28

6K 475 33
                                    


Happy reading

☘️

☘️

☘️

_

Menunggu Chika sedang di tangani oleh dokter membuat Shani sedari tadi tidak bisa diam, Shani takut Chika kenapa-kenapa, apa lagi saat ini Shani tahu Chika mempunyai penyakit, dan itu membuat Shani tidak berhenti meneteskan air matanya.

"Om Chika gapapa kan?, Chika gaakan ninggalin saya kan?" Tanya Shani lirih.

Chiko tidak bisa menjawab apa-apa karena dia juga sama takut jika terjadi sesuatu pada Chika.

Tak lama dokter keluar, membuat Shani dan Chiko berdiri.

"Dokter anak saya gapapa kan dok?" Tanya Shani Khawatir.

"Pasien sudah berhasil melewati masa kritis nya, untung kalian segera membawa pasien kesini, kalo telat sedikit saja saya tidak tahu keadaan pasien sekarang kaya apa"

Mendengar itu membuat Chiko dan Shani bernafas lega.

"Dok sebenarnya anak saya kenapa?" Tanya Shani, karena jika ia belum menerima penjelasan dari dokter hidup dia gaakan tenang.

Dokter yang mendapatkan pertanyaan itu membuat dokter bingung, apakah keluarga pasien tidak tahu jika pasien memiliki penyakit?.

"Kalian tidak tahu jika pasien memiliki penyakit kanker darah?, disini penyakit pasien sudah memasuki stadium 3" Jelas dokter membuat Shani dan Chiko lemas seketika.

"Cara menyembuhkan nya gimana dok?"

"Saya sarankan pasien untuk segera menjalan kan kemoterapi, jika pasien ingin cepat sembuh, pasien harus mendapatkan donor susum tulang belakang"

"Namun, mencari donor sumsum tulang belakang yang cocok tidak semuda mendapatkan donor darah. Tidak sembarangan orang yang bisa menjadi pendonor. Biasanya, orang yang memiliki kecocokan sumsum tulang belakang adalah anggota keluarga pasien sendiri. "

"Punya saya saja dok, saya siap mendonorkan sumsum tulang belakang saya" Ucap Chiko, jika menyangkut Chika Chiko siap melakukan apapun, termasuk nyawa sekalipun.

"kecocokan sumsum tulang akan lebih besar antara saudara kandung, ketimbang antara orangtua dan anak, perbandingan kesuksesannya adalah 25% antara saudara kandung dan kecocokan sumsum tulang antara orangtua dan anak hanya sekitar 0,5% persen saja."

Mendengar penjelasan dari dokter membuat Chiko prustasi, Chiko takut jika suatu saat nanti Chika akan meninggalkan dirinya di sini sendirian, Chiko takut Chika kalah dengan penyakitnya.

"Dok, saya ingin mengecek susum tulang saya, jika cocok saya akan mendonorkan untuk anak saya" Ujar Chiko.

"Apa anda serius, karena ini sangat beresiko untuk anda nanti?"

"Saya serius dok, kalo bisa sekarang saja"

"Baiklah, nanti saya akan mengabarkan pada anda, untuk sekarang saya akan menangani pasien yang lain dulu, jika kalian ingin menjenguk pasien silahkan, saya permisi"

Setelah kepergian dokter Shani mencekal tangan Chiko yang akan masuk kedalam ruangan Chika.

"Kenapa?" Tanya Chiko saat tangannya di pegang oleh Shani.

"Om, sebaiknya om jangan lakuin itu, kita cari cara lain untuk menyembuhkan dede"

Mendengar itu membuat Chiko menghela nafasnya.

"Caranya gimana shan?, saya ingin Chika sembuh saya ga mau Chika meninggalkan saya"

"Kita coba dengan cara kemoterapi, sekaligus mencari donor sumsum untuk dede, kalo seandainya sumsum tulang om cocok buat dede, dan om akan mendonorkan sumsum nya buat dede, terus gimana perasaan dede nanti saat dede sembuh?"

Step mother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang