Namaku Azizi, panggil aja Zee. Cepet aja ya. Aku lagi keinget sesuatu. Soalnya hari ini lagi lumayan hectic. Biasa pekerjaan. Di sela-sela kelelahan aku saat ini. Aku jadi ingat waktu dulu.
Aku sebenernya bukan cewek biasa-biasa aja. Aku selalu mikir kalo semua bisa aku lakuin sendiri. Sampai akhirnya, aku sadar aku suka sama seseorang.
Namanya Abdul Adzana Shaliha. Kenapa Shaliha ga Shalih? Itu masih jadi misteri. Keliatan kok dari kelakuannya. Cowok itu raja gosip dan gimik. Tapi, ngeliat keanehan dia bikin aku suka, bikin aku terbayang lesung pipinya itu.
Aku ingat waktu itu dia dan satu gengnya pake jaket jeans dengan bendera siluet motor Scoopy warna pink tapi kebalik. Scoopy pink itu motornya si Adzan. Emang ga cocok jadi Dilan itu. Apalagi foto scoopy pink-nya lagi nyender di bengkel viral di menfess sekolah. Emang Adzan seaneh itu.
Katanya sih, Adzan dan gengnya yang bernama Bedul itu habis nonton film Ancika yang baru tayang. Pantesan tiba-tiba mendadak jadi Dilan. Mana ada Dilan minum nutrisari blewah tiap hari. Bahkan bio akun instagram geng itu tiba-tiba tertulis bahwa Adzan Panglima Bedul. Orang jadiin nama depan dia buat jadi geng aja aneh. Ini ditambah begitu, aku ketawa aja.
Kok aku tau? Ya tau lah. Aku selalu mendengar informasi tentang dia. Habisnya gimana? Meskipun aku terkenal, kayaknya dia ga pernah notice aku.
"Zee, si Adzan lagi suka cewek rambut pendek tuh," ucap Chika, temanku.
"Mending lo potong rambut, lawan gimiknya dia." Chika menambah omongannya dengan semangat.
Aku hanya ketawa, membayangkan dia kaget liat penampilan baruku. "Pulang sekolah ke salon ah," batinku matang.
Pulangnya aku ke salon, membawa foto pemeran Ancika, lalu menunjukkannya. Rambut panjangku pun dipotong.
Saat sampai ke rumah, semua orang kaget melihat ku. Aku mematut diri di depan cermin di ruang tamu. Cantik ah. Cocok aja tuh. Aku pergi ke kamar, merebahkan diri, sambil berselancar di Instagram sampai akhirnya ada dm yang masuk. Ternyata Chika mengirimkan sebuah post yang ternyata Adzan itu lagi cosplay Dilan. Lucu banget lagi. Ah aku jadi ga sabar besok.
***
Besoknya aku disuruh membawa buku oleh guruku ke ruang guru. Saat berbelok, aku menabrak seseorang.
"Astaghfirullahalazim," ucap cowok itu sambil membantuku membereskan buku yang berserakan.
"Maaf ya, maaf..." Aku masih sibuk membereskan buku.
Saat aku berdiri, ternyata itu Adzan. Baru kali ini aku sedekat dia. Dia mengangkat alisnya.
"Halo? Halo? Ada orang di sini?" Dia melambaikan tangannya di depan wajahku.
Aku menerjapkan mata. Lalu menepis tangan dia.
"Galak amat," ucapnya.
"Biarin," ketusku.
"Namanya siapa?"
"Azizi."
"Kelas?"
"12 IPS 5."
"Pantesan-"
"Pantesan apa?" Aku memotong omongan dia.
"Pantesan cantik."
Pipiku memerah. Ah dasar aku. Baru digituin dia aja langsung luluh.
"Perasaan rambut kamu panjang."
"Terserah saya dong, rambut-rambut saya." Ternyata cowok itu ngeselin.
"Mau dibantuin ga?" tawarnya.
"Boleh."
Kami berdua pun berjalan beriringan ke ruang guru. Setelah menaruh buku di meja guru. Kami berdua keluar. Lalu dia bicara, "Kamu FOMO Ancika ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FanfictionKadang-kadang Zeeshel. Kadang-kadang juga kapal ghaib. Selamat datang!