First Lady

1K 72 3
                                    

Azizi Asadel, siapa kira politisi ugal-ugalan itu bisa terpilih menjadi presiden. Di usianya yang baru menginjak umur 38 tahun, Azizi terpilih menjadi presiden. Semua orang kaget, Azizi sendiri pun tidak menaruh ekspetasi apapun tentang pilpres tahun ini.

Kendalanya adalah Azizi tidak punya istri. Masa iya tidak ada ibu negara? Seniornya di partai memperingati Azizi untuk membawa pasangan pada upacara peringatan hari kemerdekaan tahun depan.

Azizi yang kepalang bingung mulai membuka buku tahunan SMA-nya. Dengan sumber daya yang dimiliki, dia mulai mencari satu-satu teman SMA-nya.

Ada tiga nama, Yessica Tamara, Adzana Shaliha, dan Febriola Sinambela. Nama terakhir yang disebut itu sebenernya iseng-iseng aja. Kayaknya lucu kalo punya ibu negara cegil.

Dengan bantuan ajudannya, Azizi mulai mencari tiga cewek itu. Wah, ternyata yang single cuma Febriola alias Olla. Yaudah deh, Azizi langsung mencari nama Febriola Sinambela di google.

Yang keluar adalah berita dia rusuh di pengadilan. Yak, Olla sekarang menjadi pengacara yang cukup kondang. Azizi heran kok dia ga pernah ketemu dengan yang bersangkutan.

Azizi pun memerintahkan ajudannya untuk mencari nomor telepon Olla. Cowok itu menunggu tiga hari sebelum ajudan member nomor telepon pribadi Olla.

"Halo..." Suara Azizi dibuat pelan.

"Iya? Siapa ya?" jawab Febriola ketus, iya lah sekarang jam 12 malem.

"Azizi, La. Azizi Asadel." singkat Azizi.

"Hah?" pekik Olla.

"Kamu bisa ke istana ga besok?" tanya Azizi tanpa basa-basi.

"Ngapain?" Febriola sekarang sudah duduk di ranjangnya. Kantuknya hilang.

"Ada yang mau saya omongin," ucap Azizi pelan, memberi pengertian.

"Saya tidak tertarik dengan politik," balas Febriola. Azizi hanya terkekeh.

"Ini ga ada hubungannya dengan politik. Udah ya, besok kamu bakalan dijemput, aku matiin." Sebelum menerima penolakan Azizi mematikan teleponnya.


***


Keesokan harinya Olla bangun pagi-pagi, mulai membersihkan diri, make up. Ajudannya Azizi bilang dia harus tidak ketahuan. Jadi dia akan bareng rombongan jenderal yang akan rapat di istana.

"Masuk Bu Olla," ucap ajudan Azizi sambil membuka pintu Camry.

Mobil pun berjalan, di tengah perjalanan benar saja tiba-tiba dia di keliling mobil hijau tua. Febriola yang mulai penasaran pun bertanya ke ajudan Azizi.

"Ada apa sih?" tanya Olla penasaran.

"Saya juga ga tau bu. Tiba-tiba bapak nyuruh saya nyari kontak ibu," jujur ajudan Azizi.

Setelah sampai, Olla dibiarkan menunggu di ruang santai istana sampai Azizi selesai rapat. Olla yang udah geram terus bertanya pada ajudan Azizi.

Tiba-tiba pintu terbuka. Azizi berjalan di temani seseorang langsung melempar berkas ke meja yang ada di ruangan itu.

"Ngapain begini?" ucap Azizi sambil melihat berkas itu.

"Kok bisa ada di tangan lo?" tanya Olla sambil membuka berkas satu per satu.

"Udah gue beresin, lo ga bakal ditangkep," jawab Azizi tanpa memberikan penjelasan.

"Terus?" Olla menatap Azizi.

Cowok itu tiba-tiba tersenyum. Perasaan Olla ga enak.

"Jadi ibu negara ya?" Sebenernya Azizi ga gombal. Namun, sudah ada semu merah di pipi Olla.

"Hah?" pekik Olla mengagetkan seluruh orang di ruang itu.

"Ga!" Tolak Olla sedikit berteriak.

"Tolong lah," mohon Azizi..

"Gue harus nikah sama lo gitu?" cibir Olla.

"Sebenernya gue ayo-ayo aja. Tapi kita coba dulu lah," pinta Azizi.

"Ayo La, besok ada KTT jir," tambah Azizi.

"Gimana ya?" pikir Olla.

"Please..." Mohon Azizi.

"Yaudah," jawab Olla.

Azizi pun tersenyum. Lalu dia menyuruh Olla pulang.

"Besok jam 9 harus siap pake kebaya. Pokoknya kayak ibu pejabat." perintah Azizi sambil tersenyum. Olla hanya memutar bola matanya malas. Saat dia jalan menuju mobil, tanpa sadar dia tersenyum lebar.

***
Tbc

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang