08. Emerlod Kingdom

687 89 9
                                    

Kapal kini benar-benar telah berhenti di dermaga, para pelayan serta prajurit turun terlebih dahulu membawa barang-barang menuju kereta pengangkut. Di susul Prince Hazel  turun dari kapal, yang tentunya dia di sambut begitu hangat oleh rakyat Emerlod yang berada di dermaga untuk melakukan penyambutan serta penasaran dengan kabar yang telah disebarkan oleh istana.

Prince Taeyong hanya mengekor di belakang tubuh kekar pria yang kerapkali ia sebut pria konyol ini, bahkan tubuhnya tak nampak karena tertutup tubuh pemimpin Emerlod ini yang sangat berbeda jauh dengan dirinya, seperti berdiri di balik tembok yang kokoh.

Sejak awal mereka tak mengetahui keberadaannya, hingga Prince Maximilian mengulurkan tangan kepada si cantik, tentu saja mau tak mau dia harus menyentuh kembali tangan itu di hadapan publik sebagai bukti bahwa keduanya memang telah berdamai untuk sekarang.

Tak ada yang bersuara, seolah terpaku dengan kehadiran Prince Nixia yang turun bersama Pemimpin Emerlod. Taeyong menggenggam dengan erat tangan milik Prince Maximilian, merasa terintimidasi oleh respon para rakyat Emerlod seperti belum terbiasa dengan kehadiran sang musuh di wilayah mereka.

"Sayang sekali, kalian tidak bisa melihat bagaimana kecantikan Prince Taeyong seperti rumor yang beredar itu." Tawa dari pemimpin Emerlod itu memecahkan kesunyian saat ini.

Tentunya di balas dengan suara rakyat yang tengah menggoda keduanya, bahkan suara teriakan dari para pemuda yang mungkin kesal karena pemimpin mereka tengah mengolok kegagalan mereka dalam melihat paras rupawan dari si cantik.

Hazel yang melihat tingkah sang kakak hanya bisa menggelengkan kepalanya, segera ia memasuki kereta kudanya karena tak ingin melihat lebih lama tingkah sang kakak yang membuatnya malu, itukah yang di sebut pemimpin Emerlod, mereka berkata bahwa pria itu memiliki wibawa begitu hebat. Jika dipikirkan lagi, bagaimana rakyat memilih Prince Maximilian yang akan memimpin negeri ini di bandingkan dengan kakaknya yang lain.

Prince Taeyong di arahkan menuju kereta kuda yang berbeda dengan Prince Hazel, sedangkan pemimpin Emerlod itu memilih menunggangi kudanya. Kini rombongan itu pergi melenggang menuju istana Emerlod yang cukup jauh jaraknya dengan dermaga.

Sepanjang jalan dirinya hanya dapat bisa menghela nafas untuk menetralkan rasa gugupnya. Bagaimanapun Taeyong tak akan terbiasa dengan cepat di lingkungan baru, dirinya bertanya-tanya bagaimana anggota kerajaan akan memperlakukannya terlebih karena dirinya adalah musuh mereka dulunya.

Kereta kuda itu berhenti, entah berapa lama ia mengkhawatirkan dirinya sendiri dan tak menyadari perjalanan menuju istana telah berakhir. Taeyong gugup sampai membuat kakinya tak bisa berhenti bergerak menghentak pada lantai kereta kuda yang dia naiki sekarang.

Pintu terbuka, nampak Prince Maximilian ingin menuntunnya keluar dari kereta kuda. membuatnya kembali menyentuh tangan itu untuk kesekian kalinya. Ia melangkahkan kakinya turun dari kereta kuda dan di bawa kedalam istana yang cukup mengerikan menurut Prince Taeyong.

Gelap, matanya tak terbiasa dengan tempat seperti ini. Bayangan akan istana yang megah dan berkilau dalam pikiran nya di gantikan dengan bangunan tua dengan warna gelap di setiap sisinya, bahkan penerangan ataupun sinar dari matahari tak mampu meneranginya.

Langkah kakinya terhenti di sebuah aula begitu luas dan langit-langit yang begitu tinggi, di atas sana ada sebuah kursi kosong yang tak di duduki oleh siapapun, karena memang tahta kerajaan Emerlod tengah kosong yang mungkin sebentar lagi akan di duduki oleh Prince Maximilian.

Dari sisi kanan ada seorang hadir dengan senyumannya, sosok yang jauh lebih tinggi dan tangguh. Taeyong pernah bertemu dengan pria itu di medan perang garda terbelakang, Prince Johnny. Otak dari kerajaan Emerlod itu menyambutnya begitu hangat dengan senyuman hadir di bibirnya.

EMPIRE • JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang