12. Morning as the Empire

616 75 2
                                    

Sebagai Kerajaan yang telah berubah menjadi Kekaisaran tentunya tak bisa bersantai hanya karena kekuasaan yang semakin luas, karena itu tanggung jawab yang di dapatkan semakin besar pula. Pemimpin Emerlod itu sejak malam tak beranjak dari kursinya hingga pagi mendatang.

Karena berkas yang terus menumpuk untuk di selesaikan, bahkan sekarang nampak di sisi kirinya kertas itu berkurang begitu banyak. Sepertinya Jaehyun memaksa dirinya untuk menuntaskannya lebih cepat dan mengerjakan perkerjaan lainnya.

Pintu di ketuk, seorang bangsawan dengan pakaian rapihnya menghampiri Jaehyun yang masih terfokus dengan kertas di hadapannya. Pria itu sama sekali tak menoleh karena tahu siapa yang mendatanginya jika pagi buta mendatang seperti sekarang.

"Katakan." Ucap Jaehyun seraya menggoreskan tinta pada kertas.

"Sepertinya anda berkerja keras sekali semalam, karena sebagian besar telah anda selesaikan. Maka sisanya biar saya yang urus, tidak ada lagi berkas yang di kirim dari daerah. Sekarang yang akan anda dilakukan memenuhi setiap permintaan dari mereka yang mengajukan." Dia menyerahkan sebuah lembaran kertas untuk di tanda tangani oleh Pemimpin Emerlod itu.

"Berikan pada Prince Yuta, dia akan menangani nya." Perintahnya pada sang grand secretary, ia menoleh menatap pria itu.

"Kau sudah mencari seseorang yang cocok untuk permaisuri?" Jaehyun memberikan kembali kertas yang akan di serahkan pada sang kakak.

"Saya berpikir bahwa Duke Damian mampu mengurus segala keperluan dan membantu Permaisuri dalam mengurus kekaisaran." Pria yang lebih tua itu menyerahkan kertas lagi untuk di tandatangani oleh pemimpinnya.

"Damian Fenrys? Kau yakin pemuda pemarah itu akan bisa menangani seorang Permaisuri?" Jaehyun sedikit ragu, pasal yang diketahuinya pemuda itu kerap kali marah karena hal tak jelas.

"Perpaduan yang sempurna, Tuanku. Damian akan tunduk kepada Permaisuri yang memiliki sifat agresif." Sang sekretaris terkekeh geli, sebuah keributan lainya akan tercipta di istana yang hampir beberapa tahun tak ada keributan sama sekali.

Semenjak kedatangan sang Permaisuri, kini istana sedikit lebih ramai. Jaehyun menghela nafasnya, ketenangan dari Emerlod lama-kelamaan akan lenyap karena kedatangan dua orang dengan sifat brutalnya.

Pemimpin Emerlod itu mengangguk, "Perintahkan Damian untuk melakukan tugasnya hari ini dan seterusnya."

Sang sekretaris hanya mengangguk lalu berpamitan untuk mengurus pekerjaannya yang belum terselesaikan, kini hanya ada Jaehyun dalam ruangan pribadinya.

Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi dan kepalanya di biarkan mendongak dengan mata yang terpejam, pria itu berniat untuk memejamkan matanya untuk beberapa menit saja.

Sepertinya hanya untuk memejamkan mata tak bisa dilakukannya, sekarang pintu itu terbuka menampilkan kakak keduanya yang menatapnya dengan pandangan benci dan senyuman begitu lebar.

Tiba waktunya, saat dirinya akan di hajar habis-habisan oleh kedua kakaknya. Ah mungkin saja adik iparnya juga, dia baru mengingat bahwa di istana masih tersisa sang Queen dan Prince dari Nixia Kingdom.

"Good Morning, Emperor! Tidurmu nyenyak huh?" Yuta bertanya sembari menggulung pakaian yang menutupi pergelangan tangannya.

"Tentu saja, saya sampai memimpikan anda yang tengah menghajar seorang Kaisar dari Kekaisarannya sendiri." Tawa renyah dari Jaehyun terdengar.

"Kalau begitu mari relasi kan yang tengah anda mimpikan semalam!" Yang lebih tua kini tengah siap, bahkan otot lengannya tercetak begitu jelas, membuat Jaehyun sedikit ngeri akan hal itu.

"Baiklah," Pria itu bangkit dan berdiri dengan tegap di hadapan sang kakak.

Bugh...

Sebuah pukulan begitu keras di perutnya hingga membuat kaisar itu limbung dan terbatuk-batuk beberapa kali, kini perutnya terasa begitu nyeri karena mendapat pukulan cukup keras.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang