dahulu.

Setengah jam berlalu, sesuai dengan ketentuan. Queen datang bersama para pengawalnya, suasana begitu mencekam dan hanya terdengar suara perhiasan yang saling bergesekan. Tak lupa sebuah jubah menjuntai menyapu lantai istana yang mengkilap.

Mereka semua akhirnya duduk setelah Queen mendudukkan dirinya dengan nyaman, disini semuanya akan di tentukan. Masa depan dan keberlangsungan Nixia Kingdom, dia berharap ada jalan selain perang.

"Suatu kehormatan bagi kami dapat melihat anda, Queen." Seseorang di sisi kirinya berdiri dan menyapa sang queen dengan sopan.

Pria bertubuh kekar yang diketahui mempunyai gelar Grand Duke itu memulai rapat tersebut dengan tenang, hingga ia mengeluarkan sebuah gulungan kertas lalu membukanya.

"Surat ini tiba saat pagi, di tulis oleh Grand Duke of Emerlod Kingdom,"

Semua orang yang berada dalam ruangan tentunya terkejut, musuh mereka mengirimkan surat disaat seperti ini. Apa mereka akan mendeklarasikan perang selanjutnya?

"Surat ini berisikan mengenai ucapan belasungkawa atas kematian dari King Richard, mereka merasa bersalah atas hal yang telah mereka lakukan kepada Nixia Kingdom."

Tak ada yang bergeming atas isi tersebut, kecuali sang queen yang sedikit terkejut.  "lanjutkan." 

"Lalu, mengenai peperangan yang terjadi selanjutnya mereka akan menunggu kesiapan dari Nixia Kingdom sampai kapanpun itu, Emerlod akan bersabar hingga kita siap untuk mengibarkan bendera perang kembali."

"Tunggu, kursi kerajaan masih kosong.. kita harus memilih antara prince Taeyong atau prince Marquez yang akan menduduki kursi tersebut." Ucap salah satu bangsawan yang berperan besar dalam perang ini.

"Maka dari itu Emerlod memberi kita waktu sampai siap." Jawab sang Grand Duke sedikit malas karena bangsawan itu memotong ucapannya.

"Baiklah, saya lanjutkan lagi. Mereka mengatakan, bahwa peperangan ini merenggut begitu banyak korban tetapi mereka tidak akan menyerah atas perang ini karena Emerlod siap kapan saja untuk berperang kembali."

"Itu saja, mereka terlalu bertele-tele dalam surat ini. Queen pasti mengerti apa maksud dari isi surat ini bukan?" Grand Duke tersebut menatap sang queen yang di balas anggukan.

"Mereka ingin Nixia menyerah..." Queen bergumam, membuat mereka dalam ruangan ini terkejut.

Siapa yang tak terkejut kala musuh mengatakan hal seperti itu, sama saja mereka tengah meremehkan kekuatan yang dimiliki oleh Nixia. Mereka berfikir gugurnya pemimpin membuat kerajaan ini melemah.

"Kita harus menyatakan perang kembali, berani-beraninya mereka meremehkan kita!" Bangsawan lain bangkit dari duduknya ia berbicara begitu lantang mengisi keheningan ruang rapat ini.

Ucapan bangsawan tersebut di setujui oleh beberapa petinggi namun tidak untuk para tetua mereka hanya berdiam diri menunggu Queen. Keadaan semakin ricuh kala para bangsawan mendesak Queen untuk menyatakan perang.

Brak!

Meja di pukul begitu keras hingga hancur, walaupun hanya bagian dimana Marquez memukulnya. Pangeran kedua itu menatap tajam ke arah mereka yang sedari tadi tak hentinya berbicara mengenai peperangan.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang