19. A Dragon island

691 92 7
                                    

Terbangun dalam keadaan berantakan, akibat ulah sang istri yang terus saja meronta-ronta dalam pelukannya. Jaehyun tak mendapati sosok cantik yang menemani tidurnya siang itu, dengan segala kesadaran ia bangun berniat untuk mencari keberadaan Taeyong yang hilang dalam pengawasan matanya.

Di mulai dari lantai dua, Jaehyun mengelilingi kastil hingga menemukan istrinya yang ternyata tengah bermain-main dengan genangan air di dekat pintu masuk kastil. Di lihat dari jauh, tubuhnya nampak mungil di tambah posisinya yang berjongkok membelakangi dirinya. Jaehyun bertanya-tanya, benarkah dia orang yang sama hampir membunuhnya saat di medan perang.

Dengan perlahan ia mendekati si cantik, lalu "Sedang apa?"

Terkejut, Taeyong terjatuh pada tanah dari posisi berjongkoknya. Ia memandang suaminya kesal, dengan mencibikkan bibirnya. Tanganya yang sedari tadi berputar-putar pada genangan air kini kotor terkena tanah. Tanpa berucap apapun ia bangkit membersihkan pakaian dan tangannya yang kotor.

"Aku melihat banyak sekali simbol naga disini." Taeyong bergumam sembari berjalan menjauhi kastil, yang tentunya di ikuti oleh Jaehyun di belakangnya.

Pria itu memberikan istrinya melangkah kemanapun yang dia mau, tanpa melarang atau menuntun kakinya berjalan. Jaehyun tersenyum melihat bagaimana riangnya, pria cantik yang berstatus permaisuri itu menyusuri jalanan terbentuk di dalam hutan.

"Katakan, dimana kita sekarang dan kenapa kau membawaku kemari?" Taeyong berbalik, ia berjalan mundur.

"Dragon island, saya sudah mengatakan di istana, kalau kita kemari untuk berbulan madu." Jaehyun berucap dengan santai seraya menatap lekat sang istri.

Langkah kaki si cantik terhenti, "Dragon island? Itu alasan kenapa banyak sekali simbol naga disini?"

Pertanyaan Taeyong mendapat anggukan, Jaehyun mendahului permaisurinya menyusuri jalanan hutan. Namun jalanan telah habis di lewati, kini keduanya sampai pada pesisir pantai dimana kapal keduanya naikin tadi berhenti. Deburan ombak terdengar begitu keras, bahkan semilir angin pantai membuat surai keduanya berantakan.

Si cantik berlari, menuju bibir pantai. Kakinya kini telah basah oleh air asin yang terus pasang surut. Taeyong semakin masuk lebih dalam, hingga sebatas paha air laut membasahinya. Jaehyun terdiam beberapa saat sebelum melepaskan pakaian bagian atas dan menyusul sang istri untuk bermain-main dengan air asin tersebut.

Terlihat tubuh pria itu begitu besar dan kekar menggambarkan seorang pejuang sesungguhnya. Lengan yang berotot, dada bidang seolah menantang apapun di hadapannya, tak terlewatkan bagian perut yang tercetak delapan kotak. Sangat berbeda dengan bentuk tubuh ramping istrinya, yang tercetak jelas pakaian basah yang melekat di tubuh. Taeyong awalnya tak begitu memperhatikan akan kehadiran suaminya dan sibuk bermain dengan dunianya sendiri.

"Anda suka sekali bermain dengan air ternyata?" Suara Jaehyun bersatu dengan ombak, membuat Taeyong menoleh.

"Entahlah, aku suka karena air menyejukkan." Dengan sengaja si cantik mencipratkan air kepada suaminya, tawa lepas akibat Jaehyun yang basah karena ulahnya sendiri mengundang sifat jahil muncul dari sang kaisar.

Dengan segenap tenaga Jaehyun ikut menyiramkan air pada Taeyong, hingga si cantik basah kuyup dari ujung kepalanya. Keduanya saling membasahi sampai Taeyong yang mencoba mendorong tubuh suaminya, namun gagal karena licin air garam membuat si cantik limbung malah memeluk tubuh kekar Jaehyun.

"Cantik." Jaehyun bergumam, namun suaranya masih bisa di dengar oleh Taeyong.

Sebuah guratan merah muda hadir di pipinya, untuk pertama kali Taeyong merasakan debaran jantungnya. Sedekat ini dengan orang yang pernah di benci membuatnya merasa begitu malu, bahkan dia dapat melihat dengan jelas bagaimana paras rupawan pria yang berstatus sebagai suaminya ini.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang