Buruk, satu-satunya yang bisa menggambarkan bagaimana situasi di Istana Emerlod. Karena kegaduhan yang tengah terjadi di ruangan milik pemimpin mereka, bagaimana tidak. Kalau King Marquez tengah beradu kekuatan bersama Kaisar Maximilian di dalam ruangan yang cukup luas. Keduanya bertarung tanpa senjata melainkan kekuatan tubuh selama ini mereka tempah.
Satu pukulan melayang begitu keras di wajah Kaisar, di hadiahi dorongan begitu kuat hingga mundur beberapa langkah. Keduanya telah terluka cukup parah, sedangkan sang Permaisuri hanya melihatnya. Dia cukup puas karena wajah dari Kaisar hampir hancur oleh tangan sang adik tersayangnya. Berbeda dengan Prince Hazel yang ingin memisahkan namun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Permaisuri, tolong hentikan King Marquez." Pemuda itu nampak gelagapan saat berbicara meminta Taeyong untuk menghentikan keduanya.
"Marquez tidak akan mendengarkan siapapun saat gelap mata seperti itu, Prince Hazel." Tawa mengalun seolah dia begitu menikmati apa yang tengah terjadi, sebelum Prince Johnny menyerobot masuk dan memisah keduanya.
Wajah senang Taeyong berubah seketika menjadi khawatir, karena di sekitarnya sudah banyak orang yang berkumpul. Tenaga besar dari Prince Johnny lah yang mampu menghentikan Marquez dengan sekejap, nafas begitu memburu dan tatapan mata biru yang menyala dan menusuk. Dia bahkan mengabaikan luka di bibir serta dahi yang mengeluarkan darah terus-menerus.
"Marquez." Taeyong memanggil, seketika pemuda itu datang mendekat layaknya seekor anjing yang menurut pada majikannya.
"Redakan amarahmu, tidak ada yang tahu bagaimana aku menyembunyikan rasa sakit di balik sikap palsuku kepada mereka." Bisikan yang masih bisa di dengar oleh Prince Hazel tentunya membuat Pemuda itu hanya diam mencerna setiap kalimat yang di ucapkan oleh Taeyong.
"Ayo kita pulang, Nixia merindukan mu." Marquez berucap dengan lantang di hadapan kakaknya yang senantiasa menyembuhkan luka pada wajah rupawannya.
"Tidak adikku, Emerlod masih membutuhkanku sebagai pengisi kekosongan yang tidak bisa di isi oleh siapapun itu." Taeyong semakin kuat mengeluarkan auranya, membuat semua keturunan Emerlod itu nampak mundur beberapa langkah.
"Lagipula tujuanmu bukanlah membawaku pulang, melainkan menjemput kekasihmu yang manis." Senyuman cantik milik Taeyong mampu membuat Marquez merasakan sakit dalam jiwanya.
Percakapan kakak beradik tersebut begitu mencekam, walau kata-kata manis yang terucap dari bibirnya. Ada kekuatan yang menyerang dalam jiwanya, mereka tahu bagaimana Marquez menahan rasa sakit yang di berikan oleh Taeyong. Namun keras kepala dari pemuda itu tak membuatnya goyah walaupun menerima rasa sakit tersebut, dia terus menatap dengan teguh mencoba melawan kekuatan sang kakak.
"Aku akan membawamu pulang, bagaimanapun caranya akan ku lakukan." Marquez menoleh melihat Prince Hazel yang menunduk tak berani menatap keduanya. "Dan calon istriku akan ikut juga."
"King Marquez, saya tak mengizinkan anda membawa Prince Hazel. Setelah apa yang telah anda lakukan sebelumnya tanpa ada alasan kuat untuk membela kebenaran di sisi anda." Johnny membuka suara menentang apa yang akan di lakukan oleh pemuda itu, terlebih kelakukannya yang merugikan kesehatan dari Kaisar.
Kedua saudara itu menoleh menatap rupa Prince Johnny yang marah, jika saja Marquez bisa menahan diri sebentar maka dia akan bisa dengan bebas membawa kekasihnya untuk keluar dari istana, Taeyong menyayangkan sikap dari adiknya yang mudah tersulut oleh emosi. Sekarang rasa bingung melanda hatinya, bagaimana Permaisuri itu bertindak untuk bisa membujuk anggota istana melepaskan Prince Hazel dari neraka gila ini.
"Memang tidak ada, saya hanya membalaskan rasa yang di pendam oleh kakak saya selama ini kepadanya." Marquez memanglah Marquez, gelar apapun yang dia sandang sekarang tak mengubah cara dia berbicara dan berfikir. Inilah yang membuat Nixia tak memilih dia sebagai penerus tahta di posisi yang menguatkannya dari sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE • JaeYong
FantasyHistorical Fantasy Action Jaehyun x Taeyong Perebutan wilayah membuat kedua Kingdom terus berseteru kala mereka sama-sama menaiki puncak, hingga sekarang kedua kerajaan tersebut masih saling memperebutkan wilayah kekuasaan, demi mencapai sebuah tuju...