Kesempatan Kedua

939 59 1
                                    

Hubungan Adzanaka Shalih dan Azizi Asadel sudah memasuki umur 9 tahun. Keduanya kenal sejak zaman SMA. Sebenernya mereka berdua pernah jadi pasangan yang paling sweet sedunia.

Namun semua berubah saat Azizi mulai terkenal. Ya itu emang risiko yang harus ditanggung Ashel karena dia menikahi artis yang lagi naik daun.

Semua bisa berjalan karena kompromi. Ashel selalu berkompromi dengan kesibukan Azizi. Bahkan, saat dirinya ingin mempunyai anak dia bilang dulu ke Azizi supaya pekerjaannya tidak terganggu.

Akhirnya ada saat yang tepat, Azizi akhirnya hamil dan melahirkan anak perempuan yang bernama Gendis.

Setelah itu, Azizi makin sibuk dengan dunia keartisannya. Gendis mempunyai ibu tapi nggak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Mamah besok ikut anterin Gendis kan?" Anak berusia empat tahun itu berbicara dengan suara pelan.

"Mamah besok ada jadwal syuting," ucap Azizi sambil meninggalkan Gendis sendirian di ruang televisi. Dia capek, mau tidur.

"Gendis udah tidur?" tanya Ashel.

"Belum. Aku ngantuk," jawab Azizi sambil merebahkan badannya di samping Ashel.

Tanpa mengucap satu kata pun. Ashel keluar dari kamar, menghampiri Gendis di ruang televisi. Saat sampai anak perempuannya sedang menangis.

"Kenapa?" bisik Ashel.

"Aku mau dianterin mamah ke sekolah," ujar anak kecil itu. Ashel dipeluknya.

"Mamah sibuk. Ngertiin ya?" ujar Ashel sambil mengusap surai panjang anaknya.

"Tapi pah..." Sebelum Gendis menjawab Ashel sudah berbicara lagi.

"Pasti kamu bakal dianterin," kata Ashel lagi.

"Sekarang mending kamu tidur. Udah malem," perintah Ashel. Gendis hanya mengangguk lalu beranjak menuju kamarnya.

Setelah Gendis hilang dari pandangannya Ashel hanya terduduk. Matanya menerawang. Pikirannya berkecamuk. Ashel memutuskan untuk pergi ke kamar. Di sana terlihat Azizi masih belum tidur.

"Kamu ga bisa apa kosongin jadwal sebentar aja?" tanya Ashel.

"Buat apa?" balas Azizi.

"Buat nganterin Gendis ke sekolah," singkat Ashel.

"Aku bener-bener ga bisa, Shel," ujar Azizi.

"Oh," balas Ashel. Dia tidak ingin bicara lagi. Hari ini dirinya sudah cukup kesal.

***

Saat sarapan di meja makan tidak perbincangan pagi itu. Gendis yang lesu, Ashel juga seperti memikirkan sesuatu. Azizi yang merasa aneh mengerutkan dahinya.

"Kalian kenapa?" tanya Azizi.

"Gapaapa." Keduanya kompak menjawab. Ashel dan Gendis seperti ditarik ke realita.

"Oh," singkat Azizi.

Setelah sarapan selesai, Gendis mencium tangan ibunya. Ashel juga langsung berjalan keluar tanpa berbicara.


Di mobil mereka berdua hanya terdiam. Bapak anak itu tidak punya topik obrolan. Sampai suara telepon menyadarkan si bapak lagi.

"Shel! Azizi Shel... Azizi..." Suara Olla berteriak memekakan telinga Ashel.

"Kenapa?"

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang