Hari ini Oniel akan pergi ke pernikahan seseorang. Oniel menjemput wanitanya, Indah. Pertemuan mereka terbilang unik. Indah satu sekolah dengan Oniel, pastinya wanita itu menyaksikan keuwuan Oniel dengan Shani Indira. Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk mendapatkan Oniel. Setiap malam Indah selalu merapalkan doa, berharap Oniel bahagia dengan pilihannya.
Banyak yang bilang Oniel akan menikah dan bahagia dengan Shani Indira. Seluruh teman SMA-nya bilang begitu, bahkan keluarganya juga.
Namun mungkin Shani Indira bukanlah takdir Oniel. Mereka berpisah satu tahun yang lalu. Shani yang memutuskan. Tidak ada yang salah di sini, mereka hanya berbeda visi.
Lalu Indah datang ke hidupnya, membawa harapan. Indah bukan Shani Indira yang sempurna. Oniel jadiblebih nyaman untuk menyampaikan keluh kesah.
"Dah siap Niel?" tanya Indah. Malam ini dia memakai gaun yang sederhana, tapi tetap terlihat cantik.
"Udah," singkat Oniel. Cewek itu paham Oniel masih belum bisa move on dari Shani Indira.
"Yaudah yuk." Kemudian Oniel melajukan mobilnya, hari ini Oniel menyetel lagu-lagunya dengan Shani Indira.
Lagu Betapa Ku Cinta Padamu-nya Siti Nurhaliza terputar. Indah yang tau tentang lagu ini hanya bisa menggenggam tangan Oniel, menguatkan hati laki-laki itu dengan cinta sederhananya.
Tidak ada omongan di sini, bahkan saat sampai Oniel hanya diam membuka pintu mobil, lalu turun untuk membukakan Indah pintu. Mereka berdua berjalan bergandengan.
Mereka masuk, seluruh keramaian di gedung ini mendadak hening di kuping Oniel. Shani Indira terlihat sempurna dengan gaun putih. Pandangan Oniel terpaku, harusnya dia ada di situ, bukan di sini dengan senyuman palsu.
Matanya menyapu gedung itu, terlihat Feni, teman Shani Indira mengangkat tangannya seperti memberi semangat. Oniel hanya bisa tersenyum masam.
"Sekarang sama Indah Niel?" Feni berjalan ceria menyalami mereka berdua.
"Iya nih kak," jawab Oniel.
Indah hanya tersenyum, merasa keberadaannya adalah kesalahan.
"Kami salaman sama mempelai dulu ya Kak Feni," ucap Oniel lalu berjalan mengantre salaman.
Saat mengantre, genggaman tangan Oniel menguat, peluh membasahi wajahnya.
"Kamu harus kuat." Indah memberikan semangat.
Oniel hanya mengangguk. Saat tiba giliran mereka. Oniel menyalami kedua orang tua dari Shani Indira. Mamah Shani langsung memeluk Oniel, menepuk-nepuk punggungnya sambil berkata, "Maafin Mamah ya Niel."
Oniel lagi-lagi hanya tersenyum sambil mengangguk. Lalu tiba saatnya dia salaman dengan suami Shani Indira, tidak ada kata-kata yang terucap hanya gumaman terima kasih.
Saat di depan Shani Indira, Oniel tiba-tiba mematung, lidahnya kelu, tangannya kaku, kakinya bagai terpaku. Dia hanya mengulurkan tangannya, disambut dengan tangan Shani Indira. Kesadaran Oniel ada lagi saat Indah menepuk pundaknya.
Lalu Shani Indira bicara ke Indah, "Jaga Oniel ya."
Indah pun tersenyum. Ketakutannya sirna. Toh, Shani Indira juga sudah bahagia.
Oniel makan tanpa bernafsu, "Langsung pulang yuk," ajak Oniel.
"Yuk."
Di mobil Indah sudah tidak tahan dia berbicara, "Kalau kamu masih sayang sama Shani Indira, kenapa kita harus pacaran Niel?"
"Maaf." Hanya kata itu yang bisa diucapkan Oniel.
"Shani Indira bukan takdirku," tambah Oniel.
"Tau dari mana?" tanya Indah.
"Hatiku tenang karena apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang menjadi takdirku tidak akan pernah melewatkanku," jelas Oniel panjang lebar.
"Jadi?"
"Mari berbahagia bersama," ucap Oniel.
****
End

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek
FanfictionKadang-kadang Zeeshel. Kadang-kadang juga kapal ghaib. Selamat datang!