Pengantin Baru: Bingung, Canggung, dan Sekilas tentang Mereka Berdua (Greniel)

985 86 6
                                    

Gracia, Cynthia, dan Oniel pulang ke rumah setelah acara pernikahan mereka selesai. Di dalam mobil sudah penuh barang-barang Gracia karena Oniel males banget kerja dua kali buat pindahin barang Gracia lagi. Tidak ada pembicaraan pada mobil itu. Semuanya lelah.

Setelah sampai, Oniel dan Cynthia mulai mengeluarkan koper Gracia dari bagasi. Gracia yang masih ribet dengan gaunnya hanya melihat.

"Ngapain?" tanya Oniel. Heran dengan keberadaan Gracia di sini.

"Kamu mending hapus make up terus mandi. Biar nanti pas kelar ga nunggu kamu mandi." Sebelum Gracia menjawab Oniel sudah berkata lagi.

Shania Gracia hanya mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam rumah tanpa suara. Dia bisa melihat perubahan sekejap rumah ini. Foto-foto Shani sudah tidak ada, mungkin sudah disimpan. Dia merasa dihargai sekarang.

Gracia masuk ke dalam kamar Oniel. Mulai menanggalkan gaunnya. Sambil mulai menghapus riasan, Gracia mematut di cermin. Tattoo-tattoo kecil yang memenuhi lengan dan dadanya seakan membawanya ke masa lalu, masa kelam dirinya.

Gracia datang dengan penuh luka ke rumah Shani Indira, minta diselamatkan. Setelah kecanduan narkoba, sekarang dia diusir. Luka-lukanya didapat karena perlakuan ayahnya.

Oniel yang membuka pintu, pada saat itu Gracia hanya berkata, "Ci Shani ada?".

"Ada. Kamu siapa ya?" tanya Oniel mawas.

"Bilang saya Shania Gracia." jawab Gracia lemas. Sembari menunggu Shani, cewek itu duduk di lantai dingin teras Shani.

"Gracia? Kamu kenapa?" tanya Shani terkejut melihat kondisi Gracia.

"Ci... Aku izin nginep ya?" Gracia berbicara dengan suara bergetar.

Air mata sudah keluar dari pelupuk mata Shani. Dia rengkuh tubuh lemah Gracia.

"Kamu harus berhenti make ya Ge? Aku maksa." ucap Shani Indira sambil memegang pipi Gracia.

Anggukan Gracia menjadi awal mula hidup barunya, kesempatan keduanya.


***

Tanpa sadar sekarang Gracia sudah menangis. Tangannya langsung menghapus air mata dari wajahnya.

Cklek.

Pintu kamar pun terbuka. Itu Oniel.

"Astaghfirullah," ucap Oniel sambil buru-buru menutup pintu.

"Belum mandi? Kok nangis?" tanya Oniel perhatian.

"Maaf Niel, aku mandi sekarang." Gracia pun pergi menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian. Dia langsung keluar, menghampiri Oniel.

"Mandi Niel," ucap Gracia.

Oniel yang sudah setengah sadar lalu bergegas mandi. Gracia yang gatau mau ngapain hanya duduk di ranjang sambil memainkan handphonenya.

Tanpa sadar, ia tertidur. Oniel yang sudah selesai mandi menghampiri Gracia, memandangi wajah tidurnya. Oniel sedikit terpesona. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Oniel menyelimuti tubuh Gracia.

Oniel yang masih belum terbiasa memilih naik ke atas untuk tidur di kamar Cynthia. Dia buka pintu kamar Cynthia. Ternyata anaknya belum tidur.

"Lagi ngapain?" tanya Oniel sambil duduk di samping Cynthia.

"Sini pah, nonton horror." Ciput antusias.

"Boleh deh. Sekalian papah mau tidur di sini," ucap Oniel.

"Kok?" gumam Ciput.

"Belum terbiasa," jawab Oniel sambil mengacak pelan rambut anaknya.

***


Shania Gracia terbangun di tengah malam. Dia tidak menemukan Oniel di sampingnya. Tiba-tiba dia merasa kehausan. Lalu, Bergegaslah dia ke dapur untuk mengambil minum. Dia merasa curiga, karena ada bekas panci kotor di tempat cuci piring. "Siapa yang masak malam-malam?" ucapnya dalam hati.

Cewek itu bergegas menuju ke kamar Cynthia untuk melihat apakah ada Oniel di sana.

Sementara itu, di kamar Cynthia, bapak anak itu sedang ketakutan sendiri karena menonton film horror. Oniel yang selalu menutupi mukanya dengan tangan kaget saat pintu terbuka.

"Anjing-" "Goblok-" Kedua bapak anak itu  loncat.

"Tante Gre ngagetin aja!" histeris Cynthia.

Oniel hanya memegang dadanya. Dia benar-benar takut.

"Pada nonton apa sih?" tanya Gracia sambil duduk di samping Ciput.

"Horror tan, sini nonton bareng," ajak Cynthia.

Oniel yang sudah nyerah memilih merebahkan badannya. Cowok itu pun ketiduran.

"Papah cupu," Cynthia mencoba membangunkan ayahnya tapi ditahan oleh Gracia.

"Kasian dia, capek," ucap Gracia.

Mereka berdua pun lanjut menonton. Gracia tidak mendengarkan suara Ciput lagi. Ternyata gadis itu tertidur juga. Gracia lalu menidurkan Ciput di samping ayahnya. Sebelum ikut tidur, dia membersihkan bekas-bekas makanan di kamar Ciput, lalu ikut tidur di samping anak sambungnya. Ah, Gracia sudah mulai menikmati peran sebagai ibu.

***
Tbc

Habis ini konflik ygy

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang