Jaehyun berhasil memanfaatkan satu detik yang dia dapatkan dari Noxania yang lengah, entah apa wanita itu pikirkan sampai membuat fokusnya hilang dalam satu detik. Pemimpin Emerlod nampak melesat begitu jauh di langit untuk menghindari serangan berikutnya.
Wanita itu mendongak memperhatikan Jaehyun yang melesat begitu cepat dengan mata yang tertutup, Noxania memasang kuda-kudanya lalu dengan sekejap sebuah sayap berjumlah tiga pasang muncul dari punggungnya.
Angin di sekitar tak beraturan ketika Noxania menyusul kemana Jaehyun melesat. Pertarungan antara mana yang masing-masing keluarkan semakin memicu alam menunjukkan bagaimana keadaan udara di atas sana.
"Lihatlah, alam semesta pun tak bisa menghentikanku." Tawa renyah dari Noxania semakin membakar rasa kesal yang Jaehyun rasakan.
"Lalu kau yang hanya manusia biasa mencoba menghentikan takdir?" Satu dari keempat tangan Noxania mengeluarkan sebuah kekuatan lain, berniat memicu alam untuk semakin menunjukkan kemarahannya.
Satu pukulan di layangkan pada Noxania, Jaehyun kembali melesat lebih jauh untuk membuat sebuah senjata yang mungkin bisa dia gunakan. Dalam genggaman tangannya, sebuah pedang melebihi besar tubuhnya. Bahkan berat pedang tersebut berbanding jauh dari apa yang dia inginkan.
"Sebenarnya apa keinginan mu?" Energi dalam tubuh pemimpin Emerlod tersebut mulai meningkat, setelah menetralisir energi yang berbeda dia serap. Kini Jaehyun bisa mengendalikan energi yang dia dapatkan.
"Sudah ku katakan bukan, aku hanya ingin keadilan di masa itu!" Noxania menyerang menggunakan tangan kosongnya yang malah berubah menjadi cakar begitu kuat seperti besi.
Jaehyun jadi berfikir lebih keras untuk meyakinkan apa yang tengah di sampaikan wanita tersebut, keadilan yang mana dia maksud. Bukankah wanita itu di ciptakan hanya untuk menghentikan kekuatan dari Abra yang mungkin akan membuat dunia hancur, lantas kenapa sekarang Noxania menjadi sosok yang paling tersakiti.
"Manusia memanglah bodoh!" Tawa kembali menggema, semakin gelap pula awan yang ada di langit bahkan gemuruh dari petir mulai turun ke tanah menyambar apapun tanpa terkecuali.
Jaehyun semakin di buat kaulahan dengan apa yang tengah di lakukan wanita tersebut, dia bagaikan sang pengendali alam semesta dan seisinya. Keadilan, Jaehyun sampai merasakan dengung yang hebat pada telinganya saat memikirkan setiap potongan dari ingatan yang dia dapat.
Dia tahu harus melakukan apa agar jiwa Noxania terpisah dari wadah yang tengah dia gunakan sekarang, karena Jaehyun hanya berfikir untuk menghentikan wanita tersebut mengamuk padanya atau lebih tepat kepada alam semesta yang tak memberinya sebuah keadilan.
Deg, Jaehyun tersentak melihat kekuatan yang di miliki oleh Noxania. Sebuah kekuatan yang begitu besar dia kumpulkan untuk menghancurkan alam semesta dan seisinya tanpa tersisa. Lebih buruknya lagi jika saja kekuatan tersebut di arahkan kepadanya.
"Para agung dewa-dewi pun begitu bodoh karena menciptakan penghancur mereka sendiri hanya untuk manusia seperti Abra dan keturunannya." Alam nampak marah mendengar setiap kata yang terucap dari bibir monster, para dewa-dewi tengah menonton aksi dari ciptaan mereka hanyamembiarkan alam untuk menunjukkan keagungan mereka.
Noxania melepaskan kumpulan kekuatan atau mana pada tangannya menuju Jaehyun yang terbang melawan angin begitu kuat pada sela-sela bangunan warga, dia berusaha mengurangi mana tersebut dengan menghantam tembok bangunan Nixia.
Namun siapa sangka bahwa serangan selanjutnya datang bertepatan mana yang sebelumnya telah hilang, kekuatan dahsyat itu menghantam Jaehyun begitu kuat sampai tabir yang dia ingin ciptakan kalah cepat dengan mana tersebut.
Tubuh hydra Jaehyun terlempar begitu Jauh, bahkan mendapatkan luka yang sangat parah dari sebelumnya. Seperti inikah kekuatan dari penghancur alam semesta, Jaehyun yang masih memilki kesadarannya memikirkan mungkin saja ini bukanlah sepenuhnya dari Noxania.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE • JaeYong
FantasyHistorical Fantasy Action Jaehyun x Taeyong Perebutan wilayah membuat kedua Kingdom terus berseteru kala mereka sama-sama menaiki puncak, hingga sekarang kedua kerajaan tersebut masih saling memperebutkan wilayah kekuasaan, demi mencapai sebuah tuju...