28. Second voyage

538 56 2
                                    

Sama seperti apa yang di perkirakan oleh pemimpin Emerlod kali ini, rakyatnya tengah menyuarakan untuk mendapatkan penjelasan mengenai apa yang telah terjadi sebelumnya. Karena kekuatan magis kuat tak terkendali lepas di Kekaisaran, mereka yang tak begitu memikirkan juga menginginkan penjelasan. Terlebih bayang-bayang dari sosok tak mereka kenali tengah bertarung di atas langit Kekaisaran Emerlod.

Jaehyun tentunya sudah mengirimkan perintah untuk membuat selebaran kertas yang menyatakan kejadian tersebut adalah sebuah kesalahan dirinya dalam menggunakan kekuatan akan yang di wariskan. Dia bahkan menuliskan ucapan permintaan maaf atas kelalaiannya yang terjadi sebelumnya, Jaehyun benar-benar menangani rakyatnya dengan baik menggunakan tipu muslihat agar tak ada yang berfikir buruk kepada Permaisurinya.

Bahkan sidang telah berlangsung untuk menutup semua mulut yang berada dalam istana agar kekacauan tidak tersebar luas dan menarik musuh dari berbagai sisi yang telah menunggu melemahnya pertahanan dari Kekaisaran Emerlod. Jika tidak maka musuh akan memanfaatkan keadaan dengan menyerang dan menjatuhkan Emerlod dengan sekali serang karena fokus yang terbagi.

Perjalanan menuju Nixia Kingdom pun telah di tentukan, perjalanan akan di mulai saat malam hari dengan alasan sebagai kunjungan Permaisuri menuju rumahnya. Kegaduhan yang terjadi benar-benar sudah terkondisikan untuk sekarang karena tak ada lagi rakyat yang meragukan akan kepemimpinan Jaehyun. Kaisar nampak menuntun Permaisurinya untuk memasuki kereta kuda bersama, karena perjalanan menuju dermaga yang cukup memakan waktu

Sedangkan rombongan dari Nixia juga mengikuti kemana kereta kuda itu berjalan, begitu pula dengan King Marquez berada di atas kudanya. Perjalanan malam hari mungkin membahayakan karena laut tengah pasang surut dan bisa saja terjadi badai di tengah-tengah samudera tersebut.
Tak ada halangan yang bisa membuat mereka untuk mengurungkan niat menyebrangi luasnya air tersebut karena ada Pemimpin Emerlod yang mampu mengendalikan wilayahnya.

Perjalanan menuju dermaga tak ada yang mengetahui karena melewati jalur lain, sesampainya mereka pada kapal yang akan berlayar menuju Nixia Kingdom. Taeyong yang mengenakan pakaian tebal itu di tuntun pelayan serta Damian yang mengekor membawa beberapa barang penting milik Permaisurinya. Pria cantik itu tentunya membutuhkan Damian walaupun berada di luar wilayah Emerlod.

Keduanya telah berada di dalam ruangan yang cukup luas dengan satu ranjang milik Permaisuri. Pemuda itu meletakan barang permaisuri pada meja, lalu membantunya untuk melepaskan pakaian yang membelit tubuhnya. Jika bukan karena paksaan dari Marquez dia tak akan mengenakan beberapa layer pakaian ini yang hampir membuatnya sesak.

"Apa yang telah aku lakukan kepada kalian?" Ucapan dari Taeyong mengalihkan fokus Damian yang tengah membereskan pakaian Permaisuri.

"Maafkan saya jika berbicara berlebihan Yang mulia, setelah kembalinya anda pada acara minum teh bersama para bangsawan. Anda terlihat begitu marah bahkan sifat serta pembawaan tenang anda berubah sekejap, itu..." Damian menggantung ucapannya dan menimang-nimang apa yang harus dia katakan pada Permaisuri.

"Katakan saja, aku tidak mengingat semua apa yang telah aku lewati dengan membiarkan dia menguasai kesadaran ku." Taeyong mendudukkan tubuhnya pada ranjang.

"Anda mengucapkan hal yang membuat saya berfikir berkali-kali bahkan hingga saat ini." Damian menunduk menatap pakaian pada genggaman, giginya saling bertemu dan menekan begitu kuat terlihat rahangnya mengeras.

"Apa yang aku katakan, Damian?" Taeyong semakin di buat penasaran karena melihat respon pemuda itu yang nampak ragu.

"Anda mengatakan bahwa semua yang anda lakukan untuk Emerlod hanyalah sebuah sandiwara, begitupula di hadapan  yang mulia Kaisar." Pemuda itu meremas kain yang ada dalam genggamannya, dia menundukkan tubuhnya di hadapan Taeyong.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang