•
•
•
Happy Reading..................
☘️
☘️
Sudah satu minggu dimana Chika dikeluarkan dari member JKT, karena kesalahan yang dia perbuat, seminggu ini sikap Chika sangat berubah 99%, dari yang manja pada sang daddy, sekarang menjadi kulkas 4 pintu, dia akan bicara seperlunya saja pada sang daddy.
Perubahan sang anak membuat Chiko merasa sakit pada hatinya, dia sudah melakukan beberapa cara agar sang anak tidak di hantui rasa bersalah yang di perbuat, dia sudah mengajak Chika liburan tapi tetap tidak ada hasil untuk mengembalikan keceriaan sang anak.
Selama itu Shani tidak pernah mengunjungi kediaman Chika, Chat Chika selama waktu dimana ia datang ke theater belum juga di balas, mungkin itu salah satu sebabnya Chika menjadi kulkas berjalan.
Angin malam berhembus menyapa lengan polosnya, ia menatap bintang yang paling bersinar di langit malam, matanya menatap bintang itu penuh kerinduan, tanpa sadar air matanya menetes.
"Mommy, mommy di atas sana lagi ngapain?, mommy kenapa ninggalin aku sama daddy berdua disini, mommy malah pergi sendirian"
"Apa mommy gamau punya anak kaya aku,? makanya mommy ninggalin aku saat aku baru pertama kali hadir, mommy sudah tidak ada pun, aku pasti mengecewakan mommy, karena aku udah boong sama daddy"
"Aku nakal mommy, aku udah mengecewakan banyak orang, termasuk mommy sama daddy" Lirihnya, dengan menatap bintang itu sendu.
Selama seminggu ini Chika merasa sangat bersalah karena sudah mengecewakan banyak orang, ia nyesel melakukan yang benar-benar di larang untuk berpacaran, coba saja kalo dia tidak memiliki perasaan pada laki-laki itu, mungkin ia masih bergabung dengan member lain, dan dia tidak mengecewakan para fans.
Angin malam mulai terasa dingin, kemudian Chika masuk kedalam kamar miliknya, setelah itu ia masuk kedalam kamar mandi untuk sikat gigi, dan membersihkan muka, sepuluh menit kemudian Chika keluar dari kamar mandi lalu ia berjalan keranjang kasur miliknya.
Tangannya mengambil handphone yang terletak di naskah samping kasur, lalu ia membuka aplikasi Twitter yang baru ia buat kemarin, selesai membuat aplikasi itu Chika menghela nafanya dalam, ternyata tubiran-tubiran itu masih ada, bahkan banyak.
Dari pada semakin stress lebih baik ia menutup ponsel itu, lalu ia taruh di meja, dan bersiap untuk tidur.
Di apartemen milik Shani, Shani melihat foto bersama Chika yang ada di handphone miliknya, Shani sangat rindu gadis manja itu, dia ingin menemui Chika, apakah kabar gadis itu baik-baik saja?, atau sebaliknya?. ah memikirkan itu membuat Shani stress.
"Mommy harap kamu baik-baik aja, kamu harus sehat terus, jangan sampai sakit, mommy rindu kamu de" gumamnya.
_______________________________
Pagi hari Shani sudah bersiap untuk ke theater, karena hari ini ada kegiatan, kemudian ia mengambil kunci mobil yang akan ia pakai.
Di perjalanan tidak begitu macet, makanya Shani sampai tepat waktu, Shani masuk ke theater, yang sudah terisi banyak member.
"Pagi ci Shani" Sapa Adel yang duduk di pintu masuk.
"Pagi juga adel"
"Udah sarapan ci?" Tanyanya
"Udah tadi, sebelum berangkat, kamu udah? "
"Aku juga udah ci"
Kepala Shani mengangguk kemudian "yaudah aku mau sama yang lain" Ucapnya lalu pergi.
"Ci Shani setelah gaada kak Chika agak berubah, eeh apa perasaan gw aja kali ya?" Gumamnya menatap punggung Shani yang sudah jauh.
Berbeda di kediaman rumah Chiko dan sang anak, sekarang bapak dan anak itu tengah sarapan pagi, sedari tadi mata Chiko tidak lepas dari pergerakan Chika, sungguh Chiko kangen dengan sikap menyebalkan putrinya itu.
"De" Panggilnya, yang di panggil hanya berdeham saja.
"Abis sarapan, kita jalan-jalan mau?"
"Ga, aku ada tugas" Jawabnya cuek.
Setelah makanan itu habis, Chika pergi menuju kamar, meninggalkan sang daddy sendiri di meja makan.
Chiko yang melihat itu menatap Chika sendu, harus pakai cara apa agar Chika kembali seperti dulu lagi?.
Chika mengambil buku tulis miliknya, Chika belajar secara online mulai saat ini, selamat dia masih menjadi member dia sekolah offline dia membagi waktunya untuk sekolah dan kegiatan jkt, tapi sekarang Chika memilih untuk daring, karena dia tidak mau ketemu lagi sama laki-laki itu.
Alvaro bersekolah yang sama dengan Chika, maka dari itu Chika memilih daring.
Chika selalu menyibukan diri agar tidak ingat dengan masalah yang sekarang, seharian penuh Chika pakai untuk belajar dan belajar, sampai dia lupa untuk makan.
Seperti saat ini Chika sudah 6 jam bersama buku-buku miliknya, dan sekarang dia bersiap-siap untuk daring yang akan di mulai dari jam 12 siang sampai 4 sore.
Selama daring kepala Chika sedikit sakit, tapi dia abaikan, dia fokus mendengarkan penjelasan guru Indonesia itu.
Akhirnya Chika selesai daring , dan dia sekarang berniat untuk mandi, selesai mandi dia kembali belajar lagi.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu terdengar tiga kali, tanpa berlama-lama segera Chika bukakan.
"Non, makan dulu, dari siang non belum makan" Ucap bi Eti pembantu rumah.
"Saya tidak lapar"
"Tapi non, muka non udah pucat banget, bibi takut non sakit kalo telat makan"
Mendengar itu membuat Chika berfikir sejenak, dia tidak mau merepotkan daddy nya lagi kalo dia sakit, lebih baik dia menuruti ucapan bibi tadi.
"Makanannya bawa ke kamar saya" Ucapnya lalu kembali berjalan ke meja belajar.
Bibi yang melihat majikannya seperti orang yang berbeda membuat bi Eti menatap majikanya sendu, dia kasihan pada majikannya itu, sudah satu minggu ini hidup nona mudanya tidak ada gairahnya, hal itu membuat bibi kasihan.
Kemudian bibi meninggalkan kamar majikannya untuk kedapur, buat menyiapkan makanan untuk nona cantiknya.
Kepala Chika terasa begitu pusing, tanpa sadar cairan mereh keluar dari hidung miliknya, dan cairan itu jatuh di buku, melihat itu dengan cepat Chika masuk kedalam kamar mandi.
Chika menatap cermin di depannya, dia liat hidungnya berdarah, kepala Chika mendongak keatas, agar darah itu berhenti keluar, kemudian ia membersihkan hidungnya dengan air.
"Kenapa bisa mimisan gini ya tuhan"
Chika memejamkan matanya, ketika merasakan sakit di kepalnya.
"Non, ini makan nya" Ucap bibi, mengetuk pintu kamar mandi.
"Taro di meja aja bi" Jawabnya.
Bibi pun, menaruh nasi itu di meja belajar Chika, setelah itu ia keluar dari kamar majikanya.
Merasa sakit kepala yang ia rasakan sudah berkurang, kemudian dia mengambil nafasnya dalam, lalu membasuh wajahnya yang terlihat pucat.
"Kenapa akhir-akhir ini sering mimisan?, apa gw terlalu banyak beban pikiran makannya sampai mimisan kaya gini? " Tanya nya pada diri sendiri.
Dari pada pusing memikirkan hal itu, lebih baik Chika keluar dari kamar mandi, lalu dia duduk di kursi belajar miliknya, kemudian ia mengambil nasi yang tadi bibi bawa untuk nya.
Selesai makan dia berniat untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak, agar bangun-bangun terasa lebih baik.
___________________________________
See you.
Sehat-sehat kaliann👋👋
