30. Towards the wings of freedom

473 51 1
                                    

Jaehyun memutuskan pergi menuju kuil suci itu demi mencari ingatan yang belum sepenuhnya di perlihatkan oleh Abra, warisan ingatan yang dia terima rupanya tida mudah. Pria itu harus menemukan setiap potongan ingatan dari abra melalui tempat maupun benda, oleh karena itu dia menuju dimana kuil suci yang di ciptakan oleh Noxania.

Menyusuri hutan yang ada di balik istana Nixia, Jaehyun terus mengikuti kemana jalanan yang terbentuk kerena telah di lewati oleh kaki manusia sebanyak ribuan kali. Pria itu memandang sekeliling sehingga menemukan sebuah bangunan yang begitu megah namun terbuka, kepalanya mulai berdenyut sakit serta gejolak kekuatan yang bertolak belakang di sini begitu kuat.

Namun Jaehyun tak menyerah, dia memasuki bangunan tersebut melalui pilar pilar yang menjalar begitu tinggi. Telinganya berdengung begitu kuat, sampai rasa sakit yang dia alami tak biasa. Nampak sebuah patung begitu besar menggambarkan seorang dewi kehidupan bagi Nixia Kingdom, itu adalah wujud Noxania dalam bentuk manusia.

Jemari kekarnya menyentuh air yang ada pada tengah-tengah bangunan, seperti sebuah kolam dan begitu bersih. Ia memejamkan matanya saat sebuah ingatan muncul secara acak di kepalanya bahkan suara mendengung itu berubah menjadi setiap percakapan di antara Abra dan Noxania. Jaehyun seolah diseret kedalam ingatan tersebut dan menyaksikan secara langsung bagaimana Noxania mengamuk.

Disinilah tempat dimana keduanya mempertaruhkan kekuatan, saling menyerang demi mencapai tujuan masing-masing sampai Noxania kalah dalam pertarungan. Jaehyun sudah melihatnya saat bersentuhan dengan Taeyong untuk pertama kalinya, namun kali ini sebuah ingatan lain muncul.

Ingatan Abra seolah mendorong Jaehyun setelah pengucapan kutukan wanita itu di tujukan pada dirinya sendiri dan Emerlod. Ingatan yang menunjukkan bagaimana Abra Marley menuliskan sebuah takdir yang telah dia rencanakan bersama para dewa-dewi alam semesta, akan pertemuannya dengan Taeyong memanglah sebuah Takdir yang sudah di tetapkan oleh semesta.

Jaehyun di lahirkan atas dasar takdir untuk menghentikan keganasan dari Noxania kedua kalinya dalam wujud seorang Taeyong yang hadir di dunia ini sebagai wadah dari inkarnasi seorang penghancur. Abra di beri sebuah anugerah oleh alam semesta dalam menentukan takdir dunia menghalau sebuah kehancuran dari Noxania.

Sang Kaisar yang nampak tak kuat untuk menahan ingatan itu hadir, bahkan tubuhnya bergetar begitu hebat sampai membuat hidungnya mengeluarkan darah akibat suara-suara yang hadir. Sampai dimana ingatan lain muncul, tempat indah bagaikan sebuah surganya para manusia ini bukanlah ciptaan dari Noxania melainkan Abra Marley.

Jaehyun meremas tangannya yang menyentuh air mengetahui sebuah kebenaran baru, di posisinya yang berlutut menghadap ke arah patung Noxania. Pria itu melihat semuanya, bagaimana Abra menciptakan tanah bagaikan sebuah surga alam semesta dan membuat sebuah karangan akan keagungan Dewi Kehidupan Noxania dan menamai tempat surga ini sebagai Nixia.

Takdir yang memang di ciptakan oleh Abra begitu lucu, kini bukan hanya Noxania saja yang bermain-main dengan alam semesta. Abra Marley pun membiarkan kutukan Noxania terjadi dengan membuat sebuah ritual yang di lakukan oleh mendingan King Richard bersama istrinya Queen Baxian demi melahirkan sebuah wadah yang kokoh akan bangkitnya Nixia, yang mereka percaya akan memakmurkan tanah ini.

Dua nyawa yang di takdirkan oleh Abra bangkit dari alam roh sebagai alat Noxania bersama kutukannya berwujud Sigyn Taeyong Lee Manon dan Marquez. Sampai kutukan itu memilih Prince Taeyong sebagai wadah dari penghancur dunia dan seisinya, benar semua kepercayaan dari tempat suci ini adalah buatan dari Abra Marley di masa lalu demi membangkitkan seorang Noxania di masa sekarang.

Jaehyun tersadarkan dari ingatan tersebut, mulutnya memuntahkan begitu banyak darah. Dia tersenyum miris terhadap patung Noxania yang ternyata di tempah sendiri oleh Abra dengan kedua tangannya, bahkan senyuman dari patung Noxania begitu sempurna. Pria itu memegangi dadanya yang terasa menyakitkan, bahkan dirinya meraup udara begitu rakus.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang