Shani Indira terbangun dari tidurnya. Sakitnya sembuh, mungkin gara-gara dipeluk Oniel. Shani lalu mengusap leher Oniel, cowok itu sudah berganti pakaian. Waktu menikah dulu, Oniel selalu ngalah dengan Shani. Bahkan dia rela tidur pake celana training panjang dan hoodie karena Shani Indira tidak tahan panas. Jadi suhu ruangan selalu diturunin sama Shani.
Kejadian lagi sekarang. Mungkin saat Shani tidur, Oniel berganti pakaian. Pastinya Shani Indira merasa gemas dengan pipi gembul cowok itu yang dibalut oleh tudung hoodie. Lucu kayak bayi.
Sekarang jam 6 pagi, Shani Indira bergegas mandi. Barang-barang dia masih ada di kamar Oniel. Lebih tepatnya kamar mereka berdua.
Selesai mandi, Shani bergegas menuju ke dapur. Entah mengapa dia sangat gugup, mungkin karena omongan masakan dia keasinan sudah kemana-mana.
Shani hanya memasak tempe dan ayam goreng, tidak lupa sayur bayam. Oniel memang suka sayur. Dia juga ngerasa bersalah karena selalu maksa Oniel makan ikan.
Saat asik memasak tiba-tiba pintu diketuk. Shani reflek mematikan kompor. Lalu dia berjalan pelan menuju pintu depan. Saat membuka pintu depan, betapa kagetnya dia saat melihat siapa yang datang. Itu Ariella. "Ngapain pagi-pagi datang," pikir Shani.
"Eh Ci Shani? Ngapain ke sini?" tanya Eril penuh selidik.
"Michie sakit. Aku nginep nemenin dia." Jawaban dari Shani membuat Eril bingung.
"Oh?" Nada bicara Eril seakan tidak percaya.
"Kalo kamu ga percaya tanya Oniel aja. Aku tidur di kamar Michie kok." Setelah bicara seperti itu, Shani membuka pintu lebar-lebar. Dia mempersilahkan Eril masuk ke rumah.
Eril lalu mendudukan dirinya di meja makan. Dia mulai menggelar makanan yang dia sudah masak. Menunya lengkap, ada sayur, ada daging, bahkan ada buah di sana. Shani Indira jadi insecure dibuatnya.
"Kamu ke sini ngapain?" Pandangan Shani Indira sudah tidak bersahabat.
"Mas Oniel kemarin minta dibikinin semur Ci. Harusnya sih siang, tapi aku ada acara," jawab Eril santai.
Tidak sadar aja sudah ada tanduk di kening Shani Indira.
"Mas?" gumam Shani Indira.
"Hah? Apa Ci?" Yang dia tidak tau Eril mendengar perkataan itu. Cewek itu hanya tersenyum dalam hati.
Shani Indira hanya diam. Eril hanya mengangkat bahunya. Keheningan pun terjadi. Sampai akhirnya ada teriakan dari atas.
"PAHHHH... MICHIE LAPER!!!" teriak Michie, bungsu Shani itu sambil berjalan menuruni tangga.
Sebelum sempat membuka mulutnya, Eril bertanya. "Michie udah sembuh?"
Hah. Kok sembuh. Perasaan dia ga sakit deh. Eh kok ada mamahnya di situ. Shani Indira hanya memberikan tatapan tajam.
Michie ngerti maksudnya. Jadi dia mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu pun duduk di sebelah Shani.
Karena teriakan Michie, Oniel terbangun. Matanya menelisik kamar ini. "Kayak ada yang aneh," batinnya.
Indera penciumannya menangkap wangi Shani Indira. Cowok itu pun terperanjat, buru-buru keluar kamar. Jangan sampe Shani ketemu Eril.
Saat membuka pintu kamar, betapa kagetnya dia sudah ada tiga wanita yang menatapnya. Oniel terdiam kaku.
"Sini Niel, sarapan." Suara Shani Indira seakan membawa kembali raganya ke realita.
Oniel menetralkan ekspresi sebelum berjalan ke arah meja makan. Setelah sampai dia memberikan senyum canggung ke arah dua wanita dewasa di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FanfictionKadang-kadang Zeeshel. Kadang-kadang juga kapal ghaib. Selamat datang!