Oniel patah kaki. Kemaren dia habis jatuh dari motor. Lagian siapa suruh berantem sama Shani Indira malem-malem. Jadinya emosi, meleng, eh terkapar di jalanan kompleknya. Padahal 200 meter lagi rumahnya. Jadinya komplek rumah Oniel rame malem-malem, mengangkat seonggok Oniel yang udah nangis manggil-manggil bundanya ke rumah sakit, cuih anak mami. Padahal dia manggil bundanya karena lagi berantem aja tuh sama Shani.
Dua hari Oniel menghilang, Shani Indira mulai mencari di mana gerangan sang Oniel berada. Kepo-kepo dia nanya ke pacar temannya.
"Oniel kemana Zee? Olla ga ngasih tau dia di mana? Dia sakit ya?" tanya Shani bertubi-tubi.
Azizi hanya menjawab dengan gelengan, "Olla juga gatau kak," jawabnya.
Shani Indira hanya diam, ngomong sama Zee ga ada gunanya. Jadinya dia dengan keselonan karena sayang banget sama Oniel, nanya ke wali kelasnya.
Kaki Shani melangkah ke arah ruang guru. Setelah mengetuk pintu matanya mencari di mana wali kelas Oniel. Setelah menemukan keberadaannya, Shani melangkah ke meja Bu Kinal, wali kelas Oniel.
"Permisi bu, maaf, tau kabar Oniel ga?" tanya Shani ke Bu Kinal.
"Loh? Kamu kan pacarnya? Kamu gatau Oniel jatuh dari motor? Kemarin kan operasinya, mungkin besok masuk," terang Bu Kinal.
Shani Indira makin nganga denger ocehan Bu Kinal. Setelah berpamitan Shani Indira melangkahkan kaki ke kelasnya. "Hari ini harus ke rumah Oniel," Pikirnya dalam hati.
Sementara itu, cowok bernama Oniel-Oniel itu sedang kelojotan karena bius di kakinya sudah hilang. Teriak-teriak manja gitu kayak orang mau mati. Bundanya udah geleng-geleng, udah males ngadepin manjanya Oniel.
"Shani mana sih?" tanya Bunda Oniel.
"Ngga usah sebut nama dia deh," Setelah ngomong gitu Oniel ngerengek lagi.
"Adoohh sakittttt," teriak Oniel.
"Apa jangan-jangan pas malem kamu jatoh, kamu habis berantem sama Shani Indira ya?" tanya bundanya dengan muka selidik.
Oniel hanya diam. Lah dia diam bikin bundanya tau lah.
"Kok diem? Beneran ya?" tanya bundanya lagi.
"Hehe," Oniel hanya ketawa. Bundanya hanya mengangguk malas.
"Halah, dulu waktu sok-sok mutusin Shani aja nangis 6 jam sampe harus tidur bertiga sama ayah bunda kayak anak kecil. Sekarang berantem, jatoh. Kamu emang ga bisa lepas sama Shani Indira," Bundanya mengelus kepala Oniel.
"Tapi aku mau bebas bun, males diatur-atur sama dia," elak Oniel.
Habisnya bundanya ga tau kalo Oniel nongkrong dikit aja langsung disamperin tongkrongannya, digiring pulang kayak Satpol PP nangkepin gembel. Kan Oniel jadi malu depan teman tongkrongannya.
"Ya namanya juga pacar, mau ngejaga cowoknya, bersyukur," Bundanya selalu positif deh sama Shani Indira.
Saat sedang asik mengobrol, telepon bunda Oniel berdering. Saat dilihat, ternyata Shani Indira nelpon.
"Halo Shan?"
"Halo tan,"
"Onielnya belum pulang tan?"
"Sore ini,"
"Boleh tau rumah sakitnya di mana ga?"
"Sebentar ya,"
Bunda Oniel menatap Oniel seakan bertanya ini dikasih tau ga. Oniel hanya menggeleng menolak dikunjungi Shani.
"Maaf Shani, Onielnya ga mau ketemu," Saat bundanya ngomong gitu, Oniel hanya melotot. "Ga ada alesan lain apa?" pikirnya.
"Aku tunggu di rumah aja apa tan? Aku udah di dalem, lagi main sama Ella sih,"
ucap Shani Indira."Boleeh," ucap bunda Oniel.
"Yauudahh," jawab Shani.
Telepon pun mati. Oniel hanya bengong aja. Kemudian dokter datang. Eh ternyata boleh pulang. Oniel dengan kursi roda berjalan pulang. Sesampainya di rumah. Oniel kaget, loh kok ada bidadari menyambutnya.
"Niel? Kangen...." Shani Indira memeluk Oniel.
Bundanya hanya senyum-senyum aja. "Dasar Lovebird," pikirnya.
Oniel membalas pelukannya. Hangat banget, dia rindu juga sih sama Shani Indira. Setelah mencurahkan kerinduannya, Oniel baru ingat, "lah kan gue lagi ribut," Habis itu pelukannya dilepas secara paksa. Oniel yang tadinya senyum-senyum sekarang masang ekspresi muka datar kayak MC anime.
Bundanya pun mendorong kursi roda Oniel ke dalam rumah. Di dalam rumahnya sudah ada seonggok Ella dengan kue yang katanya dibeliin Shani.
"Mas Oniel mau?" tawar Ella.
"Makan deh," suruh Oniel.
Shani Indira hanya terdiam saat Oniel ga mau makan kue kesukaannya.
"Niel? Lusa jadi nginep di rumah Flora?" tanya Bundanya.
"Jadilah, aku pake tongkat aja," ucap Oniel.
"Ga boleh, kamu masih sakit." ucap Shani Indira seraya berjalan ke depan kursi roda Oniel, mengelus tangannya.
Ini sih bundanya mancing-mancing Shani buat ngelarang. Udah tau Oniel cara mainnya.
"Please Shani, sekali aja," mohon Oniel.
"Aku bilang ga boleh, ya ga boleh," Waduh. Gimana nih paustad? Kalo udah kayak gini omongan Shani Indira sudah tidak bisa diganggu gugat.
Namun, di pikiran jahanam cowok bernama Oniel. Sudah terpikir rencana-rencana liar untuk kabur pada hari sabtu pagi, karena Shani Indira pasti tongkrongin rumahnya dari jam 7 pagi. Insya Allah, rencana ini berhasil. Demi Oniel bebas sehari dari Shani Indira.
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FanfictionKadang-kadang Zeeshel. Kadang-kadang juga kapal ghaib. Selamat datang!