Cynthia Yaputera mendorong kopernya dengan malas. Hari ini, papanya dan dia pindah ke rumah masa kecil papanya. Orang tua Cynthia sepakat untuk berpisah. Sebenarnya Cynthia ga sedih sih karena selama 8 tahun terakhir memang hubungan mereka sudah dingin.
Gadis itu akhirnya memasuki kamar milik ayahnya. Si gadis terkesima melihat poster-poster pemain bola juga idol korea kesukaan si ayah terpampang memenuhi dinding kamar.
Dia mendudukkan diri di single bed yang kelihatan comfy berbalut sprei putih. Selimut rumah sakit juga terpampang membuat heran. Papanya masuk, Cornelia, pria yang kehilangan jati dirinya.
"Gimana Cyn? Nyaman?" tanya papanya sambil tersenyum.
Cynthia mengangguk, lalu berjalan ke depan poster Red Velvet lalu berbicara,
"Papa suka Kpop?"
"Dulu, sebelum kamu lahir."
"Kenapa ga dilanjutin?" tanya Cynthia.
"Kenapa harus?" Cynthia memicingkan matanya. Oniel terkekeh, mengacak pelan poni sang anak.
"Ih! Kan aku pengen lihat masa jaya papa," rajuk Cynthia sambil duduk di ranjang.
"Kok gitu? Nanti kamu kaget," ucap Oniel.
"Aku penasaran aja gimana mamah sama papa bisa ketemu?"
"Why don't you ask her?"
"Ga pernah dijawab."
"Ya karena ga penting," ucap Oniel, entah kenapa Cynthia tertohok.
"Biarkan mamah dan papah menyimpan masa lalu kami. Maaf ya, Cyn."
Cynthia mengangguk mengerti, setelah ngomong gitu Oniel mengacak pelan rambut si anak lalu keluar.
Cynthia Yaputera masih duduk terdiam, matanya menyisir kamar. Dia dapat merasakan seperti this room once alive in the past.
Dia mulai menelisik ke rak paling pojok yang berisi kardus-kardus. Kemudian dia berdiri, menatap kardus di bagian belakang. Matanya memicing, kardusnya sepertibtidak kelihatan. Apa mungkin disembunyikan?
Jadinya dia mengambil kardus di depannya, lalu menaruh di bawah. Dia pandangi kardus tadi yang mencurigakan. Cynthia terkekeh saat membaca tulisan, "Jangan dibuka, dapat membuka kenangan."
Dia ambil kardus itu, membawanya ke depan ranjang, lalu diletakkan. Gadis itu membersihkan debu-debu yang bersarang.
Gadis itu mengambil satu barang, tepatnya album foto. Dia buka album itu, matanya membelalak. That is her parents.
"Shit, lucu banget." Cynthia terkekeh. Dia lihat Oniel berambut gondrong sebahu.
"Astaghfirullah, mamah pake crop top." Cynthia menggelengkan kepalanya.
Asal tau aja. Shani Indira sekarang becomes strict parents gitu. Takut, soalnya anak-anak sekarang gila.
Dia letakkan kembali album foto itu, lalu mengambil flashdisk. Dia berjalan ke arah meja belajar, dia colokkan flashdisk itu ke laptopnya.
Folder demi folder dia jelajahi, ternyata berisi video ayahnya. Matanya menangkap sebuah file yang kayaknya lucu, "Oniel nembak Shani." Judulnya.
***
Cynthia membuka video itu, wajah laki-laki kurus terpampang. Doi berceloteh, "Hari ini Oniel mau nembak!"
"Huuuu!!!" Teriakan-teriakan bersahutan di belakang, kamera diputar dan dapat terlihat muka Oniel udah panik.
"La anjing! Gue mau nembak bukan mau lamaran!" kilah Oniel.
Olla terkekeh, sambil berbicara lagi, "Kita beli petasan betawi guys!" Dia tunjukkan petasan yang digantung itu.
"Diterima atau ditolak itu petasan tetep nyala ya? Setuju?" Olla berteriak.
"Setuju!!!" Satu kelas kompak menjawab.
"Anjing!" Oniel berteriak.
Karena udah janjian sama Shani, terpaksa Oniel beserta rombongan maranin kelas Shani.
"Assalamu'alaikum! Izinkan teman saya Oniel berbicara!" Olla berteriak dari depan kelas Shani.
Semuanya bengong, sujelaz, kelas Shani adalah kelas unggulan. Mana ngerti dengan begini-begini.
"Shan, cepet aja ya. Kita udah lama deket. Mau ga kamu jadi pacarku?"
"Sujelaz," Shani tersenyum.
Oniel lalu menengok ke kiri, petasan itunsudah digantung di koridor. Sebelum keberisikan, Oniel langsung ngacir pergi.
"Oniel!" Shani berteriak.
Suara-suara petasan memenuhi satu sekolah. Teman kelas Oniel lari tunggang-langgang.
***
Tapi yang paling penasaran adalah file, "Hi Kids this is your mon and dad."
Cynthia menyadari perubahan dari video ini. Orang tuanya tampak lebih dewasa.
"Hi kids! Aku harap kamu lahir dari perut Shani. Aku juga berharap kamu jadi orang baik, kuat, juga cantik."
"Pastilah, ibunya aku," sahut Shani.
"Kalo kita pisah gimana ya Shan?" tanya Oniel.
Shani mengeplak kepala Oniel, "Ga bakal lah!"
"Hi kids! Jangan dengerin bapakmu! Aku tau kamu bakal jadi orang yang cantik, humoris, juga cantik. Aku harap kamu nonton video ini dan menyadari betapa romantisnya kita berdua. Mungkin, di masa depan kita akan berubah. Tapi yang harus kamu tau. Kami sayang kamu."
"Siapa Shan?"
"Cynthia, Cynthia namanya."
***
Air mata turun dari pelupuk mata Shani, ah dia jadi kangen ibunya.
***
End
Kenapa gue lebih suka shaniel daripada ondah... Soalnya Shaniel melids banget

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FanfictionKadang-kadang Zeeshel. Kadang-kadang juga kapal ghaib. Selamat datang!