☘️
☘️
☘️
............ Happy reading...........
_
Selesai memasak udang untuk Chika, dengan cepat Shani kembali ke kamar, agar ketika Chika bangun dari tidurnya tidak menangis karena mencari dirinya.
Shani membuka pintu kamar dengan pelan, lalu ia masuk kedalam tak lupa untuk menutup pintu itu kembali, bibir Shani terangkat membentuk senyum, sudah lama Shani tidak melihat pemandangan bayi gedenya tertidur dengan menyesap ibu jarinya.
Tak lama senyum Shani luntur ketika mengingat keadaan Chika saat ini, hati Shani benar-benar terasa sakit melihat Chika menangis seperti tadi, sungguh Shani mengutuk dirinya sendiri karena tidak becus menjaga Chika, yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Shani duduk di kasur samping Chika tidur, ia menyandarkan punggungnya di headboard kasur, tangannya dengan lembut mengelus rambut Chika pelan.
Mata Shani tak sengaja melihat memar di lengan Chika, dengan cepat Shani membawa tangan Chika mendekat untuk ia lihat. Chika yang sedang tidur terusik, kemudian Chika membuka matanya menyipit karena silau.
"mo-mmy" panggilnya dengan suara serak.
Shani yang tengah serius melihat memar yang ada di lengan sang anak terkejut saat mendengar suara Chika.
"Loh sayang, kenapa bangun hm?" Tanya Shani dengan suara lembut.
"mommy"
"Iya sayang, ini mommy, dede mau apa hm?"
Shani merebahkan tubuhnya di samping Chika dengan menghadap Chika, kemudian Shani mengangkat kepala Chika lalu ia menaruh kepala sang anak di lengan miliknya, kemudian ia peluk Chika.
Sedangkan Chika, dia hanya diam saja, karena tubuhnya terasa begitu lemas, dan sakit di kepalanya sedari tadi siang belum juga mereda.
"Dede kenapa?"
Chika menatap Shani dengan kedua mata polosnya, kemudian ia menghela nafasnya.
"Jangan pergi, jangan tinggalin aku, cukup satu bulan ini aja, mommy gaada di samping aku, buat sekarang jangan, aku sangat berharap mommy selalu di samping aku, jangan pernah pergi dari hidup aku mom, aku gabisa jalanin hidup tanpa ada mommy-"
"Cukup mommy kandung aku saja yang ninggalin aku disini sendirian, kalo mommy Shani jangan, karena aku sangat-sangat butuh mommy di hidup aku" Ujarnya dengan pelan, walaupun pelan Shani masih bisa mendengarnya.
Mata Shani berkaca-kaca setelah mendengar ucapan Chika, sungguh Shani gaada niatan untuk pergi dari Chika, sekecewa apapun dirinya pada Chika, tapi Shani akan terus menyayangi Chika, dan selalu berada di samping gadis itu.
entah pelet apa yang Chika berikan padanya, sampai-sampai ia sangat menyayangi gadis yang ada di depanya ini.
"Dengerin mommy, mommy gaakan ninggalin dede, kemanapun mommy pergi, mommy akan ngajak kamu, dede itu segalanya buat mommy, dede hidup mommy, dede semestanya mommy, dede nafasnya mommy, mommy gabisa bayangin kalo dede pergi dari hidup mommy, sehancur apa hidup mommy nanti-"
"Jadi stop untuk bilang kalo mommy akan pergi dari hidup kamu, sedangkan hidup mommy sendiri ada di kamu de"
Chika memeluk Shani erat, sungguh Chika takut sekarang, setelah mendengar ucapan mommy barusan, Chika akan terus berusaha agar bisa bersama mommy, dan daddynya.
Shani membalas pelukan Chika tak kalah erat ia mengelus rambut Chika lembut, air matanya menetes, ia tidak bisa membayangkan jika hidupnya tanpa Chika, untuk membayangkan nya saja hati Shani sakit.